TRANSLATE ARTIKEL INI KE DALAM BAHASA LAIN DENGAN MENGKLIK PILIH BAHASA DIBAWAH

Monday 13 February 2023

Teori Big Bang memberikan bukti keberadaan Allah

Teori Big Bang memberikan bukti keberadaan Allah dengan menunjukkan bahwa semua materi yang membentuk alam semesta berasal dari ketidakadaan. Bahkan teori ini menunjukkan bahwa bahan penyusun - yaitu atom-atom - juga menjadi ada dalam waktu kurang dari satu detik setelah Big Bang.

Keseimbangan dan keteraturan yang luar biasa dalam partikel-partikel ini layak dijelaskan. Alam semesta mendapatkan kondisinya yang sekarang ini berkat keseimbangan ini, yang akan digambarkan lebih terrinci pada halaman-halaman berikutnya. Keseimbangan ini pula yang membuat kita hidup damai. Pendeknya, pengaturan yang sempurna dan hukum-hukum yang konsisten, "hukum-hukum fisika", telah terbentuk dari ledakan yang biasanya menghasilkan kekacauan dan ketidak-teraturan. Ini membuktikan bahwa setiap momen yang menyertai penciptaan alam semesta, termasuk Big Bang, telah dirancang dengan sempurna. Sekarang, mari kita melihat perkembangan selanjutnya.

l Langkah berikutnya adalah momen ketika waktu telah berselang 10-1 detik. Pada saat ini, suhu adalah 30 milyar derajat. Belum lagi satu detik terlewati dari t=0 ke tahap ini. Saat ini, netron, proton dan partikel atom lainnya mulai muncul. Netron dan proton - struktur yang akan kita analisis pada bab berikutnya - diciptakan dari yang tidak ada dalam periode waktu yang bahkan lebih pendek dari satu detik.

Mari kita perhatikan detik pertama setelah ledakan. Kerapatan masif/kepadatan (massive density) pada waktu itu memberikan angka sangat besar. Menurut perhitungan, nilai kepadatan massa pada tahap ini adalah 3,8 milyar kilogram per liter. Mudah saja menyatakan angka ini dalam milyaran kilogram secara aritmetik dan menunjukkannya di atas kertas. Tapi sangatlah tidak mungkin membayangkannya dengan tepat. Untuk memberikan contoh sederhana agar besarnya angka ini dapat dibayangkan, kita dapat mengatakan "jika gunung Everest di Himalaya memiliki kepadatan seperti ini, ia akan menelan bumi kita seketika dengan gaya gravitasi yang dimilikinya."

 

Karakteristik paling istimewa dari momen-momen berikutnya adalah, pada saat itu, suhu telah mencapai tingkat lebih rendah. Pada tahap ini alam semesta telah berusia kira-kira 14 detik, memiliki suhu 3 milyar derajat dan terus meluas dengan kecepatan luar biasa. Ini adalah stadium di mana inti atom yang stabil, seperti inti Hidrogen dan Helium, mulai terbentuk. Satu proton dan satu netron untuk pertama kalinya telah menemukan kondisi yang kondusif untuk kebersamaan mereka. Dua partikel ini yang mempunyai massa kecil sekali - antara ada dan tidak ada - namun karena gaya gravitasi, mulai menahan kecepatan perluasan yang sangat hebat. Tampak jelas, sebuah proses yang dramatis sadar dan terkendali sedang berlangsung di sini. Sebuah ledakan padat memberikan jalan ke suatu keseimbangan yang hebat dan aturan yang tepat. Proton dan netron telah mulai berkumpul untuk membentuk atom, balok penyusun zat. Jelas tidaklah mungkin bagi par-tikel-partikel ini untuk memiliki kekuatan dan kesadaran untuk membangun keseimbangan yang dibutuhkan untuk pembentukan zat.

Dalam periode setelah pembentukan ini, suhu alam semesta telah turun 1 milyar derajat. Suhu ini enam puluh kali lebih besar daripada suhu inti matahari kita. Hanya tiga menit dan dua detik berselang dari momen pertama ke momen ini. Saat ini, partikel sub-atomik seperti foton, proton, anti-proton, netron, dan anti-netron berjumlah banyak sekali. Kuantitas semua partikel yang ada dalam fase ini dan interaksi mereka terhadap satu sama lain sangat kritis. Begitu banyaknya sehingga penyimpangan sedikit saja kuantitas partikel mana pun akan merusak tingkat energi yang telah mereka atur dan mencegah perubahan energi menjadi materi.

