TRANSLATE ARTIKEL INI KE DALAM BAHASA LAIN DENGAN MENGKLIK PILIH BAHASA DIBAWAH

Thursday, 27 December 2012

PELANGI DALAM HIDUP - Perjalanan Panjang LDR Dengan Yang Tercinta

BISMILLAH
Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh


Perkenalkan !!
My name is Al Furqan (nama lahir/pemberian orangtua), nama yang baik, bagus, dan keren ☺☺☺

Al Furqan artinya Pembeda
Menurut saya yang asal-asalan sih begini mungkin yah: 
Maksud orangtua saya menamai saya dengan Al Furqan mungkin agar kelak ketika saya dalam perjalanan melintasi waktu kehidupan yang telah ditentukan oleh Sang Maha Penentu Waktu Kehidupan, maka saya dapat membedakan, mengetahui, memilah memilih mana jalan kebenaran yang harus dilalui dan diikuti serta mana jalan keburukan yang harus hindari dan dijauhi... $_@% -":;'!;(:"*!:?'

Namun lain dari pada pendapat saya yang asal-asalan dia atas, 
Arti dari Al Furqan dalam Al Qur'an sih seperti ini: 
Dalam terjemahan Al-Qur’an bahasa Indonesia, Al-Furqan diartikan sebagai pembeda; yang membedakan antara hak dan batil. 
Pada beberapa buku tafsir dijelaskan bahwa Al-Furqan ini merupakan sifat yang mempunyai potensi atau kemampuan membedakan sesuatu secara terperinci sehingga ia dapat mengungkapkan dengan jelas rahasia yang tersembunyi di balik sesuatu itu. 
Kalau boleh dikatakan, dia bukan saja mampu membedakan hal yang sudah jelas, misalnya antara hitam dengan putih, tetapi dia mampu membedakan yang mirip atau samar

mudah-mudahan sifat saya bisa seperti itu.. aamiin


Curhat dikit yah :
Dengan berjalannya rel kehidupan, nama saya mengalami sedikit kreatifisasi dari nama lahir ☺☺☺
Yaitu dengan bertambahnya dua titik dan satu huruf, sehingga yang pada awalnya saya diberi nama AL FURQAN oleh orangtua saya, 
Kemudian berubah menjadi M. AL. FURQAN
Perubahan ini terjadi pada saat saya lulus SD yaitu dengan tercantum di Ijazah SD dengan nama tersebut (M. AL. FURQAN), hhmmm... entah siapa yg keliru pada waktu itu...


Curhat banyak yah : ☺☺☺

MASA KECIL

semasa kecil saya tinggal di salah satu daerah terpencil nan indah yang ada di Kalimantan Barat  (Kal-Bar) tepatnya di Kec Batu Ampar, Kab Pontianak. Nama kampungnya udah agak-agak lupa sih, kalau nggak salah namanya muara tiga atau paket. Maklum, udah lama pergi dari sana. 
Karena saya tinggal dan kecil di daerah itu 
maka dalam pikiran saya waktu masih anak-anak bahwa saya ini adalah orang kalimantan dan lahir di sana, 
akan tetapi kenyataannya tidak begitu pemirsaa ☺☺☺
Hmmm... Dengan seiring betambahnya usia dan nanya ini itu sana sini kanan kiri ☺☺☺
akhirnya dapat pengetahuan baru ☺☺☺ 
bahwa ternyata sebenarnya sesungguhnya sediakalanya saya hanyalah manusia pendatang yang numpang tinggal di Pulau Kalimantan ☺☺☺

Dan ternyataaa........
Dan ternyata saya adalah orang ganteng bin keren "ehh salah! orang Bima maksudnya ☺☺☺
Saya lahir di Wera (sebuah kecamatan yang letaknya di bagian timur sedikit ke-selatan wilayah Kabupaten Bima) tepatnya di desa Nunggi pada hari Rabu malam Kamis jam "kurang tahu" tanggal 12 Sya’ban 1411 Hijriah (kalau diMasehikan cari sendiri yah ☺☺☺)

Kenapa saya bisa berada dan tinggal di Kalimantan Barat?
Pada tahun 80-90-an,
Bapak  saya ituuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuu
apa sih namanya
oh iya
ini

"merantau"

merantau ke salah tatu daerah transmigrasi yang ada di Kecamatan Batu Ampar, Kabupaten Pontianak, Kalimantan Barat, Indonesia, Asia, sana ☺☺☺ #daerah #terpencil
merantau jadi guru disana.

