Tugas
IV
Tugas MK Metodologi Penelitian
(Dosen: M. Yusuf Hidayat. M.Pd)
Oleh:
Nama : M Al Furqan
Nim : 20404109036
Fisika : 2
Tuliskan pengertian beserta contoh dari beberapa teknik sampling berikut ini.
1. Teknik Random. (acak)
2. Sampling seadanya.
3. Purposive Sampling/ Quota Sampling ( Sampel Bertujuan/ Pertimbangan)
4. Proporsional Sampling ( Sampel pembagian secara reperesentatif)
5. Stratified Sampling ( Sampling berjenjang)
6. Cluster Sampling (sampling Kelompok)
7. Multiple Sampling(Menggabungkan beberapa sampling)
Jawab:
1. Random Sampling adalah proses pengambilan sampel dilakukan dengan memberi kesempatan yang sama pada setiap anggota populasi untuk menjadi anggota sampel. Jadi disini proses memilih sejumlah sampel n dari populasi N yang dilakukan secara random. Ada 2 cara yang dikenal yaitu:
a. Bila jumlah populasi sedikit, bisa dilakukan dengan cara mengundi.
b. Tetapi bila populasinya besar, perlu digunakan label "Random Numbers" yang prosedurnya adalah sebagai berikut:
1) Misalnya populasi berjumlah 480 tukang becak (N=400).
2) Tentukan nomor setiap unit populasi (dari 1 s/d 400= 4 digit/kolom).
3) Tentukan besar sampel yang akan diambil. (Misalnya 75 atau 25 %)
Cara-cara yang digunakan untuk pengacakan antara lain :
a. Undian
b. Pengacakan dari tabel bilangan acak
c. Penggunaan kalkulator/computer
Contoh: misal ada “pembiayaan pembangunan pendidikan Dasar di Jawa Barat”, sampelnya adalah seluruh SD dan SMP yang ada di Jawa Barat. Terhadap seluruh SD dan SMP itu dilakukan pemilihan secara random tanpa pengelompokan terlebih dahulu, dengan demikian peluang SD maupun SMP untuk terpilih sebagai sampel sama.
2. Sampling seadanya (Convenience sampling atau Hephazard sampling)
Pengambilan sebagian dari populasi berdasarkan data seadanya atau kemudahannya mendapatkan data tanpa perhitungan apapun mengenai derajat kereprensentatifannya. Dan masih digunakan dalam bidang sosial. contohnya penelitian dibidang arkeologi.
Pengambilan sebagian dari populasi berdasarkan data seadanya atau kemudahannya mendapatkan data tanpa perhitungan apapun mengenai derajat kereprensentatifannya. Dan masih digunakan dalam bidang sosial. contohnya penelitian dibidang arkeologi.
Kesimpulannya kasar dan sementara.
Contoh:
a. Misalnya ketika kita akan melakukan penelitian mengenai kompetensi dosen di sebuah Universitas, pertanyaan dapat diajukan kepada siapapun mahasiswa dari universitas tersebut (sebagai sampel) yang kebetulan datang pada saat kita berada di sana untuk melakukan penelitian.
b. Mengumpulkan opini masyarakat yang luas, tetang ramalan partai yang menang dalam pemilu.
3. Purposive sampling / Quota Sampling
a. Purposive samplingadalah pengambilan sampel secara sengaja sesuai dengan persyaratan sampel yang diperlukan. Dalam bahasa sederhana purposive sampling itu dapat dikatakan sebagai secara sengaja mengambil sampel tertentu (jika orang maka berarti orang-orang tertentu) sesuai persyaratan (sifat-sifat, karakteristik, ciri, kriteria) sampel(jangan lupa yang mencerminkan populasinya).
