Remaja adalah
mereka yang berusia antara 12 - 21 tahun. Remaja akan mengalami periode
perkembangan fisik dan psikis sebagai berikut :
1.
Masa Pra-pubertas (12 - 13
tahun)
2.
Masa pubertas (14 - 16 tahun)
3.
Masa akhir pubertas (17 - 18
tahun)
4.
Dan periode remaja Adolesen (19
- 21 tahun)
Penjelasan:
1.
Masa pra-pubertas (12 - 13 tahun)
Masa ini disebut juga masa pueral, yaitu masa peralihan dari
kanak-kanak ke remaja. Pada anak perempuan, masa ini lebih singkat dibandingkan
dengan anak laki-laki. Pada masa ini, terjadi perubahan yang besar pada remaja,
yaitu meningkatnya hormon seksualitas dan mulai berkembangnya organ-organ
seksual serta organ-organ reproduksi remaja. Di samping itu, perkembangan
intelektualitas yang sangat pesat jga terjadi pada fase ini. Akibatnya,
remaja-remaja ini cenderung bersikap suka mengkritik (karena merasa tahu
segalanya), yang sering diwujudkan dalam bentuk pembangkangan ataupun
pembantahan terhadap orang tua, mulai menyukai orang dewasa yang dianggapnya
baik, serta menjadikannya sebagai "hero" atau pujaannya. Perilaku ini
akan diikuti dengan meniru segala yang dilakukan oleh pujaannya, seperti model
rambut, gaya bicara, sampai dengan kebiasaan hidup pujaan tersebut.
Selain itu, pada masa ini remaja juga cenderung lebih berani
mengutarakan keinginan hatinya, lebih berani mengemukakan pendapatnya, bahkan
akan mempertahankan pendapatnya sekuat mungkin. Hal ini yang sering ditanggapi
oleh orang tua sebagai pembangkangan. Remaja tidak ingin diperlakukan sebagai
anak kecil lagi. Mereka lebih senang bergaul dengan kelompok yang dianggapnya
sesuai dengan kesenangannya. Mereka juga semakin berani menentang tradisi orang
tua yang dianggapnya kuno dan tidak/kurang berguna, maupun peraturan-peraturan
yang menurut mereka tidak beralasan, seperti tidak boleh mampir ke tempat lain
selepas sekolah, dan sebagainya. Mereka akan semakin kehilangan minat untuk
bergabung dalam kelompok sosial yang formal, dan cenderung bergabung dengan
teman-teman pilihannya. Misalnya, mereka akan memilih main ke tempat teman
karibnya daripada bersama keluarga berkunjung ke rumah saudara.
Tapi, pada saat yang sama, mereka juga butuh pertolongan dan bantuan
yang selalu siap sedia dari orang tuanya, jika mereka tidak mampu menjelmakan
keinginannya. Pada saat ini adalah saat yang kritis. Jika orang tua tidak mampu
memenuhi kebutuhan psikisnya untuk mengatasi konflik yang terjadi saat itu,
remaja akan mencarinya dari orang lain. Orang tua harus ingat, bahwa masalah
yang dihadapi remaja, meskipun bagi orang tua itu merupakan masalah sepele,
tetapi bagi remaja itu adalah masalah yang sangat-sangat berat. Orang tua tidak
boleh berpikir, "Ya ampun... itu kan hal kecil. Masa kamu tidak bisa menyelesaikannya
? Bodoh sekali kamu !", dan sebagainya. Tetapi perhatian seolah-olah orang
tua mengerti bahwa masalah itu berat sekali bagi remajanya, akan terekam dalam
otak remaja itu bahwa orang tuanya adalah jalan keluar ang terbaik baginya. Ini
akan mempermudah orang tua untuk mengarahkan perkembangan psikis anaknya.
2.
Masa pubertas (14 - 16 tahun)
Masa ini disebut juga masa remaja awal, dimana perkembangan
fisik mereka begitu menonjol. Remaja sangat cemas akan perkembangan fisiknya,
sekaligus bangga bahwa hal itu menunjukkan bahwa ia memang bukan anak-anak
lagi. Pada masa ini, emosi remaja menjadi sangat labil akibat dari perkembangan
hormon-hormon seksualnya yang begitu pesat. Keinginan seksual juga mulai kuat
muncul pada masa ini. Pada remaja wanita ditandai dengan datangnya menstruasi
yang pertama, sedangkan pada remaja pris ditandai dengan datangnya mimpi basah
yang pertama. Remaja akan merasa bingung dan malu akan hal ini, sehingga orang
tua harus mendampinginya serta memberikan pengertian yang baik dan benar
tentang seksualitas. Jika hal ini gagal ditangani dengan baik, perkembangan
psikis mereka khususnya dalam hal pengenalan diri/gender dan seksualitasnya
akan terganggu. Kasus-kasus gay dan lesbi banyak diawali dengan gagalnya
perkembangan remaja pada tahap ini.
Di samping itu, remaja mulai mengerti tentang gengsi, penampilan,
dan daya tarik seksual. Karena kebingungan mereka ditambah labilnya emosi
akibat pengaruh perkembangan seksualitasnya, remaja sukar diselami perasaannya.
Kadang mereka bersikap kasar, kadang lembut. Kadang suka melamun, di lain waktu
dia begitu ceria. Perasaan sosial remaja di masa ini semakin kuat, dan mereka
bergabung dengan kelompok yang disukainya dan membuat peraturan-peraturan
dengan pikirannya sendiri.
3.
Masa akhir pubertas (17 - 18 tahun)
Pada masa ini, remaja yang mampu melewati masa sebelumnya dengan
baik, akan dapat menerima kodratnya, baik sebagai laki-laki maupun perempuan.
Mereka juga bangga karena tubuh mereka dianggap menentukan harga diri mereka.
Masa ini berlangsung sangat singkat. Pada remaja putri, masa ini berlangsung
lebih singkat daripada remaja pria, sehingga proses kedewasaan remaja putri
lebih cepat dicapai dibandingkan remaja pria. Umumnya kematangan fisik dan
seksualitas mereka sudah tercapai sepenuhnya. Namun kematangan psikologis belum
tercapai sepenuhnya.
4.
Periode remaja Adolesen (19 - 21 tahun)
Pada periode ini umumnya remaja sudah mencapai kematangan yang
sempurna, baik segi fisik, emosi, maupun psikisnya. Mereka akan mempelajari
berbagai macam hal yang abstrak dan mulai memperjuangkan suatu idealisme yang
didapat dari pikiran mereka. Mereka mulai menyadari bahwa mengkritik itu lebih
mudah daripada menjalaninya. Sikapnya terhadap kehidupan mulai terlihat jelas,
seperti cita-citanya, minatnya, bakatnya, dan sebagainya. Arah kehidupannya
serta sifat-sifat yang menonjol akan terlihat jelas pada fase ini.
No comments:
Post a Comment
Tulis komentar Anda disini