TRANSLATE ARTIKEL INI KE DALAM BAHASA LAIN DENGAN MENGKLIK PILIH BAHASA DIBAWAH

Showing posts with label PENDIDIKAN. Show all posts
Showing posts with label PENDIDIKAN. Show all posts

Friday 9 February 2024

HAKEKAT, TUJUAN DAN MANFAAT PPL

1.      Hakekat PPL

Praktek Pengalaman Lapangan (PPL) merupakan kokurikuler yang dilaksanakan oleh mahasiswa (calon guru) baik yang mencakup latihan mendidik, mengajar, maupun tugas pendidikan lainnya, secara terbimbing dan terpadu sebagai persyaratan profesi pendidikan.

Praktek Pengalaman Lapangan (PPL) merupakan suatu muara dari seluruh program pendidikan. PPL dilaksanakan setelah mahasiswa sudah dianggap sudah memperoleh bekal pengetahuan yang memadai dengan berbagai bidang yang berkaitan dengan pengelolaan proses belajar mengajar.

Praktek Pengalaman Lapangan (PPL) dapat disamakan dengan latihan kerja bagi calon pegawai hotel atau latihan kerja bagi calon dokter, hakekat semua pelatihan tersebut adalah sama yaitu mempersiapkan calon pengemban tugas dengan baik kelak.

2.      Maksud dan Tujuan PPL

Maksud dan tujuan PPL dapat dibagi menjadi dua yaitu tujuan secara umum dan tujuan secara khusus.

1.      Tujuan Secara Umum

PPL bertujuan agar mahasiswa mendapatkan secara aktual di lapangan sebagai wahana terbentuknya tenaga kependidikan yang profesional yaitu tenaga kependidikan yang memiliki perangkat pengetahuan, keterampilan, nilai dan sikap yang diperlukan bagi profesinya serta mampu menetapkan dalam penyelenggaraan pendidikan dan pengajaran baik di sekolah maupun di luar sekolah.

2.      Tujuan Secara Khusus

Tujuan secara khusus yang diharapkan dapat dicapai mahasiswa melalui PPL yaitu:

1.        Mengenal secara cermat lingkungan sosial, fisik, administrasi dan akademik sekolah sebagai tempat pengabdiannya kelak.

2.        Menguasai berbagai keterampilan mengajar.

3.        Dapat menerapkan keguruan secara utuh dan terintegrasi dalam situasi nyata dengan bimbingan dosen pembimbing dan guru pamong.

4.        Dapat menerapkan keguruan secara utuh dan terintegrasi dalam situasi nyata dengan bimbingan yang minimal atau bahkan tanpa bimbingan.

5.        Mampu belajar dari penghayatan dan pengalaman selama mengikuti latihan.

3.      Manfaat PPL

Setelah pelaksanaan PPL berakhir, diharapkan dapat bermanfaat bagi yang melaksanakan Praktek Pengalaman Lapangan (PPL) tersebut, Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan (LPTK) maupun bagi sekolah tempat praktek.

Secara umum bagi mahasiswa PPL memberikan manfaat yang sangat penting. Melalui PPL, mahasiswa calon guru dapat memperoleh pengalaman, pengetahuan mengajar dan mengelola kelas secara profesional, sehingga kelak sanggup atau lebih siap menjalankan tugas atau amanah sebagai seorang guru LPTK sehingga akan mendapatkan berbagai informasi tentang dunia pendidikan serta posisinya di sekolah lanjutan. Sehingga menemukan suatu cara atau sistem menyiapkan dan menghasikan guru yang sesuai dengan kebutuhan sekolah atau ahli dalam bidang tersebut.

Juga tak kalah bermanfaatnya bagi sekolah karena sedikit banyaknya akan memberikan konstribusi bagi kepentingan kependidikan di sekolah yang bersangkutan, misalnya dengan adanya pengalaman baru atau motivasi bagi pihak sekolah untuk berbenah diri baik secara individual maupun secara kolektif demi kepentingan kependidikan.

Monday 1 January 2024

ALAM DAN LINGKUNGAN DALAM PANDANGAN FILSAFAT PENDIDIKAN ISLAM


Abstrak

            Krisis alam dan lingkungan yang menimpa sebagian besar Negara belakangan ini, telah mengusik kreativitas rational dan emosional berbagai kalangan, dan munculnya berbagai macam respon baik yang bersifat epistemologis dan aksiologis, bahkan sampai respon ontologis dan teologis. Berbagai pertemuan telah dilakukan baik tingkat nasional maupun internasional untuk membahas dan kemudian mencari alternative pemacahan masalah tersebut. Hal ini merupakan bukti munculnya kesadaran global tentang lingkungan hidup yang semakin hari semakin tidak ramah bagi kelanggengan hidup manusia, yang disebabkan oleh ulah manusia sendiri. Dalam pandangan Filsafat Pendidikan Islam, alam dan lingkungan  berposisi sejajar dengan manusia, dan manusia merupakan bagian dari alam. Dengan demikian manusia diamanahkan menjadi khalifah yang bertanggung jawab untuk menyikapi alam sesuai dengan sunnah-Nya. 

 

Kata kunci: Alam, lingkungan, pendidikan Islam, khalifah.