Contoh: Jika ingin meneliti anak-anak jalanan, datangilah (untuk mengambil sampel) perempatan-perempatan jalan raya. Kenapa? Karena di situ anak-anak jalanan sering melakukan aktivitas ngamen dan meminta-minta. Jadi, jelas tidak perlu dengan teknik area sampling (area geografis dan atau administratif). Maksudnya, memilih-pilih (menyampel) area, lalu dari area-area tersampel itu dicari anak-anak jalanannya. Sebab, bisa jadi dari area tertentu malah tak tertemukan anak jalanan itu.
Purposive sampling suka juga disebut judgmental sampling, yaitu pengambilan sampel berdasarkan “penilaian” (judgment) peneliti mengenai siapa-siapa saja yang pantas (memenuhi persyaratan) untuk dijadikan sampel. Oleh karenanya agar tidak sangat subjektif, peneliti harus punya latar belakang pengetahuan tertentu mengenai sampel dimaksud (tentu juga populasinya) agar benar-benar bisa mendapatkan sampel yang sesuai dengan persyaratan atau tujuan penelitian (memperoleh data yang akurat).
Contoh : misalnya dalam suatu perusahaan untuk memperoleh data tentang bagaimana satu proses produksi direncanakan oleh suatu perusahaan, maka manajer produksi merupakan orang yang terbaik untuk bisa memberikan informasi. Jadi, judment sampling umumnya memilih sesuatu atau seseorang menjadi sampel karena mereka mempunyai “information rich”.
b. Quota sampling ialah teknik pengambilan sampling dalam bentuk distratifikasikan secara proposional, namun tidak dipilih acak melainkan secara kebetulan saja.
Contoh : Misalnya, di sebuah kantor terdapat pegawai laki-laki 60% dan perempuan 40% . Jika seorang peneliti ingin mewawancari 30 orang pegawai dari kedua jenis kelamin tadi maka dia harus mengambil sampel pegawai laki-laki sebanyak 18 orang sedangkan pegawai perempuan 12 orang. Sekali lagi, teknik pengambilan ketiga puluh sampel tadi tidak dilakukan secara acak, melainkan secara kebetulan saja.
4. Penyampelan proporsional adalahcara pengambilan sample dilakukan dengan menyeleksi setiap unit sampling yang sesuai dengan ukuran unit sampling.
Keuntungannya ialah asepk representatifnya lebih meyakinkan sesuai dengan sifat-sifat ynag membentuk dasar unit-unit yang mengklasifikasinya, sehingga mengurangi keanekaragamannya.Karakteristik-karakeristik masing-masing strata dapat diestimasikan sehingga dapat dibuat perbandingan. Kerugiannya ialah membutuhka informasi yang akurat pada proporsi populasi untuk masing-masing strata. Jika hal tersebut diabaikan maka kesalahan akan muncul.
Teknik ini menghendaki cara pengambilan sampel dari tiap-tiap sub populasi dengan memperhitungkan besar kecilnya sub-sub populasi tersebut.
Contoh Teknik sampling proporsional :
Misalnya populasi untuk A = 25, B = 60, C = 15. Jadi, jumlah anggota populasi = 100.
Sedangkan besar anggota sampel = 80 sehingga besar masing-masing sampel untuk A, B, dan C dapat dihitung sebagai berikut :
untuk A : (25/100) x 80 = 20 orang,
untuk B : (60/100) x 80 = 48 orang, dan
untuk C : (15/100) x 80 = 12 orang.
Sehingga jumlah sampel seluruhnya sebanyak 80 orang.
5. Stratified Sampling ( Teknik Sampling Bertingkat )
Merupakan suatu teknik sampling dimana populasi kita bagi kedalam sub populasi (strata), karena mempunyai karakteristik yang heterogen dan heterogenitas tersebut mempunyai arti yang signifikan terhadap pencapaian tujuan penelitian, maka penelitian dapat mengambil dengan cara ini. Setiap stratum dipilih sampel melalui proses simple random sampling.
Contoh: misalnya ada suatu manajer yang ingin mengetahui sikap manajer terhadap suatu kebajikan. Dia menduga bahwa manajer tingkat atas memiliki sikap yang positif terhadap kebajikan perusahaan. Agar dapat menguji dugaan teresebut maka sampelnya harus terdiri dari manajer tingkat atas, menengah, dan bawah. Kemudian dari masing-masing. Strata dipilih manajer dengan teknik simple random sampling.