Waktu orangtua saya merantau dulu saya masih sangat kecil (umur kira-kira 1 tahun)
Lalu dibawa ke ke KalBar
Sehingga yang saya tahu bahwa saya berada, tinggal, tumbuh dan berkembang di daerah terpencil nan indah yang ada di Kal-Bar itu, 
itulah yang menyebabkan saya berpikir bahwa saya ini asli orang Kalimantan.

Daerah nan indah??
Yahh... Karena memang daerahnya sangat indah nan sejuk
Dengan segala budaya dan alamya. Hutan-hutannya yang lebat menyejukan jiwa raga, 
alam yang hijau membuat mata enak memandangnya, 
kicauan burung-burung yang bermacam-macam, 
jalanannya hanya tanah polos yang terbentang panjang sejauh mata memandang (tak ada aspal, batu/kerikil/pasir)
sungainya panjaaaaaaaang 
dan masih banyak lagi keindahan alam lainya. 
tak ada mobil, 
tak ada motor, 
tak ada listrik, 
apalagi HP
Daerah yang benar-benar terpencil dan suasana yang benar-benar alami dengan segala kehijauan dan kesejukannya. (waktu itu/1992)

Karena hijau alamnya, tak heran jika kita menggali tanah dengan kedalaman setengah meter saja maka akan terdapat  air,
dan inilah salah satu fenomena yang masih tersimpan jelas di memori otak ini, 
tak terlupakan,
terkenang,yaitu ketika ada orang  meninggal yang hendak dikuburkan maka harus menggunakan peti jenazah untuk menguburnya, 
kemudian air di liang lahat harus ditimba agar peti tersebut bisa ditempatkan dengan posisi terbaik di dasar liang lahat, kadang petinya sambil dinaiki (injak) agar setengah tenggelam pada saat proses penguburan.

Apabila kita bersahabat dengan alam
Maka alam akan jauh lebih bersahabat lagi dengan kita. .Alf


Menikmati masa kecil memang sangat menyenangkan karena selalu bisa berada disamping orang-orang yang kita sayangi, 
cintai, 
hormati,
yaitu orangtua (Ibu Bapak) serta saudara/i kita..

Namun itu hanyalah pelengkap lembaran-lembaran indahnya perjalanan hidup yang kini saya sebut sebagai "kesakitan". 
Dalam hidup saya indahnya lembaran-lembaran itu harus berakhir dengan sebuah perpisahan yang kini saya sebut sebagai "perampasan kebahagiaan"..
Sebab dengan keputusan orangtua saya yang tak seharusnya 
sehingga menyebabkan saya mau tidak mau harus jauh dari mereka, 
Keputusan apa?
keputusan mereka yang secara tak langsung membuat saya harus pergi jauh dari mereka.
Keputusan itu berupa "saya harus tinggal bersama nenek di Bima" ..
Bayangin aja dari Kalimantan Barat ke Bima, betapa jauhnya jarak antara saya dengan orangtua saya. 
Lewatin beberapa pulau dan beberapa provinsi coba.
Sebab 
Kan saya masih keeeciiiil (lebay nih)
Dengan saya yang masih kecil pada saat itu;  kecil yang masih butuh kasih sayang, dekapan hangat, bimbingan, perhatian, pelukan, dll dari orangtua, eeeeh malah harus jauh dari mereka.