 

 

            Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi –secara langsung ataupun tidak- semakin mendorong manusia untuk mengejar kehidupan yang lebih baik, sehingga terkadang menyikapi alam dan lingkungan hanya berdasarkan selera dan ambisi semata. Maka dapat diduga akibatnya, dampak yang terjadi adalah justru kebalikan dari harapan mayoritas manusia. Pemanasan global yang menjadi perbincangan hangat akhir-akhir ini adalah salah satu contoh nyata.[1]

Para ahli dunia di bidang iklim yang berkumpul di ibukota Belgia, Brussel, pada tahun 2007, menyimpulkan serangkaian laporan yang memprediksi efek-efek terburuk pemanasan global. Salah satu kesimpulannya adalah temperatur akan tetap naik hingga beberapa dekade ke depan. Sehingga pada tahun 2080, sekitar 1,1 miliar hingga 3,2 miliar penduduk bumi akan kesulitan mendapatkan air. Tiap tahun terdapat 2 juta hingga 7 juta orang meninggal dunia akibat banjir di kawasan pesisir pantai. Beragam penyakit tropis akan menyebar dengan cepat. Di samping itu, perubahan iklim juga akan membawa konsekuensi sangat luas terhadap keanekaragaman makhluk hidup di bumi. Di samping itu, kajian ilmiah memprediksi, 20-30 persen dari total spesies terancam punah akibat peningkatan suhu 1,5 derajat hingga 2,5 derajat Celcius.

            Dalam kaitannya dengan dunia pendidikan, khususnya pendidikan Islam, alam dan lingkungan adalah faktor yang sungguh-sungguh tak boleh terabaikan. Pendidik Muslim hendaklah membina pendiriannya berdasarkan pandangan dari inti pengajaran Islam tentang seluruh aspek yang terkait dengan pendidikan.[2]

            Di sinilah terlihat, pembicaraan mengenai pandangan Filsafat Pendidikan Islam tentang alam dan lingkungan memiliki relevansi dan signifikansi yang kuat. Tulisan ini akan mengulas bagaimana pandangan Pendidikan Islam tentang alam dan lingkungan –secara filosofis- dengan mengacu pada isyarat Alquran, yang merupakan landasan pendidikan Islam itu sendiri,[3] serta pandangan para pemikir/pemerhati kependidikan Islam.

 

Alam dalam Pandangan Filsafat Pendidikan Islam

            Kata alam berasal dari bahasa Arab 'alam, satu akar kata dengan 'ilmu (pengetahuan) dan alamat (pertanda). Di sebut demikian karena jagad raya ini adalah pertanda adanya Sang Maha Pencipta. Dalam bahasa Yunani, alam jagad raya ini disebut kosmos yang berarti serasi, harmonis.[4] Alam sebagai pertanda adanya Pencipta, sejalan dengan pandangan Fazlur Rahman yang menyatakan bahwa alam semesta adalah sebuah pertanda yang menunjukkan kepada sesuatu yang berada di atasnya dan tanpa sesuatu itu alam semesta beserta sebab-sebab alamiahnya tidak pernah ada.[5]

            Dalam buku Ahmad Baiquni diceritakan bahwa Gumauw Alpher dan Herman mengatakan bahwa pada saat itu terjadi ledakan yang amat dahsyat yng melemparkan materi seluruh jagad raya ke semua arah, yang kemudian membentuk bintang-bintang dan galaksi. Alam semesta lahir dari sebuah singularitas dengan keadaan ekstrem. Nyata di sini bahwa fisikawan akhirnya mengakui bahwa semula alam tiada tetapi kemudian, sekitar 15 milyar tahun yang lalu, tercipta dari ketiadaan, sebab fakta-fakta hasil observasi yang menelorkan kesimpulan itu tidak dapat disangkal. Masih menurut Baiquni, jika kita ingin bandingkan dengan Alquran, maka akan terasa sejalan dengan surat al Anbiya/21:30.[6] Mengenai pemisahan yang sekaligus dapat dipahami sebagai perluasan/ekspansi alam semesta, yang menaburkan materi paling tidak sebanyak 100 miliar galaksi yang masing-masing berisi rata-rata 100 milyar bintang itu, Alquran surat Adz Dzariyat/51:47[7] pada dasarnya telah lama mengisyaratkannya.[8]

            Nurcholish Madjid, ketika berbicara tentang alam dalam perspektif Alquran lebih fokus pada eksistensi dan tujuan diciptakannya alam itu. Menurutnya, yang pertama-tama harus dipahami tentang alam raya ini, sepanjang keterangan yang didapatkan dalam Alquran, ialah eksistensinya yang haq yakni benar dan nyata serta baik. Dengan mengutip ayat Alquran dia menyatakan, karena alam semesta ini diciptakan oleh Allah "dengan hq" tidak diciptakan secara main-main (lab), dan tidak pula secara palsu (bathil), karena bereksistensi benar dan nyata, maka semua bentuk pengalaman di dalamnya, termasuk pengalaman hidup manusia, adalah benar dan nyata, ia bisa memberikan kebahagiaan atau kesengsaraan dalam kemungkinan yang sama, tergantung bagaimana menangani pengalaman itu. [9]

           

            Dari beberapa pendapat di atas, dapat ditarik benang merah bahwa pandangan Filsafat Pendidikan Islam tentang alam sangat berbeda dengan pandangan kaum idealis ataupun materialis. Kaum idealis memandang alam sebagai sesuatu yang maya, palsu berupa tipuan dan yang nyata adalah yang ada dalam idea. Alam dipandang sebagai sesuatu yang bersifat rohani. Sementara kaum materialis memandang bahwa apa saja yang ada sekaligus bersifat kealaman dan bersifat kebendaan mati.[10]

Dari uraian di atas dapat dipahami bahwa dalam pandangan filsafat pendidikan Islam, alam semesta diciptakan oleh sang Maha Pencipta sesuai sunnah-Nya. Alam ini merupakan kenyataan yang sebenarnya, bukan sesuatu yang hampa, karenanya dapat dimanfaatkan oleh manusia sebagai fasilitas dan perangkat untuk memenuhi kebutuhannya sebagai ciptaan yang terbaik.[11] Sekaligus dalam menunaikan tugas dan tanggung jawabnya sebagai khalifah di bumi serta sebagai hamba yang berkewajiban mengabdi kepada Allah.[12]

Dengan kedudukannya sebagai khalifah itulah, manusia kemudian memiliki tanggung jawab untuk menyikapi alam sesuai dengan sunnah-Nya dalam rangka menerapkan sikap ketundukannya kepada Sang Khalik.

