Istilah "puber"
berasal dari kata "pubes" yang artinya rambut yang tumbuh di
sekitar kemaluan. Kondisi ini dialami oleh anak berusia belasan tahun, baik
laki-laki maupun perempuan. Puber kedua adalah kondisi dimana terdapat kesamaan
perilaku seperti yang dialami anak-anak yang memasuki masa puber, seperti lebih
memperhatikan penampilan, lebih memperhatikan lawan jenis, dan sebagainya.
Puber kedua
dialami oleh pria maupun wanita yang memasuki usia 40 tahun ke atas. Gejala
yang timbul pada pria saat memasuki puber kedua adalah :
1. Enggan tampil tua. Mereka mulai
memperhatikan penampilannya maupun keindahan tubuhnya. Rambutnya disemir ala
anak muda, bergaya gaul, memodifikasi mobilnya menjadi ceper, dan sebagainya.
2.
Mereka juga mulai senang
kembali berpetualang. Mulai dari dari naik motor jarak jauh, sampai keluar
masuk diskotek.
3. Produktivitas hidup meningkat.
Banyak ditemui bahwa mereka semakin mahir bernegosiasi, semakin maju bisnisnya,
maupun semakin memukau karirnya.
Sedangkan pada
wanita, gejala yang muncul adalah :
1.
Terganggu atau berhentinya proses
menstruasi (terjadi menopause). Hal ini terjadi karena gonadotrop tidak
diproduksi lagi oleh kelenjar hypophysc. Efek yang terjadi adalah
pusing, lesu, dan kurang bergairah. Akibatnya kestabilan emosi sering
terganggu.
2. Timbunan lemak menyusut sehingga
kulit mulai keriput, bahkan buah dada mulai berubah bentuk. Rambutpun mulai
memutih. Keadaan ini akan berpengaruh pada kejiwaannya. Apalagi jika suami
memandang hal itu sebagai suatu kemunduran.
Setiap orang
akan mengalami fase puber kedua ini. Karena itu perlu persiapan yang cukup
matang untuk memasuki fase krisis ini. Di sinilah komitmen perkawinan kembali
teruji. Komunikasi dan pengertian memegang peran yang sangat penting bagi
pasangan yang mulai memasuki masa puber kedua ini. Kondisi yang berbeda antara
suami dan istri sering kali memicu konflik di antara mereka berdua. Suami
semakin bersemangat dalam banyak hal, sedangkan istri semakin lesu dan kurang
bergairah. Bila terjadi komunikasi yang baik di antara pasangan yang memasuki
masa ini, maka masalah krisis kedua ini akan dapat diselesaikan dengan baik.
Beberapa hal
yang bisa dilakukan untuk melewati masa puber kedua dengan baik adalah:
1.
Bertamasya berdua tanpa
diganggu oleh kehadiran anak
2.
Memberikan kejutan seperti
candle light dinner, membelikan barang yang sedang diinginkan pasangan, dan
sebagainya
3.
Membuka kembali album foto
kenangan bersama-sama
4.
Menonton bioskop berdua saja
5.
Dan sebagainya
Dengan demikian
diharapkan pasangan yang memasuki masa puber kedua dapat melewatinya dengan
baik dan memasuki usia senja dengan bahagia.
No comments:
Post a Comment
Tulis komentar Anda disini