Populasi dimasukkan ke dalam satuan-satuan sample yang homogen, kemudian satuan sampel ini di ambil menjadi sampel definitif, homogenitas satuan sampel biasanya ditentukan dari sifat responden. Penentuan tingkat berdasarkan karakteristik tertentu dan kelompok-kelompok yang bertingkat.Keuntungan menggunakan cara ini adalah anggota sampel yang di ambil lebih representatif, sedangkan kelemahannya adalah lebih banyak memerlukan usaha pengenalan terhadap karakterisitik populasinya.
· Sampel
yang di jadikan sampel bertingkat adalah tukang becak namun di bedakan menurut tempat dimana mereka sering mangkal.tempat yang sering mereka jadikan tempat mangkal diantaranya:
· Kawasan terminal RAJEKWESI bojonegoro
- Kawassan alun-alun kota bojonegoro
- Kawasan pasar kota bojonegoro
- Kawasan stasiun kota bojonegoro
- Didepan sekolah-sekolah.
- Dikawasan bravo swalayan.
6. Teknik Sampling Kluster
Teknik sampling ini disebut juga sebagai teknik sampling daerah, conditional sampling/restricted sampling/area sampling. Teknik ini digunakan apabila populasi tersebar dalam beberapa daerah, propinsi, kabupaten, kecamatan, dan seterusnya. Pada peta daerah diberi petak-petak dan setiap petak diberi nomor. Nomor-nomor itu kemudian ditarik secara acak untuk dijadikan anggota sampelnya.
Pada penggunaan teknik sampling kluster, biasanya digunakan dua tahapan, yaitu tahap pertama menentukan sampel daerah, dan tahap kedua menentukan orang/orang atau objek yang dijadikan penelitian pada daerah yang terpilih yang dilakukan secara random.
Pada penggunaan teknik sampling kluster, biasanya digunakan dua tahapan, yaitu tahap pertama menentukan sampel daerah, dan tahap kedua menentukan orang/orang atau objek yang dijadikan penelitian pada daerah yang terpilih yang dilakukan secara random.
Contoh: Misalnya akan diambil populasi seluruh guru SD di Kota Bogor. Pengambilan sampelnya dengan cara membagi wilayah Kota Bogor ke dalam enam wilayah, kemudian dari masing-masing kecamatan diambil perwakilannya. Jumlah sampel tiap kecamatan diambil secara proporsional.
7. Multiple Stage Sampling ( Teknik Sampling Multiple Tempat )
Teknik ini di bagi menjadi dua yaitu Proportional probability dan Equal Probability yang memiliki pengertian yang berbeda-beda. Proportional Probability adalah populasi di bagi menjadi ke dalam sub populasi,dan sub-sub populasi memliki peluang yang sama untuk dijadikan sampel,sedangkan Equal Probability adalah populasi yang di bagi ke dalam sub-populasi dan sub-populasi menjadi sampel dengan memperhatikan jumlah yang sebanding dengan populasi. Yaitu bukan hanya melaksanakan salah satu metode random sampling tetapi lebih kepada memanfaatkannya secara bersama-sama.
· Contoh
Tukang becak dengan usia 20-30 tahun dan di bagi menjadi populasi yang lebih khusus dengan tingkatan dan sub populasi yang lebih berbeda.
· Populasi ( N ) & Bagian dari populasi ( n )
N > n
Sampel yang sudah ada kemudian di bagi berdasarkan usia dan tingkatan pendidikan yang berbeda sehingga akan muncul populasi dan data yang berbeda,dan data tersebut akan membagi-bagi sampel menurut usia dan tingkatan pendidikan dari sampel dan akan menghasilkan populasi yang berbeda dan lebih tertata.
No comments:
Post a Comment
Tulis komentar Anda disini