Malam ini
Di depan rumah dinas
Kusendiri
Sepi
Ya, hanya sepi
Menemani
Aku mengenal sepi sedari dini
Sepi perhatian
Sepi dekapan
Sepi sentuhan
Sepi suara mereka
Sepi raut wajah mereka
Sepi canda tawa mereka
Sepi kebersamaan
Sepi segalanya
Dari mereka
Kenapa pula
Ada keputusan yang menyakitkan
Hingga membuatku jauh terpisahkan
Mengapa? mengapa
Ada keputusan yang sakitnya tak seharusnya dirasakan
Hingga membuatku sepi terluka
Sendirian
Lalu
Tuk akrab dengan mereka yang tersayang
Aku tak terbiasa
Hingga pada akhirnya
Waaah untuk sekedar akrab saja
Aku benar-benar biasa
(Percayalah rasanya seperti perasaan yang tak ingin sama sekali manusia rasakan)
Apakah perasaan seperti itu mereka rasakan?
Percayalah aku luka dengan semua itu
Dengan semua kesendirian yang kutelan
Percayalah aku sakit dengan semua ini
Dengan rasa sesal yang tak mau hilang
Entah ini goresan penyesalan atau hanya ngigau di malam cahaya bulan
Entahlah!
Hanya saja
Berpisah lama dengan jarak yang sangat sangat jauh
Untuk anak yang pada waktu itu di umur sekecil itu
Tak seharusnya itu dilakukan
Benar-benar melukainya secara perlahan
Meski ada alasan dibalik semuanya
Peduli apa
Mengerti apa
Tau apa
Anak kecil tentang alasan yang ada
Jika
Anak itu adalah titipan Tuhan
Jika sudah titipan
Maka jangan lagi dititipkan
Ke keluarga, ke mereka, dan ke ke ke yang lainnya
Mengertilah
Suatu hal yang masih selalu mengganggu kepala
Dalam perjalanan kisah hidup ini
Berpisah dari mereka sejak kecil
Jauh dari mereka sejak kecil
Sepi dari mereka sejak kecil
Tak bersama mereka sejak kecil
Sebuah kenyataan yang masih tetap membuat luka
Sakit tanpa tergores
Perih tanpa teriris
Membuat tak enak badan
Mengkusutkan pikiran
Malam ini
Akh...
Mengapa kepalaku secerewet ini???
.........................................
Satiruk, malam 01:35 WIB
Selasa, 25 okt 16
Writer : M. AL. FURQAN