TRANSLATE ARTIKEL INI KE DALAM BAHASA LAIN DENGAN MENGKLIK PILIH BAHASA DIBAWAH

Saturday, 15 December 2012

Pengertian Lipatan Menurut Ahli Geologi (Soal Jawab)


Tugas MK Astronomi
(Dosen: Suprapta. M.Si)

Oleh:
Nama   : M. Al Furqan
Nim     : 20404109036
Kelas   : Fisika 2

1.      Tuliskan beberapa definisi lipatan menurut ahli geologi.
Jawab :
a.       Hill (1953)
Lipatan merupakan pencerminan dari suatu lengkungan yang mekanismenya disebabkan oleh dua proses, yaitu bending (melengkung) dan buckling (melipat). Pada gejala buckling, gaya yang bekerja sejajar dengan bidang perlapisan, sedangkan pada bending, gaya yang bekerja tegak lurus terhadap bidang permukaan lapisan. 
b.      Billing (1960)
Lipatan merupakan bentuk undulasi atau suatu gelombang pada batuan permukaan.
c.       Hob (1971)
Lipatan akibat bending, terjadi apabila gaya penyebabnya agak lurus terhadap bidang lapisan, sedangkan pada proses buckling, terjadi apabila gaya penyebabnya sejajar dengan bidang lapisan. Selanjutnya dikemukakan pula bahwa pada proses bucklingterjadi perubahan pola keterikan batuan, dimana pada bagian puncak lipatan antiklin, berkembang suatu rekahan yang disebabkan akibat adanya tegasan tensional (tarikan) sedangkan pada bagian bawah bidang lapisan terjadi tegasan kompresi yang menghasilkan Shear Joint. Kondisi ini akan terbalik pada sinklin.
d.      Park (1980)
Lipatan adalah suatu bentuk lengkungan (curve) dari suatu bidang lapisan batuan.

2.      Apa yang dimaksud dengan struktur lipatan ?
Jawab :
Struktur lipatan merupakan salah satu struktur geologi yang paling umum dijumpai pada batuan sedimen klastika, dan sering pula ditemukan pada batuan vulkanik dan metamorf. Atau bentuk yang terjadi pada lipatan bidang-bidang datar dimana kekakuan dan kekuatannya terletak pada keseluruhan bentuk itu sendiri. Bentuk lipatan ini mempunyai kekakuan yang lebih dibandingkan dengan bentuk-bentuk yang datar dengan luas yang sama dan dari bahan yang sama pula.

3.      Tuliskan dan jelaskan beberapa unsur lipatan.
Jawab :
a.       Plunge,sudut yang terbentuk oleh poros dengan horizontal pada bidang vertikal.
b.      Core, bagian dari suatu lipatan yang letaknya disekitar sumbu lipatan.
c.       Crest, daerah tertinggi dari suatu lipatan biasanya selalu dijumpai pada antiklin.
d.      PitchatauRake, sudut antara garis poros dan horizontal, diukur pada bidang poros.
e.       Depresion, daerah terendah dari puncak lipatan.
f.       Culmination, daerah tertinggi dari puncak lipatan.
g.      Enveloping Surface, gambaran permukaan (bidang imajiner) yang melalui semua Hinge Line dari suatu lipatan.
h.      Limb (sayap), bagian dari lipatan yang terletak Downdip (sayap yang dimulai dari lengkungan maksimum antiklin sampai hinge sinklin), atau Updip(sayap yang dimulai dari lengkungan maksimum sinklin sampai hinge antiklin). Sayap lipatan dapat berupa bidang datar (planar), melengkung (curve), atau bergelombang (wave).
i.        Fore Limb, sayap yang curam pada lipatan yang simetri.
j.        Back Limb, sayap yang landai.
k.      Hinge Point, titik yang merupakan kelengkungan maksimum pada suatu perlipatan.
l.        Hinge Line, garis yang menghubungkan Hinge Point pada suatu perlapisan yang sama.
m.    Hinge Zone, daerah sekitar Hinge Point.
n.      Crestal Line, disebut juga garis poros, yaitu garis khayal yang menghubungkan titik-titik tertinggi pada setiap permukaan lapisan pada sebuah antiklin.
o.      Crestal Surface, disebut juga Crestal Plane, yaitu suatu permukaan khayal dimana terletak di dalamnya semua garis puncak dari suatu lipatan.
p.      Trough, daerah terendah pada suatu lipatan, selalu dijumpai pada sinklin.
q.      Trough Line, garis khayal yang menghubungkan titik-titik terendah ada setiap permukaan lapisan pasa sebuah sinklin.
r.        Trough Surface, bidang yang melewati Trough Line.
s.       Axial Line, garis khayal  yang menghubungkan titik-titik dari lengkungan maksimum pada tiap permukaan lapisan dari suatu struktur lapisan.
t.        Axial Plane, bidang sumbu lipatan yang membagi sudut sama besar antara sayap-sayap lipatannya.

4.      Berdasarkan genetiknya struktur lipatan dapat terbentuk akibat tektonik dan non tektonik. Apa perbedaan diantara keduanya ?
Jawab :
Lipatan yang dibentuk akibat aktifitas tektonik seringkali pola lipatannya teratur, pada permukaan bidang lapisanbebatuan sering dijumpai sejumlah slicken side dan pembentukannya setelah batuan tersebut terbentuk. Sedangkan lipatan yang terbentuk akibat non tektonik umumnya pola lipatannya tidak teratur, tida dijumpai slicken side pada permukaan bidang lapisan batuan dan pembentukannya terjadi pada saat pengendapan (slump structure), atau dapat juga terjadi setelah batuannya terbentuk.