.KEBAYANG nggak sakitnya digituin #hiks hiks hiks

Sungguh ironi hidup ini, yang saya inginkan seharusnya tetap pada jalurnya tapi nyatanya malah keluar dari jalur itu 
sehingga saya merasa seperti kendaraan yang seharusnya terus berada di jalur kebersamaan, tetapi dipaksa keluar dari jalur itu sehingga mengalami kecelakaan parah yang sangat hebat (makin lebay nih) ☺☺☺☺☺☺

Perjalanan mundur ke masa lalu adalah lamunan yang panjang yang begitu menyakitkan! Pahitnya tahapan kenangan membuat hati teriris menerima kenyataan masa lalu yang tak diinginkan, membuat sesak dada memikirkannya di masa sekarang. 
Manis atau pahitnya tahapan kenangan yang telah ku alami saat itu, merupakan suatu perjalanan rel kehidupan.  Yah! itulah kehidupan!!! 
Namun rasa sesal di dasar hati tetap saja statis tak mau pergiii.. (beginilah kalau anak hatinya bahasa tapi maksa kuliahnya fisika ☺☺☺☺☺☺


SD BERCERITA
Sekitar tahun 1997 saya mulai masuk Sekolah Dasar, saya sempat sekolah hingga kelas III SD (nama sekolahnya SDN 30 Teluk Batang, kalau nggak salah) Kecamatan Batu Ampar - Kabupaten Pontianak - Provinsi Kalimantan Barat. Hingga akhirnya pindah untuk tinggal bersama nenek di Bima..

Kalau hati nurani dan perasaan saya, jelas pasti sy tak mau jauh/pisah dari orangtua, tapi pada akhirnya saya angkat kaki dari Pontianak dan pergi  tinggal bersama nenek di Bima.
Mungkin pertanyaan ini tak wajar; namun terkadang muncul dalam benak, apa orangtua saya nggak sayang yah sama saya?. kok di oper ke Bima sana. Berpisahnya jauh pemirsaaa #hiks hiks hiks 😥😥😥
Coba pisahnya antar RT yaaa saya mungkin akan terima, kalau rindu kangen ingin ketemu yaa tinggal datang ke rumah... Ini jaraknya masya Allah, mendaki gunung lewati lembah berenang di sungai arungi lautan, jauuuuuh oh jauuuuuh..................
Saya yang masih kecil: 
pelukan hangat, sentuhan, ciuman, ngobrol, nangis, senang, sakit, canda, tawa, dan kebersamaan dengan orangtua. Sudah pasti itu adalah segalanya bagi anak kecil......................
#jadi sedih nulisnya 😥😥 


AKHIRNYA PISAH JUGA 😥😥😥
Waktu itu Nenek datang jalan-jalan ke Pontianak, eh datang jalan-jalan pulangnya bawa saya ke Bima ☺☺☺ (mungkin sudah direncanakan antara mama, bpk, nenek dan keluarga yang lain)
Dari Pontianak kemudian singgah semingguan di tempat bibi di Jakarta (dibeliin sepeda biar saya nggak nangis terus) ☺☺☺
Lanjut perjalanan dari Jakarta ke Bima
Sampai di Bima 
nangis nangis nangis
pokoknya nangis terus lah  ☺☺☺ *minta pulang

BIMA / MBOJO
Menjalani hari-hari pertama di Bima (Wera Nunggi) sangat-sangat tidak menyenangkan rasanya.. awal-awal, tiap harinya nangis melulu 
pokoknya minta “balik pontianak”. 

Tapi apalah daya, kata itu hanyalah sebatas kata-kata yang terlontar percuma, yang seiring bejalanya waktu akhirnya hilang juga dari ucapan (capek kali yah dulu nyebut “balik kalimantan” terus 😀hahah) 
"Kata-kata yang tak pernah terwujud" .. Toh akhirnya saya tetap tinggal di Wera Nunggi dan tak pernah kembali untuk tinggal bersama orangtua di KalBar.