 

Lingkungan dalam Pandangan Filsafat Pendidikan Islam

            Lingkungan dalam tulisan ini, tidak dimaksudkan dalam arti kelembagaan, sebagaimana lazimnya dalam pembicaraan lingkungan pendidikan. Tetapi lingkungan dalam arti yang berkaitan dengan alam, yaitu lingkungan dalam arti environment dan ekologi.

            Environment  diartikan keadaan kesekitaran, kondisi lingkungan yang dapat memberikan pengaruh bagi makhluk hidup, termasuk sumber daya alam, iklim, dan kondisi sosial. Sedangkan ekologi adalah membicarakan tentang struktur dan model hubungan antara berbagai makhluk hidup dengan keadaan sekitarnya.[13]

            Lingkungan terkategori kepada lingkungan alam yang mencakup lingkungan yang sudah tersedia secara alamiah dan lingkungan sosial di mana manusia melakukan interaksi dalam bentuk pengelolaan hubungan dengan alam dan buatannya melalui pengembangan perangkat nilai, ideology, sosial dan budaya sehingga dapat menentukan arah pembangunan lingkungan yang selaras dan sesuai dengan daya dukung lingkungan yang sering disebut etika lingkungan, yakni tanggung jawab dan kesadaran memperhatikan kepentingan sekarang dan masa depan.[14]

            Kesadaran tentang etika lingkungan baru muncul belakangan ini, setelah lingkungan menunjukkan gejala krisisnya. Selama ini pembicaraan tentang lingkungan seringkali lebih menekankan faktor dan analisa ekonomi politik, dan demografi, sementara aspek etik tidak banyak dibicarakan, meskipun disadari penting.[15] Karena terlepas dari pertimbangan etik, moral, dan spiritual, akibatnya bisa diduga, sebagaimana disinyalir Soedjatmoko bahwa: tidak adanya atau semakin teruduksinya nilai-nilai dalam proses perubahan masyarakat akan mempengaruhi pula perilaku masyarakat terhadap lingkungan sekitarnya.[16]

            Tereduksinya nilai-nilai dalam proses perubahan masyarakat mengakibatkan makin menjauhnya sains dan teknologi dari pertimbangan etika, dan ini seringkali mendatangkan akibat yang sangat buruk bagi kehidupan manusia, walaupun tak dapat disangkal sains dan teknologi di sisi yang lain telah memberikan berkah yang sangat besar bagi mempermudah kehidupan manusia.

Sedikitnya ada tiga akibat yang dapat disimpulkan yaitu akibat-akibat psikologis, akibat-akibat terhadap pola pikir manusia dan masa depan ekologi manusia. Hal yang disebut terakhir adalah merupakan akibat teknis langsung dari eksploitasi alam yang dilakukan sama sekali terlepas dari pertimbangan-pertimbangan etik, moral, dan spiritual. Dari ketiga hal tersebut, hal yang terakhirlah yang paling terasa, karena telah menjadi fenomena global.[17]

            Apa indikasi yang lebih kongkrit dan menunjukkan gejala ekstrem atas krisis lingkungan yang nampaknya kini sangat mencekam? Dan bagaimana dengan kondisi lingkungan sosial yang memang sangat ditentukan oleh ulah manusia juga?

            Pada tahun 1990 Raymond Torum menulis sebuah buku dengan judul Globalisasi: Bumi Makin Panas. Buku tersebut menganalisis tiga hal yang merupakan indikasi adanya krisis lingkungan. Pertama: semakin panasnya suhu bumi, yang disebabkan oleh adanya hambatan pemantulan kembali panas (matahari) dari permukaan bumi ke angkasa luar yang disebut sebagai gejala rumah kaca. Adanya penumpukan CO2 yang dihasilkan oleh pembakaran kayu dan bahan bakar fosil seperti minyak bumi dan batu bara, di atmosfir bumi membentuk semacam selimut yang menutupi permukaan bumi sehingga menghambat pemantulan panas matahari dari permukaan bumi ke angkasa luar. Kedua: penipisan lapisan ozon (O3)[18] yang berada sekitar 13 km dari permukaan bumi. Terjadinya penipisan lapisan ozon merupakan akibat dari tingginya penggunaan gas Freon dalam tabung penyemprot (spray) dari jenis-jenis anti nyamuk, alat-alat kosmetik, dan lain-lain. Ketiga: di samping dua indikasi tersebut, masih terdapat sederetan persoalan ekologis yang menghantui masa depan kehidupan manusia, seperti penciutan hutan tropis sebagai paru-paru dunia, meluasnya gurun, merajalelanya polusi, masalah limbah industri dan lain-lain. Semua krisis ekologis ini merupakan dampak perkembangan sains dan teknologi.[19]

            Mengapa sains dan teknologi ditengarai sebagai pembawa dampak negative dalam lingkungan seperti itu? Jawabannya dapat dikembalikan pada statemen tentang pemisahan pertimbangan etik, moral, dan spiritual dari sains dan teknologi.