5.      Terbentuknya struktur lipatan akibat adanya tegasan ekstensional. Apa maksud dari tegasan ekstensional tersebut.
Jawab :
Tegasan ekstensional sebenarnya bukan merupakan akibat langsung dari aktifitas tekotniknya, namun merupakan akibat sekunder karena adanya gaya berat dari tubuh batuan itu sendiri. Struktur lipatan ini selalu terjadi pada zona sesar normal.

6.      Apa yang dimaksud dengan gaya endogen ?
Jawab :
Gerakan yang berasal dari bumi yang menyebabkan atau menimbulkan bentuk-bentuk tertentu disebabkan karena adanya gaya tegangan yang terdapat di kerak bumi.

7.      Apa yang dimaksud dengan Tektonisme ?
Jawab :
Tektonisme adalah tenaga yang berasal dari kulit bumi yang menyebabkan perubahan lapisan permukaan bumi, baik mendatar maupun vertikal.

8.      Apa yang dimaksud dengan tenaga tektonik ?
Jawab :
Tenaga tektonik adalah tenaga yang berasal dari dalam bumi yang menyebabkan gerak naik dan turun lapisan kulit bumi.

9.      Apa yang dimaksud dengan gerak orogenetik dan gerak epirogenetik (orogenesa dan epiro genesa) ?
Jawab :
a.       Gerak orogenetik adalah gerak yang dapat menimbulkan lipatan dan patahan serta retakan disebabkan karena gerakan dalam bumi yang besar dan meliputi daerah yang sempit serta berlangsung dalam waktu yang singkat.
b.      Gerak epirogenetik adalah gerak yang menyebabkan muka bumi naik dan turun karena gerak bumi yang sangat lambat serta meliputi daerah yang luas.

10.  Berdasarkan unsur geometri (kedudukan), ada dua jenis lipatan, yaitu antiklin dan sinklin. Tuliskan dan Jelaskan !
Jawab :
a.       Antiklin merupakan punggung lipatan yang kemiringan kedua sayapnya ke arah saling berlawanan dan saling menjauh (bentuk concav dengan cembung ke atas). Bagian tengah dari antiklin disebut inti antiklin.
b.      Siklin merupakan lembah lipatan yang kemiringan kedua sayapnya menuju ke suatu arah dan saling mendekat (bentuk concav dengan cekungnya mengarah ke atas. Bagian tengah dari sinklin disebut inti sinklin.

11.  Tuliskan klasifikasi lipatan berdasarkan bentuknya.
Jawab :
a.       Concentric Fold
b.      Similar Fold
c.       Chevron Fold
d.      Isoclinal Fold
e.       Box Fold
f.       Fan Fold
g.      Closed Fold
h.      Harmonic Fold
i.        Disharmonic Fold
j.        Open Fold
k.      Kink Fold, terbagi lagi atas :
1)      Monoklin
2)      Homoklin
3)      Terrace

12.  Berdasarkan jenismorfologis (perubahan bentuk dan struktur) lipatan di bagi atas 2, tuliskan dan jelaskan !
Jawab :
a.       Concentric fold (lipatan konsentris/lipatan paralel) adalah sebutan untuk perlapisan dimana jarak-jarak (tebal) tiap lapisan yang terlipat tetap sama.
b.      Similar fold adalah sebutan untuk perlipatan dimana lapisan-lapisan yang terlipat/dilipat dengan bentuk-bentuk yang sama sampai ke dalam. Antiklin maupun sinklin ukurannya tidak banyak berubah ke dalam maupun ke atas.

13.  Berdasarkan kedudukan bidang sumbunya, lipatan terdiri atas enam (6), tuliskan dan jelaskan !
Jawab :
a.       Lipatan Simetri (Symmetrical folds) adalah lipatan dengan kedudukan sumbu lipatan yang tegak.
b.      Lipatan Asimetri (Asymmetrical folds) adalah lipatan dimana kedudukan sumbu lipatannya miring.
c.       Lipatan Menggantung (Overtuned folds) adalah lipatan dimana sumbu lepatannya membentuk sudut terhadap bidang horizontal (miring) dan kedua sayap lipatannya miring ke arah yang sama.
d.      Lipatan Rebah (Recumbent folds) adalah lipatan dimana bidang sumbunya horizontal.
e.       Chevron folds adalah lipatan menyudut atau sendinya tajam dan menyudut. Dalam hal ini, sayap lipatannya merupakan bidang planar.
f.       Isoclinal folds adalah lipatan dimana kedudukan bidang sumbunya sejajar atau relatif sejajar dan kedua sayapnya sejajar atau hampir sejajar.

14.  Pada lipatan ada yang dinamakan bidang porosan dan porosan lipatan, jelaskan kedua istilah tersebut.
Jawab :
a.       Bidang porosan adalah bidang yang membelah antara sayap lipatan menjadi dua.
b.      Porosan lipatan adalah garis potong antara bidang porosan dengan permukaan lapisan atau bisa dikatakan bahwa porosan lipatan adalah garis sumbu pada lipatan.

15.  Apa saja yang mempengaruhi proses perlipatan pada batuan ?
Jawab :
a.       Suhu
b.      Tekanan
c.       Sifat pada tubuh batuan itu sendiri (komposisi dan tekstur).

