TRANSLATE ARTIKEL INI KE DALAM BAHASA LAIN DENGAN MENGKLIK PILIH BAHASA DIBAWAH

Tuesday 23 April 2019

SATU ATAU DUA

Sebenarnya kamu di pihak mana? 
Nggak di 01
Enggak pula di 02
Sy tdk memberikan suara sah kpd mereka, alasannya sederhana sj,
Pak Jokowi dlu melanggar sumpah jabatannya sbg Gubernur DKI Jakarta, Skrg Pak Sandi melanggar sumpah jabatannya sbg WaGub DKI Jakarta.
Semestinya beliau berdua menyelesaikan dlu masa jabatannya.
Berkomitmen dulu dgn janji2 kampanyenya di DKI Jakarta.
Bertanggungjawab dulu dengan apa yg rakyat DKI Jakarta amanatkan kpd mereka. Krn utk itulah mereka dipilih rakyat DKI Jakarta..
 
Tp terserahlah, mereka memiliki hak utk itu, sama halnya sy jg memiliki hak utk tak memilih mereka. Terlepas dr semua itu, Mau Pak Prabowo atau Pak Jokowi yg menang. Salah satu di antara beliau berdua tetap akan jd Presiden RI. Kita mesti terima kenyataan itu, berlapang dada. wajib sabar...
Taruhlah pak Prabowo yg menang atau pak Jokowi yg menang.
Lalu kamu yg gk suka, gk terima, mau apa?
Berontak? Demo anarkis merusak fasilitas umum? Menutup jalanan umum? Mencela? Memaki? Menghina? Menghujat? Membenci??
Nggak usah benci2 amat sm orang, sesama muslim pula..
Apa kamu tega mengisi hatimu dgn kebencian selama 5 thn (selama kepemimpinan mereka nantinya)
"Cintailah orang yg kamu cinta sekedarnya saja, siapa tahu kelak ia akan menjadi orang yg sangat kau benci. Dan bencilah orang yg kamu benci sekedarnya saja, siapa tau kelak ia akan menjadi orang yg sangat kau cintai" #eaaak 😀
Dengan presiden yg bukan pilihanmu
Yang kamu tidak sukai
Itu tetap pemimpinmu
Yg baik2 mereka lakukan *kita dukung /kita doakan
Yg tdk baik mereka lakukan* kita luruskan/  kritik + solusi
(bukan menghujat, mencela, menghina, caci maki, memberontak, demo2 anarkis, dll nya, itu tdk dibenarkan)
Krn memaki pemimpin, merusak fasiltas umum, menghambat aktifitas masyarakat luas, dll tak akan menyelesaikan masalah bangsa dan negara ini.
Resapilah nasehat Ust Sofyan Chalid Ruray berikut: "saudaraku muslim muslimah, tinggalkan jalanan, datangi majelis ilmu, agar engkau tahu jalan yg paling benar tuk membangun negerimu, krn usahamu memperbaiki bangsa dlm kondisi dirimu tdk memahami ilmu agama, bisa jadi engkau merusak dari arah yg engkau sangka sedang melakukan perbaikan..
 
Dan Ikutilah nasehat Ibnu Umar Radhiyallahu Anhu:
"Jika ia adalah pemimpin yg adil, maka baginya pahala dan wajib bagimu bersyukur
Namun jika ia adalah pemimpin yg jahat, maka baginya dosa dan wajib bagimu bersabar"
 
Dikehidupan ini kita harus banyak banyak belajar, terutama belajar ilmu agama, datangi majelis ilmu. Karena dengan pengetahuan agama yang benar maka syukur dan sabar itu dapat dinikmati.
 
Fudhail bin Iyadh pernah berkata: "seandainya aku memilih doa yg mustajab, aku akan tujukan doa tersebut kepada pemimpinku." Imam Fudhail bin Iyadh lalu di tanya, "kenapa bisa begitu?" Beliau menjawab, "jika aku tujukan doa tersebut pada diriku saja, maka itu hanya bermanfaat untukku. Namun jika aku tujukan untuk pemimpinku, maka negara dan rakyat akan menjadi baik"
 
Terakhir, marilah kita terus memperbaiki diri, dimulai dari diri sendiri, baru berfikir utk memperbaiki orang lain, lingkungan, bangsa, negara, dan sebagainya.. dan tetap bersatu tanpa saling menghina dan mencaci, krn kita samua basodara. Indonesia dimerdekakan dengan kebersamaan bukan saling berpecah belah..
Siapapun yg memimpin kelak
Kita tetaplah rakyat Indonesia
Yg mesti mendoakan kebaikan
Untuk mereka

M. AL. FURQAN
Satiruk, Selasa 23 April 2019

ANDA PENGUNJUNG KE :

CARI ARTIKEL LAIN DI BLOG INI DENGAN MEMASUKKAN KATA PADA KOLOM SEARCH DIBAWAH