            Menurut analisis Azyumardi Azra, bahwa ideologi modernisasi dan industrialisasi di Barat bukan  satu-satunya faktor penyebab krisis lingkungan di dunia Islam. Terdapat beberapa faktor lain, pertama: faktor intern di kalangan masyarakat Islam sendiri yaitu misperception dan mispractice terhadap doktrin ajaran Islam. Kedua: munculnya ideology Barat yang dibawa oleh para modernisme dan westernisme muslim.[20]

            Kondisi lingkungan seperti dijelaskan di atas disinyalir akan terus meningkat memanas, bila tidak dicari alternative solusi yang dapat membalik kondisi tersebut.

 

Analisis Implikatif

            Seakan menafsirkan maksud ayat Q. S. al Hasyr: 18[21] James Robertston dalam The Sane Alternative: A Choice of Future menawarkan suatu konsep scenario masa depan seraya menekankan perlunya keseimbangan dalam diri manusia secara pribadi, dengan orang lain, dan antara manusia dengan alam, dan menempatkan ekologi sebagai bagian terpenting dalam menghadapi kehidupan manusia masa depan.[22]

            Dalam pandanga Ismail Raji al-Faruqi, manusia sebagai pelaku dari tindakan moral hendaknya harus mampu mengubah dirinya, sesamanya atau masyarakatnya, alam dan lingkungannya, untuk bisa mengaktualisasikan pola atau perintah Allah dalam dirinya sendiri dan juga dalam diri yang lainnya.[23]

            Setelah memahami keterkaitan dan keharusan memadukan aspek rasional fisikal pengetahuan manusia dengan aspek etik moral dan spiritualnya dalam menyikapi lingkungan, lantas apa yang mesti dilakukan? Bagaimana mengantisipasi krisis lingkungan yang nampaknya sudah demikian memprihatinkan?.

            Dalam pandangan Nasr, penanggulangan krisis lingkungan tidak akan dapat dilakukan kecuali dengan menghilangkan malaise spiritual manusia modern dan penemuan kembali dunia jiwa yang selalu menyediakan diri-Nya bagi mereka yang terbuka dan siap menerima sinar pancaran-Nya. Nasr kemudian menawarkan dua agenda profetis tradisionalisme Islam dalam konteks krisis lingkungan. Pertama: perumusan, memformulasikan dan memperkenalkan sejelas-jelasnya dalam bahasan kontemporer, hikmah perennial islam tentang tatanan alam, signifikansi religius dan kaitan eratnya dengan setiap fase kehidupan manusia. Kedua: mengembangkan kesadaran akan ajaran-ajaran syariah mengenai perlakuan secara etis terhadap lingkungan alam, dan memperluas bidang aplikasinya.[24]

            Apa yang ditawarkan  Nasr tersebut belum merupakan sesuatu yang siap dilaksanakan, tetapi masih memerlukan kerja keras, baik pada tingkat perumusan  tentang lingkungan dan kaitannya dengan nilai ajaran, maupun upaya menumbuhkembangkan kesadaran tentang itu. Setelah itu merumuskan langkah-langkah strategis praktis untuk bagaimana gagasan dan rumusan-rumusan itu dapat dipahami dan menjadi realitas aksi yang senyatanya secara meluas di kalangan umat. Dalam kesemua tahapan langkah-langkah itu, dunia pendidikan dapat mengambil peran pionir, strategis dan efektif.

Penutup

            Dalam pandangan Filsafat Pendidikan Islam, alam adalah segala sesuatu selain Allah. Univers-cosmos yang dengan kudrat-Nya sejak penciptaan memiliki arti berada dalam keseimbangan tatanan alam secara keseluruhan. Manusia adalah bagian dan karenanya secara alamiah sejajar dengan alam yang penuh keseimbangan. Dalam kesejajaran secara alamiah itu, dengan qudrat-Nya pula, manusia diberi kelebihan secara fitri dan bimbingan religius agar dapat menjalankan fungsinya  sebagai hamba sekaligus sebagai khalifah.

            Lingkungan sebagai kondisi kesekitaran, dalam pandangan Filsafat Pendidikan Islam, berangkat dari pandangannya tentang alam. Karenanya keseimbangan perlu dijaga dan disejajarkan dalam kehidupan praktis dengan sikap/tindakan pelestarian. Tanpa sikap dan tindakan keseimbangan dan pelestarian, maka pada gilirannya akan mengganggu lingkungan bahkan merusak lingkungan.

            Implikasi pandangan tentang alam dan lingkungan seperti disebut di atas, mendorong keharusan memelihara sikap rasional materialistic dengan nilai etik, moral dan spiritual. Karena alam dan lingkungan yang syahadah tidak berdiri sendiri, melainkan berkaitan erat dengan yang Maha Melindungi, sebagai pemelihara yang sekaligus sumber dari segalanya.

            Terlepas dari itu semua, masih diperlukan langkah-langkah besar dan panjang dalam dunia pendidikan Islam, untuk dapat menemukan pandangan yang jelas dan riil, yang siap pakai ke tingkat aksi, tentang alam dan lingkungan.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

DAFTAR PUSTAKA

 

Alquran al-Karim

 

Al-Syaibany, Omar Muhammad al- Toumy,  Falsafah al Tarbiyah al Islamiyah, diterjemahkan oleh Hasan Langgulung "Falsafah Pendidikan Islam". Jakarta: Bulan Bintang,

 

Arifin. Syamsul dkk, Spiritualisasi Islam dan Peradaban Masa Depan, Cet. I. Yogyakarta: Sipres, 1996.

 

Al-Faruqi, Ismail Raji, Tawhid: Its Implications for Thought and Life, diterjemahkan oleh Rahmi Astuti, "Tauhid", Cet. I. Bandung: Pustaka, 1988.