16.  Lipatan juga dapat diklasifikasikan berdasarkan besarnya kemiringan dari axial plane menjadi 3, yaitu recumbent fold, inclined fold dan upright fold.Jelaskan !
Jawab :
a.       Bentuk recumbent fold utamanya diperlihatkan dengan posisi axial plane yang horisontal, walupun tidak murni horisontal memang. Sudut yang dibentuk oleh axial plane ini sendiri berkisar antara 00-100.
b.      Bentuk inclined fold ditunjukkan oleh posisi axial plane yang yang miring dan membentuk sudut 100-700.
c.       Bentukupright fold, sudut yang dibentuk adalah 700-900yang itu berarti posisi dari axial plane tersebut hampir vertikal. Walaupun sebagian besar dari struktur lipatan memiliki anticlinalmaupun synclinal axes yang relatif membulat, ada juga beberapa dari struktur lipatan tersebut yang tajam serta bersiku-siku. Struktur yang demikian ini disebut dengan chevron folds.

17.  Lipatan berdasarkan porosan lipatan atau garis sumbu dan bentuknya terbagi atas 12 jenis. Tuliskan dan jelaskan !
Jawab :
a.       Lipatan Paralel adalah lipatan dengan ketebalan lapisan yang tetap; Lipatan Similar adalah lipatan dengan jarak lapisan sejajar dengan sumbu utama;
b.      Lipatan disharmonik adalah lipatan yang tidak teratur karena lapisannya tersusun dari bahan-bahan yang berlainan;
c.       Lipatan Ptigmatik adalah lipatan terbalik terhadap sumbunya;
d.      Lipatan chevron adalah lipatan bersudut dengan bidang planar;
e.       Lipatan isoklin adalah lipatan dengan sayap sejajar yang disebabkan oleh tekanan yang terus menerus;
f.       Lipatan klin bands adalah lipatan bersudut tajam yang dibatasi oleh permukaan planar;
g.      Lipatan tegak adalah lipatan yang garis sumbunya membagi secara simetris atau sma besar antara antiklin dan sinklin;
h.      Lipatan miring adalah lipatan yang garis sumbunya tidak simetris, membentuk sudut;
i.        Lipatan menggantung adalah lipatan mirip lipatan miring tetapi bagian puncaknya terdorong sangat tinggi sehingga bentuknya seperti menggantung;
j.        Lipatan rebah adalah lipatan yang tertekan terus menerus  menyebabkan puncaknya melandai seperti rebahan;
k.      Lipatan kelopak adalah lipatan yang bagian dalamnya bekerja daya tekanan dan sayap tengah tidak menjadi tipis;
l.        Lipatan Seretan (Drag folds) adalah lipatan yang terbentuk sebagai akibat seretan suatu sesar.
18.  Sesuai penyaluran gayanya, bentuk-bentuk dasar: konstruksi lipatan, yaitu piramidal, prismatis, dan semi-prismatis. Apa yang dimaksud dengan istilah tersebut, jelaskan !
Jawab :
a.       Bentuk prismatis adalah bentuk yang terdiri dari bidang-bidang datar bersudut siku-siku dan bidang-bidang yang melintang tegak lurus pada kedua belah sisi ujung bidang datar bersudut siku-siku.
b.      Bentuk piramidal adalah bentuk yang terdiri dari bidang-bidang datar berbentuk segi tiga.
c.       Bentuk semi-prismatis adalah bentuk yang terjadi dari gabungan bentuk prismatis dan bentuk piramidal.
19.  Jelaskan bentukan-bentukan khas di daerah lipatan.
Jawab :
a.       Bentukan berupa pola aliran trellis, Pada bagian terdahulu telah dikemukan mengenai pola pengaliran trellis itu terdiri atas lembah-lembah besar yang sejajar sat sama lain (lembah subsekwen), dan anak-anak sungainya yang bermuara tegak lurus pada sungai yang sejajar tersebut. Anak-anak sungai tersebut merupakan lembah obsekuen, resekwen atau konsekwen.
b.      Bentukan berupa punggungan antiklinal (anticlinal ridge), Merupakan punggungan atau pegunungan yang bertepatan dengan sinklinal. Pada umumnya deretan pegunungan itu sejalan dengan sumbu/strike dari antiklinal itu. Bentuk punggungannya membulat dan relief halus, dengan lerengnya berupa dip dari struktur.
c.       Bentukan berupa lembah antiklinal (anticlinal valley), merupakan lembah-lembah yang berkembang sepanjang sumbu antiklinal. Bentukan ini benar-benar menunjukkan pembalikan relief.
d.      Bentukan lembah sinklinal (synclinal valley), merupakan lembah yang berkembang sepanjang sumbu sinklinal.
e.       Bentukan punggungan sinklinal (synclinal ridge), Merupakan punggungan yang berkembang sepanjang sumbu sinklin. Ini pun menunjukkan adanya pembalikan relief yang sempurna. Punggungannya biasanya lebar dengan lereng yang curam.
f.       Bentukan berupa punggungan homoklinal (homoclinal ridge), Punggungan homoklinal merupakan punggungan yang terdapat disetiap antiklinal/sinklinal akibat pengirisan lembah pada saya dan sepanjang sayap itu.
g.      Bentukan berupa lembah homoklinal (homoclinal valley), Merupakan lembah yang berkembang pada sayap antiklin atau sinklin. Sayap antiklin yang berkembang menjadi lembah ini disebabkan oleh proses erosi/denudasi yang kuat.