Kenapa pula harus ada keadaan seperti itu
Jelas aku tak bisa menerimanya sampai detik ini
Aku mau jujur jujur saja, bicara apa adanya
Aku tak mau mengingkari hati nurani
Perih hati ini

Karena pendidikan adalah hal yang paling penting maka keluarga yang ada di Bima menyuruh saya untuk mulai sekolah lagi,
maklum awal-awal sampai di Bima saya nggak langsung mau sekolah, beberapa minggu saya nggak mau sekolah karena maunya balik ke "mama bapak" aja, tapi pada akhirnya sekolah juga,
pada awal-awalnya harus di antar, dan yang ngantar nggak boleh pulang, harus nunguin di sekolah sampai pelajaran selesai (jam pulang).☺☺☺ #hmmm ternyata rese juga yah gue dulu 😀 hahaha

Seperti yang telah saya tulis di atas bahwa 
di Kalimantan Barat saya sempat sekolah hingga kelas III (tiga) SD, 
namun setelah pindah ke Bima
saya nggak di suruh untuk lanjut dibangku kelas III (tiga)... 
Kenapa??? 
Karena pertimbangan/pesan mama bapak pada keluarga di Bima bahwa umur saya masih kecil,
sehingga di Bima saya lanjut/dimasukan dikelas II (dua) tepatnya di SDN Inpres Nunggi 4, Kecamatan Wera - Kabupaten Bima - Provinsi Nusa Tenggara Barat..
Di Sekolah baru ini seiring berjalannya waktu, cukup menyenangkan, karena dapat teman-teman baru.. 
Bertemu dengan orang-orang yang baru di tempat yang baru memang membuat saya malu pada waktu itu krn diperhatikan terus (kaya artis 😀 hahaha)
namun seiring berjalanya waktu 
akhirnya akrab dan berteman baik dengan mereka semua.. 
jadi kangen sama teman-teman SD
Gani, 
Firi, 
Mimin,
Ara,
Yayan,
Muhlis,
Dedi,
Man,
Dodi,
Bu,
Anto,
Ami, 
Diri,
Alwi,
Jai,
Asma, 
Ria,
Ria B,
Is,
Nuny,
Lina,
Lisa,
Hawsah,
Ani,
Ayu, 
Tia,
Nani,
Desi,
Sri,
Siapa lagi yah??
hey teman apa kabar kalian? Semoga baik-baik saja! 

Oe doho
Mbuipu kawaram ntoin?
Mpa'a joge dangdutan dei kelas
Rai ne.e hebi kuta dahu di subi
Kempa weki dei kelas dahu di pa efo
Mpa'a mece (sempa dapo lenga kai ba)
Kanggihi nggaro di halaman belakang sekola
Mpa.a kawongga dei sekola
Lao dei loka wunga sakola
Lao dei duwe tibae rai gara-gara wou fanda mengi
Boe ba guru kani salepe bda loa hafa perkalian
Mpa.a bola pimpong dei kelas pala bed na kani triplek
Mpa.a karmbo kai isi wua kanahi dei kelas
au wali yah??


Banyak kisah-kisah
Tak terlupakan bersamamu teman
Masa-masa indah penuh kebersamaan
Saya rindu bermain bersama kalian
Saya rindu belajar bersama kalian
Saya rindu berkumpul bersama kalian
Saya rindu senyuman polos itu teman
Saya rindu segala keceriaan itu teman
Saya rindu masa-masa konyol itu teman
Kadang kisah-kisah kita sederhana teman
Tapi itulah yang kita kenang


Waktu SD saya suka olahraga, terutama sepak bola. Hampir tiap hari main bola, apalagi kalau jam pelajaran kosong (guru nggak masuk) girangnya bukan main, karena waktunya bisa kami manfaatkan untuk bermain bola.☺☺☺


ABG SMP 😀
Setelah lulus dari SDN Inpres Nunggi 4 pada tahun 2003, saya melanjutkan sekolah di SMPN 3 Wera (sekarang SMPN 2 Wera) yang ada di desa Nunggi..
Di awal-awal SMP saya sedikit tak rela hati karena berpisah dengan teman-teman SD yang selama ini selalu bersama-sama tiap harinya selama 5 tahun.. Sebab mereka ada yang melanjutkan sekolah di luar Wera bahkan di luar Bima. 
Namun sebagian besar teman-teman masih satu SMP dengan saya.
dilain sisi saya juga sedih karena ada juga teman SD yang tidak melanjutkan ke SMP (bukan karena mereka tidak mau sekolah tapi karena mereka tak memiliki biaya yang cukup untuk melanjutkan ke SMP). 