 

Baiquni, Achmad, Alquran Ilmu Pengetahuan dan Teknolog., Yogyakarta: Dana Bhakti Prima Yasa, 1995.

 

Budisantoso, Surna T. Djajadiningrat, S.,Editor, Islam dan Lingkungan Hidup, Cet. I. Jakarta: Yayasan Swarna Bhumy, 1997.

 

Darajat, Zakiah,  Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: Bumi Aksara-Dirjen Binbaga Islam Depag, 1992.

 

Kattsaff, Louis O., Elemen of Philosophy, diterjemahkan oleh Soejono Soemargono, "Pengantar Filsafat".Yogyakarta: Tiara Wacana, 1996.

 

Langgulung, Hasan, Falsafah Pendidikan Islam. t.p. t.th .

 

Muzani, Saiful, Homo Islamicus: Menuju Spiritualitas Lingkungan, dalam "Islamik" No. 3 Januari-Maret 1994.

 

Madjid, Nurcholish, Islam Doktrin dan Peradaban. Jakarta: Paramadina, 1992.

Nasr, Seyyed Hossein, Traditional Islam in the Modern World, diterjemahkan oleh Luqman Hakim, "Islam Tradisi di Tengah Kancah Modern", Cet. I. Bandung: Pustaka, 1994.

 

Rahman, Fazlur, Major Themes of the Quran. Diterjemahkan oleh Anas Mahmuddin, " Tema-tema Pokok Alquran. Bandung: Pustaka, 1983.

 

The New Encyclopedia Britanica, Vol. III, h. 912 dan Volume VII, h. 923.

 

 

           



[1] Awal pekan Mei 2007, pemimpin agama-agama di Amerika Serikat, mendesak Kongres dan Presiden George Bush agar melakukan tindakan kongkrit untuk menanggulangi pemanasan global. Salah satu  bunyi surat terbuka dari 20 kelompok agama tersebut  mengatakan bahwa perubahan iklim adalah masalah moral dan spiritual, pemanasan global adalah kenyataan dan itu disebabkan oleh ulah manusia.

[2] Omar Muhammad al Toumy al Syaibany, Falsafah al Tarbiyah al Islamiyah, diterjemahkan oleh Hasan Langgulung "Falsafah Pendidikan Islam", (Jakarta: Bulan Bintang, 1983) h. 56.

[3] Tentang landasan Pendidikan Islam, lihat Hasan Langgulung, Falsafah Pendidikan Islam,  h. 38-47, juga Zakiah Darajat, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Bumi Aksara-Dirjen Binbaga Islam Depag, 1992), h. 19-24.

[4] Nurcholish Madjid, Islam Doktrin dan Peradaban, (Jakarta: Paramadina, 1992), h. 289.

[5] Fazlur Rahman, Major Themes of the Quran, diterjemahkan oleh Anas Mahmuddin, " Tema-tema Pokok Alquran, (Bandung: Pustaka, 1983), h. 100-103.

[6] "Dan apakah orang-orang kafir tidak mengetahui bahwasanya langit dan bumi itu keduanya dahulu adalah satu yang padu, kemudian kami pisahkan antara keduanya". Q. S. al Anbiya/21: 30

[7] "Dan langit itu kami bangun dengan kekuasaan (kami) dan sesungguhnya kami benar-benar meluaskannya". Q. S. adz Dzariyat/51: 47

[8] Achmad Baiquni, Alquran Ilmu Pengetahuan dan Teknologi, (Yogyakarta: Dana Bhakti Prima Yasa, 1995), h. 14-15

[9] Nurcholish Madjid, Islam, h. 278-288.

[10] Louis O. Kattsaff, Elemen of Philosophy, diterjemahkan oleh Soejono Soemargono, "Pengantar Filsafat", (Yogyakarta: Tiara Wacana, 1996), Cet. VII, h. 220-227

[11] "Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya". Q. S. at Tiin/95: 4

[12] "Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada Malaikat sesungguhnya Aku akan menjadikan seorang khalifah di muka bumi. Q. S. al Baqarah/2: 30. Juga Q. S. adz Dzariyat: 56, "Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembahku

[13] The New Encyclopedia Britanica, Vol. III, h. 912 dan Volume VII, h. 923.

[14] Surna T. Djajadiningrat, S. Budisantoso (Editor), Islam dan Lingkungan Hidup, Cet. I, (Jakarta: Yayasan Swarna Bhumy, 1997), h. 6,9.

[15] Saiful Muzani, Homo Islamicus: Menuju Spiritualitas Lingkungan, dalam "Islamik" No. 3 Januari-Maret 1994, h. 23.

[16] Syamsul Arifin dkk, Spiritualisasi Islam dan Peradaban Masa Depan, Cet. I, (Yogyakarta: Sipres, 1996), h. 178.

[17] Ibid., h. 174.

[18] Ozon berfungsi sebagai selimut atmosfir bumi yang membantu melindungi semua organisme dari sengatan sinar ultraviolet dari matahari ke permukaan bumi. Sinar ultraviolet yang langsung menimpa organisme di permukaan bumi bisa menyebabkan penyakit kanker kulit dan katarak mata, dan juga mengurangi kemampuan sistem kekebalan dan selanjutnya dapat mematikan banyak organisme.

[19] Syamsul Arifin, op., cit., h. 175-176.

[20] Dialog; Homo Islamicus: Menuju Spiritualisasi Lingkungan, dalam "Islamika", h. 28.

[21] Hai orang-orang yang beriman, bertaqwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok, dan bertaqwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.(Q. S. al Hasyr/59 : 18).