PENGANTAR RETORIKA

Retorika Dalam Tinjauan Filosofis

 Manusia adalah makhluk individu sekaligus makhluk sosial. Makhluk individu, ia memiliki potensi, kecerdasan, dibanding makhluk yang lain. Ia mampu melakukan komunikasi dalam berbagai bentuk, baik verbal maupun nonverbal. Sebagai makhluk sosial ia tidak dapat hidup dengan sendirinya, terlebih lagi dalam memenuhi kebutuhan jasmani dan rohaninya. Untuk itu mesti berinteraksi dengan orang lain. Dalam hal ini peranan komunikasi menjadi sangat penting. Dengan retorika maka komunikasi untuk kepentingan tersebut menjadi salah satu teknik yang cukup efektif.

Retorika Dalam Tinjauan Historis, Sosial-Komunikasi

Retorika sebagai salah satu teknik komunikasi perkembangan kemampuan manusia. Retorika sebagai bagian dari komunikasi bukan sekedar sarana untuk mengefektifkan komunikasi agar orang lain mau mengikuti atau menuruti keinginan kita. Akan tetapi perlu dipahami bahwa retorika adalah bagaimana memberikan makna terhadap untaian kata atau kalimat yang dipaparkan ( power of word)2. retorika biasa juga dikenal dengan magic of speaking, ibaratnya ia adalah sihir yang dapat melenakan manusia atau orang lain yang mendengarnya. Tanpa dibingkai dengan nilai-nilai normative, maka ia akan cenderung menjadi bias dan  berdampak negatif.3

Sejarah Perkembangan Retorika.
Berdasarkan zamannya retorika dapat dibagi dalam :
1.      Zaman Romawi : Cicero yang memperkenalkan khasanah retorika sebagai salah satu alat memperluas batas kecerdasan dan memperluas batas kekuasan kerajaan Romawi.
2.      Zaman pertengahan : pada zaman ini terjadi pelarangan khususnya dari kalangan kaum gerejawan dengan doktrin kebenaran mutlak kaum Gereja (pendeta). Oleh Islam hal tersebut menjadi anjuran untuk memudahkan proses dakwah dan penyebaran ajaran Islam, (Q.S. 4:63 ; Berilah mereka nasehat dan berbicaralah kepada mereka dengan pembicaraan yang menyentuh jiwa mereka.
3.      Zaman modern : ada  tiga aliran pada zaman ini yaitu Pertama, Epistemologis yang menekankan proses psikologi yang menyatakan bahwa kewajiban retorikawan adalah menggunakan rasio dan imajinasi untuk menggerakkan kemauan secara lebih baik yang didasari teori pengetahuan, asal-usul,  sifat metode dan batas pengetahuan manusia. Kedua,aliran Balles letters yang mengutamakan keindahan bahasa, segi-segi estetis pesan, dengan mengabaikan segi informatifnya yang keduanya memusatkan perhatian pada persiapan pidato dan aliran ketiga Elokisionis menekankan pada tekhnik penyampaian pidato

Pengertian  Retorika

Re  = kembali; Torica = berbicara , berbahasa , mengungkankap bahasa. ; Retorika dapat diartikan sebagai seni berbicara atau berbahasa Sepintas retorika adalah bagaimana meyakinkan orang lain untuk mau menerima dan mengikuti keinginan, ide dan gagasan kita melalui gaya bahasa dan ekspresi kita. Sehingga dapat disimpulkan bahwa retorika adalah seni berbicara dihadapan orang lain dengan gaya bahasa dan ekspresi tertentu sehingga orang lain terpikat, menerima dan mengikuti anjuran atau keinginan kita.

Mengapa perlu retorika ?

1.      Pentingnya Retorika.
Seiring dengan perkembangan kebudayaan manusia, retorika tak hanya berfungsi untuk mengefektifkan komunikasi dalam hubungan antara manusia satu dengan yang lain. Tetapi lebih dari itu retorika telah menjadi kebutuhan dalam berbagai aktivitas kehidupan manusia antara lain : dalam upacara adat, acara kelahiran, pernikahan dan acara kenegaraan, dan sebagainya. Berdasarkan hal tersebut maka retorika diperlukan dalam rangka :
a.       Mengefektifkan komunikasi dalam penyampaian ide, gagasan dan pendapat terhadap orang lain.
b.  Menarik perhatian orang lain sehingga orang dapat memusatkan perhatian mereka kepada pembicara
c.       Meyakinkan orang lain untuk mau berbuat, membakar semangat  dan antusiasme
d.    Menyenangkan orang lain dalam proses komunikasi, dengan bahasa yang sederhana dan mudah dicerna.
e.       dsb

2.      Penggunaan retorika dalam berbagai bidang :
a.       Dalam bidang kenegaraan, untuk menanamkan semangat nasionalisme, loyalitas dan komitmen dan kesadaran membangun negara, membangun wibawa dihadapan rakyat, dan mmasyarakat Internasional.
b.      Dalam bidang pendidikan, untuk memudahkan proses penyampaian informasi untuk pengembangan aspek kognitif, afektif dan psikomotorik siswa.
c.       Dalam bidang sosial, untuk mmengefektifkan proses sosialisasi kebijakan, penyuluhan-penyuluhan dan mudah dipahami oleh berbagai kalangan masyarakat dengan bahasa yang sederhana.
d.      Dalam bidang keagamaan, digunakan  untuk proses  penanaman  nilai, membangkitkan semangat beragama dan motivasi untuk beramal.

