Bagi kalian yang ingin datang ke Wera menikmati spot pantai dgn
hamparan bebatuan, jangan lupa masukkan Pantai Oi Moro ini dalam list perjalanan kalian. Pantai yang terletak sebelah kiri dari Jln Lintas Wera-Sape
ini berada tepat di dusun Radu WBT ( wera bagian timur J )
Dibandingkan pantai lain di Wera yang memiliki pasir, di pantai ini lebih
banyak terdapat bebatuan bulat berukuran
kecil dan sedang yang terhampar sepanjang garis pantai sejauh mata memandang.
Pada bagian kiri pantai Oi Moro terdapat tebing setinggi kurang lebih 2
meter yang unik dijadikan spot untuk berfoto.
Jangan lupa siapkan bekal yang cukup
untuk datang ke salah satu pantai yang ada di Kecamatan Wera ini karena
lokasinya cukup jauh dari Ibukota Kecamatan. Akan lebih berkesan jika bekal
yang anda bawa dimasak langsung di lokasi pantai, seperti memanggang ayam
ataupun ikan. (seperti video diatas)
Untuk anda yang suka berpetualang dan
menjelajah tempat baru, pasti akan menyukai perjalanan kali ini. Saya akan
mengajak anda menuju ke sebuah Pantai. Pantai ini sangat terkenal di negara +62
dan dapat ditempuh dengan dua alternatif transportasi.
Pertama,untuk
yang suka trabas dengan Motor Trail, melewati medan tempuh ini sangat
mengesankan, menantang, menyenangkan, fantastis, bombastis wow wow uuulaaalaaa 😁😁😁
Menaklukan perjalanan darat yang
terkenal kesulitan medannya karena infrastruktur jalan yang masih seperti
lorong setapak dan kondisi jalan masih ada yang hanya tanah polos dan sebagian
berbatu belah dan kini sudah banyak yang berlobang-lobang besar. Juga melewati daerah
rantauan (jalan tidak ada rumah2 penduduk alias hutan dan kebun2 kelapa warga).
Karena luasnya wilayah sehingga tak ada penduduk yang berpenghuni disekitarnya.
Jalan yang dilalui
sedikit menyempit karena ditumbuhi rumput-rumput liar yang menutup jalan
sekitarnya.
Apalagi kalau terjadi musim penghujan
kondisi jalan akan sulit dilalui dan penuh tantangan. Perjalanan menggunakan
motor trail terbilang banyak tantangannya. Tapi kalau di lalui serta dinikmati
sangat menyenangkan membahagiakan.
Waktu tempuh dengan jarak sekitar 45
Kilometer dari Ibukota Kecamatan hingga sampai ke pantai ini kurang lebih memerlukan
waktu 2 jam perjalanan.
Beberapa waktu sebelum covid19 melanda
Indonesia, sudah pernah ada
komunitas pecinta olahraga sepeda yang mampu mencapai Pantai ini dengan
kendaraan roda dua bertenaga manualnya tersebut. Dan bermalam di tepi pantai tersebut.
Saat ini pantai tersebut mulai dikenal
wisatawan, meski pengunjungnya belum begitu banyak. Karena terkendala akses
menuju lokasi yang masih terbatas.
Kedua, menempuh perjalanan
sungai menggunakan klotok/taxy
air/speed boatdimulai
dari dermaga Samuda maupun
Bapinang dengan menyusuri Sungai Mentaya. Sepanjang perjalanan, kita akan
menemukan pemandangan yang alami dan khas kehidupan tepi sungai. seperti orang memancing, jala ikan, dll.
Semakin
mendekati Desa yang dituju ini, panorama alamnya semakin indah dan asri. Hutan
mangrove (bakau) turut mewarnai keasrian tepi sungai, jika hutan mangrove terlihat
luas dan lebat artinya tujuan kita sudah dekat. Ketika melewati muara sungainya, jika air sedang surut
maka kita akan melihat berbagai macam jenis burung yang sedang mencari makan di
muara sungai, jika sedang musimnya maka kita akan melihat aktivitas warga yang sedang
mencari lokan (kerang putih) di muara sungai tersebut, dan ketika melewati
sungainya sesekali kita akan melihat hewan yang di lindungi bergelantungan di pohon-pohon bakau. Primata berhidung
panjang ini habitat aslinya di rawa-rawa, hutan pantai dan hutan bakau.