[22] Syamsul Arifin dkk., op. cit., h. 171.

[23] Ismail Raji al-Faruqi, Tawhid: Its Implications for Thought and Life, diterjemahkan oleh Rahmi Astuti, "Tauhid", cet. I, (Bandung: Pustaka, 1988), h. 12.

[24] Seyyed Hossein Nasr, Traditional Islam in the Modern World, diterjemahkan oleh Luqman Hakim, "Islam Tradisi di Tengah Kancah Modern", cet. I, (Bandung: Pustaka, 1994).


Tulisan oleh :

Oleh: Sitti Mania

Wednesday 25 May 2022

MAKALAH ADMINISTRASI PEDIDIKAN

 

BAB I
PENDAHULUAN

Dalam dunia pendidikan di Indonesia,bidang studi administrasi pendidikan boleh dikatakan masih baru. Di negara-negara yang sudah maju,administrasi pendidikan mulai berkembang dengan pesat sejak pertengahan pertama abad ke-20,terutama sejak berakhirnya perang dunia kedua. Khususnya di negara kita,Indonesia,adcministrasi pendidikan baru diperkenalkan melalui beberapa IKIP sejak tahun 1960-an,dan baru dimasukkan sebagai mata pelajaran dengan mata ujian di SGA/SPG sejak tahun ajaran 1965/1966.Oleh karena itu,tidak mengherankan jika para pendidik sendiri banyak yang belum dapat memahami betapa perlu dan pentingnya administrasi pendidikan dalam penyelenggaraan dan pengembangan pendidikan pada umumnya. Disamping itu, administrasi pendidikan itu sendiri sebagai ilmu,terus mengalami perkembangan sesuai dengan perkembangan pendidikan negara masing-masing.(Purwanto:1:2007)

Setelah kita mengetahui realita yang terjadi seperti yang sudah tersebut di atas,maka diperlukan sebuah penjelasa secara rinci dan mendetail tentang administrasi pendidikan agar para pendidik dapat memahami betapa perlu dan pentingnya administrasi pendidikan itu. Oleh karena itu para pendidiki terlebih dahulu harus mengetahui dasar-dasar dari administrasi pendidikan. Maka dimakalah ini kami akan menjelaskan tentang dasar-dasar administrasi pendidikan.


 

BAB II
PEMBAHASAN

DASAR-DASAR ADMINISTRASI PENDIDIKAN

 

1. Pengertian Administrasi pendidikan

 

Administrasi dalam pengertian secara harfiah,kata “administrasi”berasl dari bahasa latin yang terdiri atas kata ad dan ministrare.kata ad mempunyai arti yang sama dengan kata to dalam bahasa inggris yang berarti “ke”atau”kepada”.Dan kata ministrare sam artinya dengan kata to serve atau to conduct yang berarti”melayani,membantu dan mengarahkan”.Dalam bahasa inggris to administer berarti pula”mengatur,memelihara dan mengarahkan”.

Jadi kata”administrasi” secara harfiah dapat di artikan sebagai suatu kegiatan atau usaha untuk membantu,malayani,mengarahkan atau mengatur semua kegiatan didalam mencapai suatu tujuan.(Purwanto:1:2007)

Administrasi dalam pengertian yang sempit yaitu kegiatan ketatausahaan yang intinya adalah kegiatan ruti catat-mencatat,mendokumentasika kegiatan,menyelenggarakan surat-menyurat dengan segala aspeknya serta mempersiapkan laporan.

Administrasi pendidikan dalam pengertian secara luas adalah segenap proses pengerahan dan pengintegrasian segala sesuatu baik personel,spiritual maupun material yang bersangkut paut dengan pencapaian tujuan pendidikan.

Jadi,didalam proses administrasi pendidikan segenap usaha orang-orang yang terlibat didalam proses pencapaian tujuan pendidikan itu diintegrasikan,diorganisasi dan dikoordinasi secara efektif,dan semua materi yang di perlukan dan yang telah ada dimanfaatkan secara efisien.

Dalam pengertian yang luas ini, istilah administrasi juga dapat diartikan sebagai berikut :

“Administrasi adalah suatu kegiatan atau rangkaian kegiatan yang berupa proses pengelolaan usaha kerjasama sekelompok manusia yang tergabung dalam suatu organisasi untuk mencapai tujuan bersam yang telah ditetapkan sebelumnya agar efektif dan efisien”.

Dalam batasan tersebut di atas, makna administrasi dapat di urai paling tidak menjadi lima pengertian pokok, yaitu :

1.     Administrasi merupakan kegiatan atau kegiatan manusia

2.     Rangkaian kegiatan itu marupakan suatu proses/pengelolaan dari suatu kegiatan yang kompleks, oleh sebab itu bersifat dinamis

3.     Prose situ dilakukan bersama oleh sekelompok manusia yang tergabung dalam suatu organisasi

4.     Proses itu dilakukan dalam rangka mencapai suatu tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya

5.     Proses pengelolaan itu dilakukan agar tujuannya dapat dicapai secara efektif dan efisien.(Tsauri:2:2007)

 

 

2. Fungsi Administrasi Pendidikan

Agar kegiatan dalam komponen administrasi pendidikan dapat berjalan dengan baik dan mencapai tujuan,kegiatan tersebut harus dikelola melalui suatu tahapan proses yang merupakan daur (siklus). Adapun proses administrasi pendidikan itu meliputi fungsi-fungsi perencanaan, pengorganisasian, koordinasi, komunikasi, supervise kepegawaian dan pembiayaan dan evaluasi. Semua fungsi tersebut satu sama lain bertalian sangat erat. Untuk menadapat gambaran yang lebih jelas tentang fungsi-fungsi tersebut di bawah ini akan diuraikan secara lebih rinci.

a. Perencanaan (Planning)

Perencanaan merupakan salh satu syarat mutlak bagi setiap kegiatan administrasi. Tanpa perencanaan,pelaksanaan suatu kegiatan akan mengalami kesulitan dan bahkan kegagalan dalam mencapai tujuan yang diinginkan. Perencanaan merupakan kegiatan yang harus dilakukan pada permulaan dan selama kegiatan administrasi itu berlangsung. Di dalam setiap perencanaan ada dua faktor yang harus diperhatikan,yaitu faktor tujuan dan faktor sarana, baik sarana personel maupun material.