3.      Beberapa istilah terkait dengan Retorika
a.      Orasi
b.      Pidato
c.       Ceramah

4.      Beberapa Hal yang harus diperhatikan dalam retorika
a.     Penjelasan , keterangan yang sederhana dan tidak terinci sehingga membutuhkan sistem penjelas . Defenisi etimologis, ahli, contoh, uraian, penolakan.
b.     Contoh, manusia susah menerima abstrak, dengan contoh gagasan di konkretkan yang merupakan cerita terinci yang disebut ilustrasi, hipotesis; cerita yang akan terjadi dengan tokoh rekaan dan faktual ; cerita sebenarnya
c.       Analogi , perbandingan antara dua hal atau lebih untuk menunjukkan persaan atau perbedaan (Q.S Albaqarah;261) orang yang menafkahkan hartanya.
d.       Testimoni, kutipan ahli, Undang-undang, kitab suci,artikel dan makalah, laporan dsb.
e.        Statistik, angka-angka untuk menunjukkan  perbandingan kasus
f.         Perulangan, dapat menimbulkan kesan yang kuat ; periklanan.

5.      Yang harus dimiliki oleh Retorikawan
a.       Berpenampilan yang menarik, sederhana dan tidak berlebihan
b.      Mampu menggunakan bahasa sesuai dengan obyek yang  dihadapi
c.       Berwawasan luas dan pengetahuannya  multidisipliner atau interdisipliner
d.      Menguasai psikologi massa
e.       Mampu memotivasi diri sendiri
f.       Optimis dan tidak pesimis

PEMILIHAN DAN PENGGUNAAN MEDIA DALAM PROSES PEMBELAJARAN


(Oleh: Sungkono*)

ABSTRACT
Media pembelajaran merupakan faktor penting dalam peningkatan kualitas pembelajaran. Sehubungan dengan penggunaan media dalam proses pembelajaran, tenaga pengajar perlu cermat dalam pemilihan media yang akan digunakannya. Kriteria yang perlu diperhatikan yaitu tujuan pembelajaran, keefektifan, karakteristik peserta didik, ketersediaan, kualitas teknis, biaya, fleksibilitas, kemampuan orang yang menggunakannya dan waktu yang tersedia. Langkah-langkah yang perlu dipertimbangkan dalam pemilihan media pembelajaran yaitu 1) kegiatan penerangan atau pembelajaran, 2) Tentukan transmisi pesan, 3) Tentukan karakteristik pelajaran, 4) Klasifikasi media, 5). Analisis karakteristik masing-masing media.  Dalam penggunaan media pembelajaran terdapat dua pola yang dapat dilakukan yaitu pola penggunaan di dalam kelas dan pola penggunaan di luar kelas. Adapun prosedur pokok yang dapat dilakukan dalam penggunaan media pembelajaran yaitu persiapan, pelaksanaan, dan tindak lanjut.

Keyword: Pemilihan media, penggunaan media, proses pembelajaran.



PENDAHULUAN
Media pembelajaran merupakan salah faktor penting dalam peningkatan kualitas pembelajaran. Hal tersebut disebabkan adanya perkembangan teknologi dalam bidang  pendidikan yang menuntut efisiensi dan efektivitas dalam pembelajaran. Untuk mencapai tingkat efisiensi dan efektivitas yang optimal, salah satu upaya yang perlu dilakukan adalah mengurangi bahkan jika perlu menghilangkan dominasi sistem penyampaian pelajaran yang bersifat verbalistik dengan cara menggunakan media pembelajaran.
Sehubungan dengan penggunaan media dalam kegiatan pembelajaran, para tenaga pengajar atau guru perlu cermat dalam pemilihan dan atau penetapan media yang akan digunakannya. Kecermatan dan ketepatan dalam pemilihan media akan menunjang efektivitas kegiatan pembelajaran yang dilakukannya. Disamping itu juga kegiatan pembelajaran menjadi menarik sehingga dapat menimbulkan motivasi belajar, dan perhatian siswa menjadi terpusat kepada topik yang dibahas dalam kegiatan pembelajaran yang dilakukannya. Kecermatan dan ketepatan dalam memilih media pembelajaran dipengaruhi oleh banyak faktor seperti luas sempitnya pengetahuan dan pemahaman tenaga pengajar tentag kriteria dan faktor-faktor yang perlu dipertimbangkan serta prosedur pemilihan media pembelajaran. Uraian berikut akan membahas hal-hal dimaksud agar kita dalam memilihan media pembelajaran lebih  tepat.