Bekantan (Nasalis Larvatus) itulah nama makhluk hidup ini, biasanya hidup
berkelompok dengan jumlah 10-30 ekor.
aktivitas warga yang sedang mencari lokan (kerang)
aktivitas warga yang sedang mencari lokan (kerang)
Setelah puas dengan pemandangan
sungai, ketika sampai di
desa ini kita akan disuguhi keindahan alam Pantai yang
begitu mengagumkan. Keindahan alamnya benar-benar mampu memberikan penyegaran
yang membuat kita
sejenak bisa melupakan masalah dan rutinitas sehari-sehari.
Pantai ini beradadi Desa Satiruk yang terletak di
wilayah Selatan Kecamatan Pulau Hanaut Kabupaten Kotawaringin Timur, Kalimantan
Tengah, Indonesia...Pantai
Satiruk namanya, diambil dari nama desanya, yakni Desa Satiruk. Desa terujung
di Kecamatan Pulau Hanaut yang langsung menghadap Laut Jawa. Karena berbatasan
langsung dengan laut jawa, desa Satiruk tentu saja mempunyai pantai yang indah.
Di tempat ini tersaji pemandangan alam yang membuat kita semakin bersyukur
dengan nikmat Tuhan.
Tidak hanya keindahan pantainya,
Pantai Satiruk juga masih memiliki hutan bakau dan mangrove yang masih alami yang
merupakan habitat berbagai jenis burung. Pengunjung bisa dengan mudah mendapati
sekawanan burung bangau, camar dan jenis burung lainnya sedang asyik mencari
makan di pantai atau terbang bergerombol di sekitar rimbun pepohonan.
Hamparan pasir putih sepanjang sekitar
25 kilometer, langsung memanjakan mata para pengunjung yang menginjakkan kaki
di pantai ini. Pantainya bersih dan cukup aman untuk dijadikan tempat bermain
air. Pantai ini juga masih aman dari hantaman abrasi, sehingga keindahan
pantainya masih terjaga.
Keindahan Pantai Satiruk kini mulai
banyak dilirik wisatawan yang mencari tujuan wisata baru. Pantai Satiruk dapat
menambah pilihan wisata pantai di Kotawaringin Timur selain wisata patai Ujung Pandaran
yang telah terlebih dahulu terkenal di Kabupaten Kotawaringin Timur.
Untuk mencapai Pantai Satiruk, dari
pusat Kota Sampit kita harus menempuh perjalanan darat sekitar 50 menit menuju
dermaga Pasar Umar Hasyim Samuda Kecamatan Mentaya Hilir Selatan. Selanjutnya,
perjalanan dilanjutkan sekitar 1 jam menyusuri sungai mentaya menggunakan
kelotok atau speed boat menuju Desa Satiruk. Namun jika kita ingin merasakan
sensasi jalanan Kecamatan Pulau Hanaut menggunakan Motor Trail, cukup nyebrang saja
dengan motor Trailnya menggunakan klotok penyebrangan motor selama 5 menit dari
Dermaga Samuda ke wilayah seberang (Bapinang) kemudian melanjutkan perjalanan
Darat melewati beberapa desa hingga sampai ke Desa Satiruk.
Rasa lelah terobati kala sampai ke pesisir
pantai Satiruk sambil menikmati panorama alam dan keindahan pantainya. Banyak
burung-burung laut terbang dan singgah dipasir pantai mencari makan. Dihembus dengan
sepoi-sepoi angin laut dan debur suara ombak yang bersahutan menambah suasana rileks dan menenangkan.
Eeiitttsss.., Oia di Desa Satiruk juga terdapat
pantai lainnya yang juga sangat bagus yakni Pantai Cemeti yang terletak di
Dusun Cemeti, namun lokasinya hanya bisa diakses menggunakan transportasi
sungai... Tentang pantai Cemeti selengkapnya disini : Pantai CEMETI
Pertama kali menginjakkan kaki di Pantai Cemeti ; waktu jadi KPPS Pilkada 2017
Kalau sudah
menginjakan kaki di Satiruk, menikmati keindahan alam sungai Satiruk juga
pantainya. Belum afdol kalau tidak sampai ke dusun
Cemeti. Disini hutan dan pantainya lebih indah nan asri lagi. Dan bibir pantainnya yang tak kalah panjang dengan pantai satiruk..