Di SMP saya dapat teman baru lagi...  
Ada yang dari desa Ntoke, 
desa Bala,
dusun Sori,
bahkan dari desa Payi yg jauh sana... Hey teman apa kabar kalian semua? Semoga baik-baik saja....

Salah satu yang saya suka waktu SD masih juga saya minati ketika SMP, yaitu sepak bola.. Entah kenapa saya benar-benar suka dengan olahraga yang satu ini.. Namun sayangnya di SMP tempat sy sekolah tidak ada lapangan sepak bolanya, yang ada fasilitas olahraganya hanyalah lapangan voli dan lapangan basket...
Sehingga kalau lagi jam penjaskes dan kepengen main bola 
yaaa mainya di lapangan upacara, 
nggak ada kepuasanlah saya rasa main disitu
karena dikelilingi oleh beberapa bangunan berupa kantor, ruang guru, ruang TU, dan perpustakaan di sebelah Timur, ruang-ruang kelas 2 dan 3 di sebelah Utara dan Selatan, serta tebing tinggi di sebelah barat.. 
jadi Nendang bolanya juga nggak berani keras-keras 
karena bisa saja masuk ke kelas lain yang lagi belajar (sudah pasti kena marah dan pukul)
 atau yang lebih parahnya lagi apabila kena kaca jendela bangunan-bangunan tersebut dan pecah.. Hmmm,,, sudah pasti di suruh gantii...(ngeriii)
Gak enak banget kan? Main bola tapi energi nggak bisa dikeluarkan secara maksimal, nendang nggak bisa keras-keras! Bayangin aja sendiri 😀

Dan disela-sela kesibukan saya sebagai siswa SMP (ciaaah sibuk,,,sok sibuk). Saya tetap dengan RASA,
(rasa ingin untuk kembali tinggal bersama dengan orangtua yang ada di Pontianak sana)
Hmmm... dan masih tetap hari-hariku 
ku lalui tanpa mereka (orangtuaku)....

Ada yang menarik sih sejak saya masuk SMP, sejak jadi anak SMP saya mulai sedikit kepo dalam hal agama yaitu sering belajar ngaji, ikut pengajian, dan sering sholat di masjid. 
Bagaimana tidak?
 soalnya di SMPlah saya mulai merasakan kesakitan di telapak tangan saya tiap minggunya... 
Kenapa sakit?
Karena tiap minggu periksa sholat, jadi ada salah satu guru yg tiap beliau masuk mengajar, pasti beliau periksa shalat murid-muridnya,
 (metodenya sangat simpel menurut saya, cuman nanya doang dlm minggu ini shalat apa saja yg ditinggalkan, trus dijumlahkan, Lalu kena pukul dah sejumlah shalat yang ditinggalkan). Sakiiit telapak tangan, gimn gak sakit, bambu/rotan tu pake mukulnya.. 
Namun di balik semua itu saya sangat berterima kasih kepada beliau, yang tidak pernah bosan menyuruh murid-muridnya termasuk saya untuk selalu sholat...
LLUARR BIASA menurut saya inisatifnya, sangat Briliant!
Hingga pengaruhnya saya rasakan sampai skrg ini dalam hidup saya.. 
Beliau adalah guru matematika kami, bernama lengkap Andi Irawan, M.Pd.