KRITERIA PEMILIHAN MEDIA
            Media pembelajaran yang  beraneka ragam jenisnya  tentunya  tidak akan digunakan seluruhnya secara serentak dalam kegiatan pembelajaran, namun hanya beberapa saja. Untuk itu perlu di lakukan pemilihan media tersebut. Agar pemilihan media pembelajaran tersebut tepat, maka perlu dipertimbangkan faktor/kriteria-kriteria dan langkah-langkah pemilihan media. Kriteria yang perlu dipertimbangkan guru atau tenaga pendidik dalam  memilih media pembelajaran menurut Nana Sudjana (1990: 4-5) yakni 1) ketepatan media dengan tujuan pengajaran; 2) dukungan terhadap isi bahan pelajaran; 3) kemudahan memperoleh media; 4) keterrampilan guru dalam menggunakannya; 5) tersedia waktu untuk menggunakannya; dan 6) sesuai dengan taraf berfikir anak. Sepadan dengan hal itu I Nyoman Sudana Degeng (1993; 26-27) menyatakan bahwa ada sejumlah faktor yang perlu dipertimbangkan guru/pendidik dalam memilih media pembelajaran, yaitu: 1) tujuan instruksional; 2) keefektifan; 3) siswa; 4) ketersediaan; 5) biaya pengadaan; 6) kualitas teknis. Selanjutnya menurut Basuki Wibawa dan Farida Mukti (1992/1993: 67-68) kriteria yang perlu dipertimbangkan dalam pemilihan media yaitu: 1) tujuan; 2) karakteristik siswa; 3) alokasi waktu; 4) ketersediaan; 5) efektivitas; 6) kompatibilitas; dan 7) biaya.
            Berkaitan dengan pemilihan media ini, Azhar Arsyad (1997: 76-77) menyatakan bahwa kriteria memilih media yaitu: 1) sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai; 2) tepat untuk mendukung isi pelajaran; 3) praktis, luwes, dan tahan; 4) guru terampil menggunakannya; 5) pengelompokan sasaran; dan 6) mutu teknis. Selanjutnya Brown, Lewis, dan Harcleroad (1983: 76-77) menyatakan bahwa dalam memilih media perlu mempertimbangkan kriteria sebagai berikut: 1) content; 2) purposes; 3) appropriatness; 4) cost; 5) technical quality; 6) circumstances of uses; 7) learner verification, and 8) validation.
            Dari beberapa pendapat di atas, dapat ditegaskan bahwa pada prinsipnya pendapat-pendapat tersebut memiliki kesamaan dan saling melengkapi. Selanjutnya menurut hemat penulis yang perlu dipertimbangkan dalam pemilihan media yaitu tujuan pembelajaran, keefektifan, peserta didik, ketersediaan, kualitas teknis, biaya, fleksibilitas, dan kemampuan orang yang menggunakannya serta alokasi waktu yang tersedia. Untuk memperoleh gambaran yang jelas tentang hal ini akan  diuraikan sebagai berikut:
1.      Tujuan pembelajaran. Media hendaknya dipilih yang dapat menunjang pencapaian tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan sebelumnya, mungkin ada  sejumlah alternatif yang dianggap cocok untuk tujuan-tujuan itu. Sedapat mungkin pilihlah yang paling cocok. Kecocokan banyak ditentukan oleh kesesuaian karakteristik tujuan yang akan dicapai dengan karakteristik media yang akan digunakan.
2.      Keefektifan. Dari beberapa alternatif media yang sudah dipilih, mana yang  dianggap paling efektif untuk mencapai  tujuan yang telah ditetapkan. 
3.      Peserta didik. Ada beberapa pertanyaan yang bisa diajukan ketika kita memilih media pembelajaran berkait dengan peserta didik, seperti: apakah media yang dipilih sudah sesuai dengan karakteristik peserta didik, baik itu kemampuan/taraf berpikirnya, pengalamannya, menarik tidaknya media pembelajaran bagi peserta didik? Digunakan untuk peserta didik  kelas dan jenjang  pendidikan yang mana? Apakah untuk belajar secara individual, kelompok kecil, atau kelompok besar/kelas? Berapa jumlah  peserta didiknya? Di mana lokasinya? Bagaimana gaya belajarnya? Untuk kegiatan tatap muka atau jarak jauh? Pertanyaan-pertanyaan tersebut  perlu dipertimbangkan ketika memilih dan menggunakan media dalam kegiatan pembelajaran.
4.      Ketersediaan. Apakah  media yang diperlukan itu sudah tersedia? Kalu belum, apakah media itu dapat diperoleh dengan mudah? Untuk tersedianya media ada beberapa alternatif yang dapat diambil yaitu membuat sendiri, membuat bersama-sama dengan peserta didik, meminjam menyewa, membeli dan mungkin bantuan.
5.      Kualitas teknis. Apakah media media yang dipilih itu kualitas baik? Apakah memenuhi syarat sebagai media pendidikan? Bagaimana keadaan daya tahan media yang dipilih itu?
6.      Biaya pengadaan. Bila memerlukan biaya untuk pengadaan media, apakah tersedia biaya untuk itu? Apakah yang dikeluarkan seimbang dengan manfaat dan hasil penggunaannya? Adakah media lain yang mungkin lebih murah, tetapi memiliki keefektifan setara?
7.      Fleksibilitas (lentur), dan kenyamanan media. Dalam memilih media harus dipertimbangkan kelenturan dalam arti dapat digunakan dalam berbagai situasi dan pada saat digunakan tidak berbahaya.
8.      Kemampuan orang yang menggunakannya. Betapapun tingginya nilai kegunaan media, tidak akan memberi manfaat yang banyak bagi orang yang tidak mampu menggunakannya.
9.      Alokasi waktu, waktu yang tersedia dalam proses pembelajaran akan berpengaruh terhadap penggunaan media pembelajaran. Untuk itu ketika memilih media pembelajaran kita dapat mengajukan beberapa pertanyaan seperti; apakah dengan waktu yang tersedia cukup untuk pengadaan media, apakah waktu yang tersedia juga cukup untuk penggunaannya.