Langkah-langkah dalam perencanaan meliputi hal-hal sebagai berikut :

1. Menentukan dan merumuskan tujuan yang hendak dicapai

2. Meneliti masalah-masalah atau pekerjaan-pekerjaan yang akan dilakukan

3. Mengumpulkan daa dan informasi-informasi yang diperlukan

4. Menentukan tahap-tahap dan rangkaian tindakan

5. Merumuskan bagimana masalah-masalah itu akan dipecahkan dan bagaimana pekerjaan-pekerjaan itu akan diselesaikan.

 

Syarat-syarat perencanaan

Dalam menyusun perencanaan syarat-syarat berikut perlu diperhatikan :

1. perencanaan harus didasarkan atas tujuan yang jelas

2. bersifat sederhana, realistis dan praktis

3. terinci, memuat segala uraian serta klarifikasi kegiatan dan rangkaian tindakan sehingga mudah di pedomani dan dijalankan

4. memiliki fleksibilitas sehingga mudah disesuaikan dengan kebutuhan serta kondisi dan situasi sewaktu-waktu

5. terfdapat perimbangan antara bermaca-macam bidang yang akan digarap dalam perencanaan itu, menurut urgensinya masing-masing

6. diusahakan adanya penghematan tenaga, biaya dan waktu serta kemungkinan penggunaan sumber-sumber daya dan dana yang tersedia sebaik-baiknya

7. diusahakan agar sedapat mengkin tidak terjadi adanya duplikasi pelaksanaan

Merencanakan berarti pula memikirkan tentang penghematan tenaga, biaya dan waktu, juga membatasi kesalahan-kesalahan yangmungkin terjadi dan menghindari adanya duplikasi-duplikasiatau tugas-tugas/pekerjaan rangkap yang dapat menghambat jalannyapenyelesaian.

Jadi, perencanaan sebagai suatu fungus administrasi pendidikan dapat disimpulkan sebagai berikut :

“perencanaan(planning) adalah aktivitas memikirkan dan memilih rangkaian tindakan-tindakan yang tertuju pada tercapainya maksu-maksud dan tujuan pedndidikan”.

 

b. Pengorganisasian (Organizing)

Pengorganisasian merupakan aktivitas menyusun dan membentuk hubungan-hubungan kerja antara orang-orang sehingga terwujud suatu kesatuan usaha dalam mencapai tujuan-tujuan yang telah ditetapkan. Di dalam pengorganisasian terdapatadanya pembagian tugas-tugas, wewenang dan tanggung jawab secara terinci menurut bidang-bidang dan bagian-bagian, sehingga dari situ dapat terciptalah adanya hubungan-hubungan kerjasama yang harfmonis dan lancar menuju pencapaian tujuan yang telah ditetapkan.

Pengorganisasian sebagai fungsi administrasi pendidikan menjadi tugas utama bagi para pemimpin pendidikan termasuk kepala sekolah. Kita mengetahui bahwa dalam kegiatan sekolah sehari-sehari terdapat bermacam-macam jenis pekerjaan yang memerlukan kecakapandan keterampilan dan tanggung jawab yang berbeda-beda. Keragaman tugas dan pekerjaan semacam itu tidak mungkin dilakukan dan dipikul sendiri oleh seoran pemimpin. Dlam hal inilah terletak bagaimana kecakapan kepala sekolah mengorganisasi guru-guru dan pegawai sekolah lainnya dalam menjalankan tugasnya sehari-hari sehingga tercipta adanya hubungan kerja sama yang harmonis dan lancar.

Yang perlu diperhatikan dalam pengorganisasian antara lain ialah bahwa pembagian tugas, wewenang dan tanggung jawab hendaknya disesuaikan dengan penglaman,bakat, minat, pengetahuan dan kepribadian masing-masing prang yang dikperlukan dalam menjalankan tugas-tigas tersebut.

Dengan demikian ,pengorganisasian sebagai salah satu fungsi administrasi pendidikan dapat disimpulkan sebagai berikut :

“pengorganisasian adalah aktivitas-aktivitas menyusun dan membentuk hubungan-hubungan sehingga terwujudlah kesatuan usaha dealam mencapai maksud-maksud dan tujuan-tujuan pendidikan”.

 

c. Pengkoordinasian (Coordinating)

Adanya bermacam-macam tugas/pekerjaan yang dilakukan oleh banyak orang, memerlukan adanya koordinasi dari seorang pemimpin. Adanya koordinasi yang baik dapat menghindarkan kemungkinan terjadinya persaingan yang tidak sehat dan atau kesimpangsiuran dalam tindakan. Dengan adanya koordinasi yang baik, semua bagian dcan personel dapat bekerja sama menuju ke satu arah tujuan yang telah ditetapkan.