Terima kasih guru-guruku
Untuk ilmu-ilmu yang engkau ajarkan
Untuk jasa-jasamu yang begitu mulia
Hingga kami bisa seperti sekarang ini


DRAMA SMA
Pada tahun 2006, saya lulus dari SMPN 2 Wera 
dan saya pun melanjutkan sekolah ke jenjang yang lebih tinggi lagi.. Di tahun yang sama, saya mendaftarkan diri disekolah negeri yang ada di Kecamatan Wera, tepatnya di SMAN 1 Wera. Setelah melalui beberapa serangkaian tes, saya berhasil lulus dan diterima di sekolah tersebut..
Kali ini tempat saya bersekolah jaraknya cukup jauh dari tempat tinggal, sehingga untuk mencapainya saya harus naik kendaran (baik itu roda 2 maupun roda 4). Sebab sekolah SMAN 1 Wera tersebut berada jauh dari desa Nunggi tempat tinggal Saya.. SMA tersebut tepatnya terletak di desa Tawali.. 

Di SMA saya ingin meningkatkan hobi saya dalam bidang olahraga sepak bola. Namun lagi-lagi seperti waktu SMP, fisilitas olahraga yang tidak mendukung di SMA membuat saya tak bisa sepenuhnya konsen terhadap hoby saya.  
Pada saat kelas 1 saya tergabung di kelas 1.1  
Dan ketika naik kelas 2 saya terpilih masuk di kelas IPA, 2 Ipa 2..

Hey
Apa kabar teman?
Dari segala penjuru desa yang ada dikecamatan Wera, kita diprsatukan di SMAN 1 Wera...

Dan tahukah??
Meski hari-hari berlalu di SMA menyenangkan. Tetap bahwa keinginan hati saya masih seperti sebelum-sebelumnya, 
tak pernah berubah,
Yaitu sangat ingin kembali tinggal bersama dgn orgtua.
Walaupun banyak keluarga-keluarga yang datang tuk sekedar silaturrahmi, menemani, main2, ngobrol2, dll di rumah nenek. Namun tetap saja saya rindu dengan sosok mereka (sosok kedua orangtua saya) yang jauh disana... 

Hukum alam berjalan menggilas ludah, 
hukum Tuhan katakan 
“Sabar"


Pertama kali punya HP
Bulan demi bulan menjalani hari-hari saat SMA, akhirnya dapat hadiah HP dari bibi yg di Jakarta (horeee... senang 😀😀😀hahah) .. 
yaaa senanglah jadinya dapat HP 😀😀
Alasan ngasi HP katanya biar lancar berkomunikasi dengan orangtua di Pontianak juga  dgn keluarga di Jakarta..
Bisa sedikit mengobati kerinduan dengan orangtua meski berkomunikasi jarak jauh dengan mereka.
Namun dasar sudah berpisah jauh selama 9 tahun dgn orangtua, biarpun punya hp saya merasa kaku berkomunikasi dengan mereka..
 Dan sampai saat ini saya pun merasa keanehan ini, inilah efek negatif yang merasuk diri saya karena perpisahan bertahun-tahun itu. 
bagaimana tersiksanya saya menunggu,
 bagaimana tersiksanya saya dalam kerinduan,
 bagaimana tersiksanya saya dalam kesendirian,
 bagaimana tersiksanya saya dalam kesedihan,
 bagaimana tersiksanya saya dalam penantian,
 bagaimana tersiksanya saya dalam pengharapan,
 bagaimana tersiksanya saya dalam merasakan hilangnya kasih sayang,
Semuanya seperti virus yang merusak segala perasaan dan jiwa..
Hingga pada akhirnya
Himpunan segala perasaaan sunyi kasih sayang orangtua itu menciptakan efek negatif yang membuat saya setengah mati tuk bisa akrab menyatu dengan keluarga kandung sendiri, masih tak dimengerti mengapa menjadi rasa yang sesulit ini dalam hidup saya. Aneh bukan!
Namun sepertinya, memang anak kecil itu tersiksa dalam diam yang begitu lama, tanpa ada sosok kedua orangtua tuk menuangkan segala resah keluh kesah canda tawa emosi dalam jiwa.
Sulit dimengerti, entahlah...
Aku​ luka... 😥😥😥