LANGKAH-LANGKAH PEMILIHAN MEDIA
            Ada beberapa langkah yang dapat ditempuh dalam pemilihan media pembelajaran. Pendapat Gagne dan Briggs yang dikutip oleh Mohammad Ali  (1984: 73) menyarankan langkah-langkah dalam memilih media pengajaran yaitu: 1) merumuskan tujuan pembelajaran, 2) mengklasifikasi tujuan berdasarkan domein atau tipe belajar, 3) memilih peristiwa-peristiwa pengajaran yang akan berlangsung, 4) Menentukan tipe perangsang untuk tiap peristiwa, 5) mendaftar media yang dapat digunakan pada setiap peristiwa dalam pengajaran, 6) Mempertimbangkan (berdasarkan nilai kegunaan) media yang dipakai. 7) Menentukan media yang terpilih akan digunakan, 8) menulis rasional (penalaran) memilih media tersebut, 9) Menuliskan tata cara pemakaiannya pada setiap peristiwa, dan 10) Menuliskan script pembicaraan dalam penggunaan.media. Selaras dengan hal tersebut, Anderson (1976) menyarankan langkah-langkah yang perlu ditempuh dalam pemilihan media pembelajaran, yaitu:
1.      Langkah 1: Penerangan atau Pembelajaran
Langkah pertama menentukan apakah penggunaan media untuk keperluan informasi atau pembelajaran. Media untuk keperluan informasi, penerima informasi tidak ada kewajiban untuk dievaluasi kemampuan/keterampilannya dalam menerima informasi, sedangkankan media untuk keperluan pembelajaran penerima pembelajaran harus menunjukkan kemampuannya sebagai bukti bahwa mereka telah belajar.
2.  Langkah 2: Tentukan Transmisi Pesan
Dalam kegiatan ini kita sebenarnya dapat menentukan pilihan, apakah dalam proses pembelajaran akan digunakan ‘alat bantu pengajaran’ atau ‘media pembelajaran’. Alat bantu pengajaran alat yang didesain, dikembangkan, dan diproduksi untuk memperjelas tenaga pendidik dalam mengajar. Sedangkan media pembelajaran adalah media yang memungkinkan terjadinya interaksi antara produk pengembang media dan peserta didik/pengguna. Atau dengan kata lain peran pendidik sebagai penyampai materi pembelajaran digantikan oleh media.
3.      Langkah 3: Tentukan Karakteristik Pelajaran
Asumsi kita bahwa kita telah menyusun disain pembelajaran, dimana kita telah melakukan analisis tentang mengajar, merumuskan tujuan pembelajaran, telah memilih materi dan metode. Selanjutnya perlu dianalisis apakah tujuan pembelajaran yang telah ditentukan itu termasuk dalam ranah kognitif, afektif atau psikomotor. Masing-masing ranah tujuan tersebut memerlukan media yang berbeda.
4.      Langkah 4: Klasifikasi Media
Media dapat diklasifikasikan sesuai dengan ciri khusus masing-masing media. Berdasarkan  persepsi dria manusia normal  media dapat diklasifikasikan menjadi media audio, media video, dan audio visual.   Berdasarkan ciri dan bentuk fisiknya media dapat dikelompokkan menjadi media proyeksi (diam dan gerak) dan media non proyeksi (dua dimensi dan tiga dimensi). Sedangkan jika diklasifikasikan berdasarkan keberadaannya, media dikelompokkan menjadi dua yaitu media yang berada di dalam ruang kelas dan media-media yang berada di luar ruang kelas.  Masing-masing media tersebut memiliki kelebihan dan kekurangan bila dibandingkan dengan media lainnya.
5.  Langkah 5: Analisis karakteristik masing-masing media. Media pembelajaran yang banyak macamnya perlu dianalisis kelebihan dan kekurangannya dalam mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan.  Pertimbangan  pula dari aspek ekonomi dan ketersediaannya. Dari berbagai alternatif kemudian dipilih media yang paling tepat.

PRINSIP-PRINSIP PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN

            Penggunaan media pembelajaran dalam proses pembelajaran akan memberi kontribusi terhadap efektivitas pencapaian tujuan pembelajaran. Berbagai hasil penelitian pada intinya menyatakan bahwa berbagai macam media pembelajaran memberikan bantuan sangat besar kepada peserta didik dalam proses pembelajaran. Namun demikian peran tenaga pengajar itu sendiri juga menentukan terhadap efektivitas penggunaan media dalam pembelajaran. Peran tersebut tercermin dari kemampuannya dalam memilih media yang digunakan.
            Penggunaan media pembelajaran dalam proses pembelajaran perlu mempertimbangkan beberapa prinsip, yaitu:
1.   Tidak ada satu media pun yang paling baik untuk semua tujuan. Suatu media hanya cocok untuk tujuan pembelajaran tertentu, tetapi mungkin tidak cocok untuk pembelajaran yang lain.
2.    Media adalah bagian integral dari proses pembelajaran. Hal ini berarti bahwa media bukan hanya sekedar alat bantu mengajar guru saja, tetapi merupakan bagian yang tak terpisahkan dari proses pembelajaran. Penetapan suatu media haruslah sesuai dengan komponen lain dalam perancangan pembelajaran. Tanpa alat bantu mengajar mungkin pembelajaran tetap dapat berlangsung, tetapi tanpa media itu tidak akan terjadi.
3.   Media apapun yang hendak digunakan, sasaran akhirnya adalah untuk memudahkan belajar peserta didik. Kemudahan belajar peserta didik haruslah dijadikan acuan utama pemilihan dan penggunaan suatu media.
4.   Penggunaan berbagai media dalam satu kegiatan pembelajaran bukan hanya sekedar selingan/pengisi waktu atau hiburan, melainkan mempunyai tujuan yang menyatu dengan pembelajaran yang berlangsung.
5.      Pemilihan media hendaknya objektif, yaitu didasarkan  pada tujuan pembelajaran, tidak didasarkan pada kesenangan pribadi tenaga pengajar.
6.   Penggunaan beberapa media sekaligus akan dapat membingungkan peserta didik. Penggunaan multi media tidak berarti menggunakan media yang banyak sekaligus, tetapi media tertentu dipilih untuk tujuan tertentu dan media yang lain untuk tujuan yang lain pula.
7.   Kebaikan dan kekurangan media tidak tergantung pada kekonkritan dan keabstrakannya saja. Media yang konkrit ujudnya, mungkin sukar untuk dipahami karena rumitnya, tetapi media yang abstrk dapat pula memberikan pengertian yang tepat.