Pantai dan
alamnya sungguh alami. Sangat pas untuk melepas lelah, melepas penat, dari
hiruk pikuk perkotaan. Sangat rekomended untuk yang suka kesunyian, melihat
secara langsung keindahan pantai yang masih orisinil, menikmati semilir angin dibawah
rerimbun pepohonan dan melepaskan pandangan ke laut lepas. Suasana hening dan
sunyi dari hiruk-pikuk aktivitas manusia, hanya terdengar deburan ombak yang diselingi
kicauan burung bersahutan membuat kita semakin rileks berada di tempat ini.
Bagaimana tidak
sunyi, dusun Cemeti yang merupakan bagian dari wilayah desa Satiruk ini penduduknya
saja tidak sampai 50 orang. Jumlah KK saja hanya 16 KK, tidak ada listrik,
apalagi motor mobil dll 😀 Sunyi dah
pokoknya😀
Rumah-rumah penduduk dusun Cemeti
Dari Desa
Satiruk, Dusun Cemeti hanya dapat ditempuh menggunakan transportasi
laut/sungai, dengan menyusuri muara sungai mentaya yang berhadapan dengan laut
lepas dengan waktu tempuh kurang lebih 30 menit. Untuk anda yang belum pernah ke pantai Cemeti, sebaiknya berangkat
dengan perangkat desa atau warga yang sudah mengenal dan paham medan juang
tempat ini, karena gelombang ke arah sana mulai aduhai 😀😀
Perjalanan menuju Cemeti ; waktu Pemilu 2019
at Pantai Cemeti ; waktu jadi Panwaslu 2019
Kehidupan
flora dan fauna yang berada dikawasan pantai Cemeti sangat beragam dan masih
terjaga kelestariannya. Salah satunya species satwa liar yakni berbagai macam
jenis-jenis burung, didaratannya juga ada jenis satwa bakantan, monyet
dan lainnya. Disamping itu, di sekitar kawasan pantai, terkadang muncul
pasies didalam air laut seperti Blankas (kepiting tapal kuda) dan penyu
berwarna hijau yang sewaktu-waktu datang menetaskan telurnya.
@Blankas (kepiting tapal kuda)
Dari keindahan
alamnya yang masih perawan itu membuat kehidupan satwa liar betah didalamnya,
begitu juga suara burung-burung yang hinggap didahan ranting-ranting pohon mangrove sekitarnya berkicauan.
Burung-burung yang berhamburan ketika kelotok melewati muara sungai Cemeti
Bahkan sebelum
covid19 melanda Dunia, dusun Cemeti pernah dikunjungi wisatawan asing yang
tertarik mengamati dan melihat satwa liar yang ada di hutan dan pantai cemeti. Mereka
yang berkunjung dari berbagai negara sekalian menikmati keasrian indahnya
pantai dengan sepoi-sepoi angin laut dan dibarengi suara ombak yang bersahutan.
Komunitas pemerhati burung-burung dunia ini berasal dari warga negara, Inggris,
Belgia dan Brazil.
Potensi
pariwisata Kotawaringin Timur tidak kalah indah dibanding daerah lain. Kini
tinggal pengelolaannya yang harus lebih serius dan tepat sehingga membawa
dampak besar terhadap pariwisata dan perekonomian
Dengan
mengembangkan wisata mangrove dan pantai cemeti sebagai tujuan wisata, manfaat
yang diharapkan adalah adanya dampak secara nyata dan signifikan terhadap
pertumbuhan ekonomi dan peningkatan kesejahteraan masyarakat disini.
Hamparan Pasir yang luas di Pantai Cemeti menjadi
keindahan tersendiri untuk Pantai ini, dan yang tak kalah pentiang ialah bersih tanpa ada sampah-sampah yang
mencemari Pantai ini.