DAN
Waktu terus berjalan
Naik kelas II
Terpilih masuk kelas IPA
Akhir semester genap kelas II
AKHIRNYA
Orangtua pindah (balik) ke Bima
Akhirnya orangtua saya balik pindah ke Bima, setelah selama kurang lebih 20 tahun di tanah rantauan.
 dan selama kurang lebih 10 tahun berpisah jauh dgn saya.  
akhirnya bersama-sama lagi, 
 Namun kebersamaan itu saya rasa sangat singkat, 
karena mau naik kelas 3, mentoknya paling 10 bulan aja bersama-sama orangtua
 setelah itu pisah lagi. hmmm
Sebab, lulus SMA mau tidak mau harus berpisah lagi dari orangtua
 untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi lagi (Kuliah)...
Nasiib Nasiiib 😥😥😥😥😥


Ekstra Time 😀
Akhirnya pada tahun 2009 saya lulus SMA... 
Kemauan sendiri kuliah,
Orangtua ngedukung,
Bingung mau kuliah dimana...
Pada awalnya banyak pilihan. Ada abang yang kuliah di Bali nyuruh saya agar datang
kuliah di Bali, 
ada keluarga nyaranin agar
kuliah di Malang atau Surabaya, 
ada juga yang nyaranin kuliah di Mataram dgn alasan krn lumayan dekat dan transportasi gampang,  
ada pula yg nyaranin ke Makassar.. 
hmmm bingung jadinya 😇😇
 Kalau
keinginan pribadi sih kuliah di Jogja
Tapi karena alasan biaya dll jadinya milih opsi lain..
Sehingga 
pada akhirnya orangtua merekomendasikan agar kuliah di Makassar.
 ( kebetulan ada kakak2 sepupu jg Yg sedang kuliah di makassar. jadi sy iya oke sip aja 😀😀😀 )


trennng tennng tennng 
Dan tiba waktunya untuk go to Makassar,
Dan saya mengerti, beginilah memang rasanya kalau telah lama jauh pisah dari orangtua, berpisah dengan mereka untuk yang kedua kalinya
yang saya rasa adalah biasa-biasa saja.. tak ada sedih, tak ada air mata..
Beda ketika saya berpisah dengan mereka pada saat itu, saya kadang seharian nangis air mata bercucuran hanya ingin agar kembali tinggal bersama orangtua.. "Kesedihan Tingkat Tinggi lah pokoknya pada waktu itu" ..
Sekarang? 
Entahlah....
Aku juga bingung.....

"Di atas KM TILONGKABILA yg penuh disesaki banyak penumpang remaja yg baru lulus SMA, ketika kapal mulai berangkat meninggalkan pelabuhan Bima, saya melihat pemandangan yang penuh haru, sambil melambaikan tangan di atas kapal mereka (calon mahasiswa baru) rata2 meneteskan air mata, ada yg tersedu-sedu, sedih lah pokoknya.. Lalu saya? saya juga melambaikan tangan seperti yang lainnya sambil memandang ke arah dua sosok yg sedang berdiri di bawah (area dalam pelabuhan), sosok yang begitu saya rindukan dan harapkan bertahun-tahun, namun anehnya entah dimana rasa sedih yang ada krn perpisahan, entah kemana hilangnya, perginya, pada saat itu. 
disaat yg lain begitu tersedu-sedu meneteskan air mata karena berpisan dengan keluarga mereka.
Entahlah... saya bingung dengan semua itu.................................
Perasaan yang biasa-biasa saja dengan kapal yang mulai perlahan meninggalkan pelabuhan Bima....

Aneh memang..... seperti ada sebuah rasa yang hilang..
Perjalanan Panjang LDR Dengan Yang Tercinta sepertinya  akan terus berlanjut entah sampai kapan..