Ambil elektron dan positron sebagai contoh: bila elek-tron dan positron bergabung, energi akan dihasilkan. Untuk itu, jumlah kedua partikel itu sangat penting. Katakanlah bahwa 10 unit elektron bertemu dengan 8 unit positron. Dalam kasus ini, 8 dari 10 unit elektron tadi berinteraksi dengan 8 unit positron dan menghasilkan energi. Dan sebagai hasilnya, dua unit elektron dilepaskan. Karena elektron adalah salah satu partikel yang membentuk atom, bahan penyusun alam semesta, maka elektron harus tersedia sejumlah yang dibutuhkan dalam fase ini agar alam semesta terbentuk. Dari contoh di atas, bila jumlah positron lebih banyak daripada elektron, maka alih-alih elektron, positronlah yang akan tersisa sebagai hasil dari energi yang dilepaskan dan alam semesta tidak akan pernah terbentuk. Bila jumlah positron dan elektron sama, maka hanya energi saja yang akan dihasilkan dan tidak ada yang tersisa untuk membentuk alam semesta. Namun, kelebihan jumlah elektron telah diatur sedemikian rupa sehingga sesuai dengan jumlah proton di alam semesta pada selang waktu berikutnya setelah momen ini. Dalam atom yang akan terbentuk nanti, jumlah elektron dan proton akan sama.

Jumlah partikel yang muncul setelah Big Bang telah ditentukan dengan perhitungan sangat teliti, yang akhirnya menuju pada pembentukan alam semesta. Profesor Steven Weinberg mengomentari betapa kritisnya interaksi antara partikel-partikel ini:

Bila alam semesta dalam beberapa menit pertama benar-benar terdiri dari jumlah partikel dan anti partikel yang sama, semuanya akan hancur ketika suhu turun di bawah 1.000 juta derajat, dan tidak akan ada yang tersisa kecuali radiasi. Ada bukti sangat kuat yang menentang kemungkinan ini - kita ada di sini! Pasti ada kelebihan jumlah elektron dari positron, proton dari anti-proton, dan netron dari anti-netron, agar ada yang tersisa setelah penghancuran partikel dan anti-partikel untuk menyediakan materi bagi alam semesta ini.

Sudah 34 menit dan 40 detik berlalu sejak ledakan. Alam semesta sekarang berusia setengah jam. Suhu telah turun dari yang semula milyaran derajat menjadi 300 juta derajat. Elektron dan positron terus memproduksi energi dengan saling bertabrakan. Saat itu, kuantitas partikel-partikel yang diperlukan telah berimbang sehingga memungkinkan pembentukan alam semesta.

`Ketika kecepatan ledakan menurun, partikel-partikel ini, yang hampir tanpa massa, mulai saling berinteraksi. Atom hidrogen pertama terbentuk oleh sebuah elektron yang masuk ke dalam orbit proton. Pembentukan ini mengenalkan kita pada gaya-gaya dasar yang akan sering kita temui di alam semesta.

Tidak diragukan lagi, partikel-partikel ini - yang merupakan rancangan jauh di luar jangkauan pemahaman manusia dan memiliki struktur unik serta bergantung pada keseimbangan rumit - tidak mungkin muncul bersama secara kebetulan dan mengarah ke tujuan yang sama. Kesempurnaan ini menuntun banyak peneliti yang mengkaji topik ini kepada kesimpulan penting: ini adalah "penciptaan" dan ada pengawasan tiada tara pada setiap momen penciptaan ini. Setiap partikel yang diciptakan setelah ledakan dimaksudkan untuk terbentuk pada waktu tertentu, pada suhu tertentu, dan pada kecepatan tertentu. Tampaknya sistem ini, yang bekerja hampir menyerupai jam pengatur, telah diprogram dengan sangat tepat sebelum menjadi aktif. Ini berarti bahwa Big Bang dan alam semesta sempurna yang berasal dari Big Bang telah dirancang sebelum lahirnya ledakan dan setelah itu dijalankan. 

 

“Dan Dia menundukkan malam dan siang, matahari dan bulan untukmu. Dan bintang-bintang itu ditundukkan (untukmu) dengan perintah-Nya. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar ada tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi kaum yang memahami (nya)”
(QS. An Nahl, 16:12)

Kuasa yang mengatur, merancang, dan mengendalikan alam semesta ini tentu saja Allah, Pencipta segala sesuatu.

