Mbojo yang lebih dikenal dengan Bima sekarang, memiliki sejarah yang sangat panjang dan penuh dengan misteri. Secara urutan Bima dapat terbagi dalam beberapa zaman atau masa.
1. Zaman Naka
Diantara beberapa ilmuan juga sejarawan lokal Mbojo tidak mengetahui secara detail kapan zaman naka ini berlangsung, hal ini masuk akal karena zaman naka sendiri merupakan zaman dimana masyarakat masih hidup berpindah-pindah, belum bercocok tanam, belum mengenal tulisan dan belum ada peradaban. Zaman ini lebih kita kenal dengan zaman Prasejarah.
2. Zaman Ncuhi
Zaman Ncuhi merupakan
kelanjutan dari zaman naka dengan benyak perkembangan yaitu telah mengenal
peradaban, bercocok tanam, tidak berpindah-pindah juga telah terbentuknya
pemerintahan, akan tetapi pemerintahn pada zaman zcuhi tidaklah seperti
pemerintahn sekarang..
Zaman Ncuhi merupakan awal masyarakat Mbojo meniti sejarah yang indah, hal ini
terbukti dalam kebijaksanaan para pemimpin kelompok masyarakat yang selalu
menjunjung tinggi nilai-nilai kebersamaan dan dan mendahulukan permusyawaratan.
Tinta emas yang digoreskan oleh para ncuhi ini, menjadikan Suku Mbojo sebagai
manusia yang dihargai oleh dunia karena kabaikan dan ketaatannya kepada agama
ketika zaman keislaman/kesultanan.
Pada zaman ncuhi juga pemerintahan pertama Bima terbentuk yaitu ketika Sang
Bima (salah satu putra dari Raja Jawa Timur) mengembara ke Dana Mbojo dan
memprolamirkan Mbojo sebagai Bima (dari nama baliaulah Bima itu diambil). Pada
zaman ncuhi, masyarakat suku mbojo terbangun atas kepercayaan budaya (Agama
budaya) yaitu Makamba dan Makimbi/animise dan dinamisme. Keparcayaan ini
terbangun secara alami dalam kehidupan masyarakatyang belum mengenal agama
samawi. Begitu juga pemerintahan dibangun atas kepercayaan budaya atau adat
masyarakat.
3. Zaman Kerajaan
Zaman kerajaan ini merupakan
kelanjutan dari zaman Ncuhi yang sedikit lebih maju dari pemerintahan ncuhi itu
sendiri yang bernaung dibawah kepemimpinan seorang Raja. Raja pertama Mbojo itu
sendiri adalah seorang keluarga Raja Jawa Timur yaitu Sang Bima yang konon
telah ada hubungan sebelumnya antara Raja Jawa dengan pemimpin-pemimpin
masyarakat Mbojo sebelumnya.
Pada zaman Sang Bima ini, sedikit tidaknya pengaruh Hindu menyentuh masyarakat
Mbojo, hal ini terbukti dengan adanya peninggalan-peninggalan Hindu kuno
seperti Wadu Pa’a dll.. namun kepercayaan hindu tidak terlalu berpengaruh dalam
kehidupan agama atau kepercayaan masyarakat mbojo. Hal ini dikarenakan tidak
klopnya antara kepercayaan yang dibawa oleh Sang Bima dengan Hindunya dengan
masyarakat Mbojo dengan kepercayaan Makamba dan Makimbi-nya.
4. Zaman Kesultanan
Zaman kesultanan merupakan era baru dalam pemerintahan masyarakat Bima. Zaman kesultanan merupakan revolusi masyarakat Bima dalam segala segi kehidupannya. Revolusi yang dimaksud adalah perubahan pola kehidupan masyarakat Bima itu sendiri baik dari segi pemerintahan (dari pemerintahan Hindu ke Islam), budaya, hukum yang dipakai dalam masyarakat dan pemerintahan dan tata kehidupan masyarakat. Sebab disebut zaman kesultanan karena Islam telah masuk dan menjadi agama Negara bagi masyarakat Mbojo/Bima.
Islam itu sendiri masuk ke Dana Mbojo dengan beberapa jalur, diantaranya jalur perdagangan, politik dan lewat beberapa daerah diantaranya lewat Demak, Ternate, dan Makassar. (lebih lengkapnya baca di sejarah masuknya Islam di Dana Mbojo oleh Hanafi).
Zaman kesultanan diproklamirkan pada tanggal 5 Juli 1640 M. oleh Sultan Bima I yaitu Sultan Abdul Kahir (La Ka’I) yang kemudian menjadi hari jadinya Bima yang dirayakan setiap tahunnya.
source: blogmbojobanget.blogspot.com
No comments:
Post a Comment
Tulis komentar Anda disini