ANAK KULIAHAN
Setelah sampai di Makassar beberapa hari,
 saya memilih mendaftarkan diri di kampus UNM (Universitas Negeri Makassar), 
Sayangnya gak dapat pendaftaran gelombang pertama,
 Hanya dapat pendaftaran gelombang ke dua, 
tapi tak lagi banyak pilihan bidang studi yg ditawarkan seperti pada saat gelombang pertama. 
Sehingga bidang studi Pendidikan Fisika yang saya ingini tak ada di gelombang ke dua. Akhirnya batal di UNM, padahal sudah  registrasi.
*tidak ingat sy daftar bidang studi apa waktu itu.
Kemudian sengaja tak saya lanjutkan meski sudah daftar di UNM karena dapat informasi bahwa di UIN Alauddin masih dibuka pendaftaran,
jadi dihari esoknya langsung Meluncur ke UIN Alauddin, kemudian mendaftar ini itu dll. Pilihan Pertama saya sudah pasti  yg saya ingini dari awal yaitu Pendidikan Fisika -
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan. Pilihan kedua yaitu Teknik Komputer - Fakultas Sains dan Teknologi. 

Setelah melewati beberapa tes lewat jalur UML, akhirnya saya berhasil lulus pada pilihan pertama dan diterima di Perguruan Tinggi Negeri yang tergolong elit di Makassar ini..

Mulai kuliah
Memasuki dunia Perguruan Tinggi awalnya takut, grogi, deg-degan,
karena bertemu dengan orang-orang yang belum pernah saya temui sebelumnya, 
dari daerah dan suku2 yang berbeda,
budaya yang berbeda,
belajar bersama mereka,
membuat pikiran saya terlintasi banyak kecamasan sekaligus juga penasaran.
Namun pada akhirnya semua berjalan dengan lancar,
Mereka semua adalah teman yang baik dan ramah2 juga menyenangkan..

Dan saat-saat ini masih berjuang menyelesaikan study di bangku perkuliahan..
Mudah-mudahan bisa selesai tepat pada waktunya...

Bicara tentang cita-cita, dari kecil rasanya saya tak punya cita-cita,
Cita-cita  saya bukanlah menjadi guru, dosen atau presiden sekalipun. Karena memang dari sejak kecil hingga sekarang saya tidak tahu apa sebanarnya cita-cita saya.
Mengajar orang lain adalah sesuatu hal yang yang tak saya inginkan, bukan karena saya pelit ilmu, tapi karena saya merasa ilmu yang saya miliki masih sangat kurang mengajari seseorang..

Sampai sekarang pun saya merasa bakat dan kepribadian saya tidak mendukung saya untuk menjadi Guru.. Padahal kuliah yang​ saya tempuh ini liniernya mesti jadi pendidik..
Namun langkah yang telah saya tempuh ini insya Allah saya akan tetap konsen didalamnya sampai dan setelah lulus nanti.. mengikuti linier dari jurusan yang saya ambil ini yaitu outputnya adalah guru/pendidik..  yaaa Alhamdulillah lagi apabila jadi dosen...


Meski bakat dan kepribadian saya tidak mendukung saya untuk menjadi guru/pendidik, namun saya tidak akan pernah menyerah..
 sebagaimana orang bijak berkata 
“Bila anda belum menemukan pekerjaan yang sesuai dengan bakat anda, maka bakatilah apapun pekerjaan anda sekarang. Anda akan tampil secemerlang yang berbakat”
so, kita bisa karena terbiasa. semoga kita bisa menjadi guru/pendidik secemerlang orang yang berbakat nantinya. insya Allah


Teman
Bersama bersama dan selalu bersama
Pada satu tujuan mulia
Membahagiakan orangtua
Dengan lulus kuliah

 #Jadi mahasiswa Fisika itu menyenangkan 😀😀


 
For All
untuk semua yang pernah berkisah bercerita berdrama di dalam carut marutnya kehidupanku... Terima kasih karena telah hadir sepanas matahari, sedingin hujan, di dalam warna kehidupanku, sehingga dengan semua itu, aku dapat melihat pelangi. Pelangi Hidupku.... The End

***menulis adalah bekerja untuk keabadian!

***Kamis, 27 December 2012 at makassar
Writer: M. Al. Furqan  
     get your own writing’s style
.........................................................................................................................

No comments:

Post a Comment

Tulis komentar Anda disini

ANDA PENGUNJUNG KE :

CARI ARTIKEL LAIN DI BLOG INI DENGAN MEMASUKKAN KATA PADA KOLOM SEARCH DIBAWAH