Rancangan ini dapat diamati tidak hanya dalam atom tetapi juga dalam setiap objek di alam semesta baik besar maupun kecil. Partikel-partikel ini, yang awalnya terhempas saling menjauh dengan kecepatan cahaya, tidak hanya menyebabkan formasi atom-atom hidrogen tetapi juga membangkitkan semua sistem raksasa yang mengisi alam semesta saat ini. Atom, molekul, planet, matahari dan bintang, tata surya, galaksi, quasar, dan lain-lain terbentuk menurut rencana yang agung dan dalam keteraturan dan keseimbangan sempurna. Partikel-partikel yang dibutuhkan untuk membentuk sebuah atom saja tak mungkin secara tidak sengaja muncul bersama-sama dan menciptakan keseimbangan yang indah, sehingga lebih tidak beralasan lagi dan sangat tidak logis untuk menyatakan bahwa planet, galaksi, dan pendeknya, keseluruhan sistem di alam semesta terbentuk begitu saja dan mengembangkan keseimbangannya sendiri. Kehendak yang membuat rancangan unik ini adalah kehendak Allah, sang Pencipta seluruh alam semesta.

Atom-atom lainnya terbentuk setelah atom hidrogen, yang merupakan keajaiban tersendiri. Pada poin ini pelbagai pertanyaan muncul di benak, seperti "bagaimana atom-atom lainnya terbentuk? Mengapa tidak semua proton dan netron membentuk atom hidrogen saja? Bagaimana partikel-pertikel tersebut memutuskan atom apa yang akan mereka bentuk dan seberapa banyak?" Jawaban dari pertanyaan ini kembali membawa kita pada kesimpulan yang sama. Ada suatu kekuatan, kendali dan rancangan yang hebat dalam pembentukan atom hidrogen dan atom-atom lain berikutnya.

Kendali dan rancangan ini melampaui kapasitas akal manusia dan menunjukkan bahwa alam semesta jelaslah sebuah "penciptaan". Hukum-hukum fisika yang berlaku setelah Big Bang tidak berubah sama sekali selama hampir 17 miliar tahun terlalui. Lebih jauh, hukum-hukum ini didasari oleh perhitungan yang begitu tepatnya sehingga penyimpangan sekadar milimeter dari nilai yang sekarang dapat mengganggu struktur dan ketertiban umum di seluruh alam semesta. Komentar seorang ahli fisika terkenal, Prof. Stephen Hawkings, tentang hal ini sangat menarik. Hawkings menerangkan bahwa fenomena-fenomena yang terjadi didasari oleh perhitungan yang jauh lebih teliti daripada yang dapat kita bayangkan:

Jika satu detik setelah Big Bang, kecepatan perluasan berkurang walaupun hanya satu bagian dari seratus ribu juta juta, alam semesta ini dapat hancur kembali sebelum mencapai ukurannya yang sekarang.

Big Bang, yang dibangun dengan perhitungan yang begitu teliti, dengan jelas mengungkapkan bahwa waktu, ruang, dan materi tidak menjadi ada dengan begitu saja, namun diciptakan oleh Allah. Sama sekali tidak mungkin, kejadian-kejadian yang disebut di atas berlangsung karena kebetulan saja yang kemudian mengarah pada pembentukan atom, bahan penyusun alam semesta.

Tidaklah mengejutkan, banyak ilmuwan yang meneliti permasalahan ini telah menerima keberadaan sebuah kekuatan tanpa batas dan kehendaknya dalam penciptaan alam semesta. Seorang ahli astrofisika terkenal, Hugh Ross, menjelaskan bahwa sang Pencipta alam semesta ini melampaui semua dimensi:

Bila didefinisikan, waktu adalah dimensi di mana gejala sebab akibat berlangsung. Tidak ada waktu, tidak ada sebab dan akibat. Bila permulaan waktu terjadi bersamaan dengan permulaan alam semesta, seperti yang dikatakan teori ruang-waktu, maka sebab dari alam semesta haruslah berupa suatu entitas yang bekerja dalam dimensi waktu yang sepenuhnya berdiri sendiri dan telah ada sebelum dimensi waktu kosmos. Ini mengatakan kepada kita bahwa sang Pencipta adalah transenden, bekerja diluar batas-batas dimensional alam semesta kita. Ini mengatakan kepada kita bahwa Tuhan bukanlah alam semesta itu sendiri, Tuhan juga bukan tercakup di dalam alam semesta.

Aspek terpenting dari Big Bang adalah, bahwasanya kejadian ini memberi manusia kesempatan untuk memahami kekuasaan Allah dengan lebih baik. Asal-muasal alam semesta dengan segala isinya dari tidak ada, adalah satu dari tanda-tanda besar kekuasaan Allah. Keseimbangan rumit dalam energi pada momen ledakan adalah tanda yang sangat nyata agar kita merenungkan ilmu Allah yang tak berbatas.

ANDA PENGUNJUNG KE :

CARI ARTIKEL LAIN DI BLOG INI DENGAN MEMASUKKAN KATA PADA KOLOM SEARCH DIBAWAH