POLA PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN
Secara umum pola penggunaan media pembelajaran dikelompokkan menjadi dua yaitu pola penggunaan di dalam kelas dan pola penggunaan di luar kelas. Pola penggunaan di dalam kelas atau pada pembelajaran tatap muka, media pembelajaran digunakan untuk menunjang penyajian materi pembelajaran sehingga lebih mudah dipahami peserta didik yang pada akhirnya tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan dapat tercapai dengan baik. Sedangkan pola penggunaan media pembelajaran di luar kelas, media pada umumnya digunakan untuk belajar mandiri dan belajar jarak jauh. Media yang digunakan antara lain modul, kaset/CD, VCD dan internet.  

LANGKAH-LANGKAH PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN
Media pembelajaran yang telah dipilih agar dapat digunakan secara efektif dan efisien perlu menempuh langkah-langkah secara sistematis. Ada tiga langkah yang pokok yang dapat dilakukan yaitu persiapan, pelaksanaan/penyajian, dan tindak lanjut.

1. Persiapan
Persiapan maksudnya kegiatan dari seorang tenaga pengajar yang akan mengajar dengan menggunakan media pembelajaran. Kegiatan-kegiatan yang dapat dilakukan tenaga pengajar pada langkah  persiapan diantaranya: a) membuat rencana pelaksanaan pembelajaran/perkuliahan sebagaimana bila akan mengajar seperti biasanya. Dalam rencana pelaksanaan pembelajaran/perkuliahan cantumkan media yang akan digunakan. b) mempelajari buku petunjuk atau bahan penyerta  yang telah disediakan, c) menyiapkan dan mengatur peralatan yang akan digunakan agar dalam pelaksanaannya nanti tidak terburu-buru dan mencari-cari lagi serta peserta didik dapat melihat dan mendengar dengan baik.

2.      Pelaksanaan/Penyajian
Tenaga Pengajar pada saat melakukan proses pembelajaran dengan menggunakan media pembelajaran perlu mempertimbangkan seperti: a) yakinkan bahwa semua media dan peralatan telah lengkap dan siap untuk digunakan. b) jelaskan tujuan yang akan dicapai, c) jelaskan lebih dahulu apa yang harus dilakukan oleh peserta didik selama proses pembelajaran, d) hindari kejadian-kejadian yang sekiranya dapat mengganggu perhatian/konsentrasi, dan ketenangan  peserta didik.

3. Tindak lanjut
Kegiatan ini perlu dilakukan untuk memantapkan pemahaman peserta didik tentang materi yang dibahas dengan menggunakan media. Disamping itu kegiatan ini dimaksudkan untuk mengukur efektivitas pembelajaran yang telah dilakukannya. Kegiatan-kegiatan yang dapat dilakukan diantaranya diskusi, eksperimen, observasi,  latihan dan tes.

PENUTUP
Media pembelajaran merupakan faktor penting dalam peningkatan kualitas pembelajaran. Media pembelajaran sangat banyak macamnya, tentunya tidak digunakan sekaligus. Untuk itu perlu dipilih secara cermat, media mana yang lebih tepat untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan. Ada beberapa kriteria dan langkah yang perlu diperhatikan dalam pemilihan media. Kriteria yang dimaksud  yaitu tujuan pembelajaran, keefektifan, karakteristik peserta didik, ketersediaan, kualitas teknis, biaya, fleksibilitas, kemampuan orang yang menggunakannya dan waktu yang tersedia. Langkah-langkah yang perlu dipertimbangkan dalam pemilihan media pembelajaran yaitu kegiatan penerangan atau pembelajaran,  Tentukan transmisi pesan,  Tentukan karakteristik pelajaran,  Klasifikasi media, dan Analisis karakteristik masing-masing media.  Betapapun baiknya media yang telah dipilih, bila tidak digunakan dengan baik tentunya tidak banyak manfaatnya. Dalam penggunaan media pembelajaran terdapat dua pola yang dapat dilakukan yaitu pola penggunaan di dalam kelas dan pola penggunaan di luar kelas. Adapun prosedur pokok yang dapat dilakukan dalam penggunaan media pembelajaran yaitu persiapan, pelaksanaan, dan tindak lanjut.


DAFTAR PUSTAKA
Anderson, Ronald H. (1976). Selecting and Developing Media for Instruction,. Westcounsin: ASTD.

Arief S. Sadiman, dkk. (1990). Media Pendidikan(Pengertian, Pengembangan dan Pemanfaatannya). Jakarta: CV. Rajawali

Azar Arsyad. (1997). Media Pengajaran. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Basuki Wibawa dan Farida Mukti. (1992/1993).  Media Pengajaran. Jakarta: Proyek Pembinaan Tenaga Kependidikan Dikti Dipdikbud.

Brown, James W, Lewis Robert B, and Harcleroad, Fred F. (1983). AV Instructional: Technology, Media, and Method. New York: Mc. Graw-Hill Book Company.

Degeng, I Nyoman Sudana. (1993) Media Pendidikan. Malang: FIP IKIP Malang.

Heinich, Robert, Cs. (1982). Instructional Media. New York: John Wiley & Sons.

Mohamad Ali. (1984). Guru Dalam Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru.

Nana Sudjana dan Ahmad Rivai. (1991). Media Pengajaran. Bandung: Sinar Baru.


ANDA PENGUNJUNG KE :

CARI ARTIKEL LAIN DI BLOG INI DENGAN MEMASUKKAN KATA PADA KOLOM SEARCH DIBAWAH