Pengkoordinasian diartikan sebagai usaha untuk menyatu padukan kegiatan dari berbagai individu agar kegiatan mereka berjalan selarfas dengan anggota dalam usaha mencapai tujuan. Usayha pengkoordinasian dapat dilakukan melalui berbagai cara, seperti:

(a) melaksanakan penjelasan singkat (briefing);

(b)mengadakan rapat kerja;

(c) memberikan unjuk pelaksanaan dan petunjuk teknis,dan

(d) memberikan balikan tentang hasil sutu kegiatan. (Soetjipto:137:2004)

 

Dengan demikian,koordinasi sebagai salah satu fungsi administrasi pendidikan dapat disimpulkan sebagi berikut :

“koordinasi adalah aktivitas membawa orang-orang, material, pikiran-pkiran, teknikk-teknik dan tujuan-tujuan kedalam hubungan yang harmonis dan produktif dalam mencapai suatu tujuan”.

 

d. Komunikasi

Dalam melaksanakan suatu program pendidikan, aktivitas menyebarkan dan menyampaikan gagasan-gagasan dan maksud-maksud ke seluruh struktur organisasi sanat penting. Proses menyampaikan atau komunikasi ini meliputi lebih dari pada sekedar menyalurkan pikiran-pikiran, gagasan-gagasan dan maksud-maksud secara lisan atau tertulis.

Komunikasi secara lisan pada umumnya lebih mendatangkan hasil dan pengertian yang jelas dari pada secara tertulis. Demikian pula komunikasi yang dilakukan secara informal dan secara formal mendatangkan hasil yang berbeda pengaruh dan kejelasannya.

Menurut sifatnya, komunikasi ada dua macam yaitu komunikasi bebas dan komunikasi terbatas. Dalam komunikasi bebas, setiap anggota dapat berkomunikasi dengan setiap anggota yang lain. sedangkan dalam komunikasi terbatas, setiap anggota hanya dapat berhubungan dengan beberapa anggota tertentu saja.

Dengan demikian, organisasi sebagai salah satu fungsi administrasi pendidikan dapat disimpulkan sebagai berikut :

“komunikasi dalam setiap bentuknya adalah suatu proses yang hendak mempengaruhi sikap dan perbuatan orang-orang dalam struktur organisasi”.

 

e. Supervisi

Setiap pelaksanaan program pendidikan memerlukan adanya pengawasan atau supervise. Pengawasan bertanggung jawab tentang keefektifan program itu. Oleh karena itu, supervise haruslah meneliti ada atau tidaknya kondisi-kondisi yang akan memungkinkan tercapainya tujuan-tujuan pendidikan.

Jadi, fungsi supervisi yang terpentig adalah :

1. menentukan kondisi-kondisi/syarat-syarat apakah yang diperlukan

2. memenuhi/mengusahakan syarat-syarat yang diperlukan itu.

Dengan demikian , supervisi sebagai salah satu fungsi administrasi pendidikan dapat disimpulkan sebagai berikut :

“supervise sebagai fungsi administrasi pendidikan berarti aktivitas-aktivitas untuk menentukan komdisi-kondisi/syarat-syarat yang esensial yang akan menjamin tercapainya tujuan-tujuan pendidikan”.

 

f. Kepegawaian (Staffing)

Sama halnya dengan fungsi-fungsi administrasi pendidikan yang telah diuraikan terdahulu kepegawaian merupakan fungsi yang tidak kalah pentingnya. Agak berbeda dangan fungsi-fungsi administrasi yang telah dibicarakan, dalam kepegawaian yang menjadi titik penekanan ialah personal itu sendiri. Aktivitas yang dilakukan di dalam kepegawaian antara lain : menentukan, memilih, menempatkan dan membimbing personel.

Sebenarnya fungsi kepegawaian ini sudah dijalankan sejak penyusunan perencanaan dan pengorganisasian. Di dalam pengorganisasian telah dipikirkan dan diusahakan agar untuk personel-personel yang menduduki jabatan-jabatan tertentu di dalam struktur organisasi itu dipilih dan di angkat orang-orang yang memiliki kecakapan dan kesanggupan yang sesuai dengan jabatan yang di pegangnya. Dalam hal ini prinsip the right man in the right place selalu di perhatikan.

 

g. Pembiayaan

Biaya/pambiayaan merupakan salah satu faktor yang sangat penting dalam sebuah organisasi karena biaya ini sangat menentukan bagi kelancaran jalannya sebuah organisasi, tanpa biaya yang mencukupi tidak mungklin terjamin kelancaran jalannya suatu organisasi.

Setiap kebutuhan organisasi, baik personel maupun material, semua memerlukan adanya biaya., itulah sebabnya masalah pembiayaan ini harus sudah mulai dipikirkan sejak pembuatan planning sampai dengan pelaksanaannya.

Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam fungsi pembiayaan, antara lain :

1. perencanaan tentang berapa biaya yang diperlukan

2. dari mana dan bagaimana biaya itu dapat diperoleh/diusahakan

3. bagaimana penggunaanya

4. siapa yang akan melaksanakannya

5. bagaimana pembukuan dan pertangung jawabannya

6. bagaimana pengawasannya,dll.

 

h. Penilaian (Evaluating)

Evaluasi sebagai fungsi administrasi pendidikan adalah aktivitas untuk meneliti dan mengetahui sampai di mana pelaksanaan yang dilakukan di dalam proses keseluruhan organisasi mencapai hasil sesuai denhan rencana atau program yang telah di tetapkan dalam rangka pencapaian tujuan pendidikan. Setiap kegiatan, baik yang dilakukan oleh unsure pimpinan maupun oleh bawahan, memerlukan adanya evaluasi.

Dengan mengetahui kasalahan-kasalahan atau kekurangan-kekurangan serta kemacetan-kemacetan yang diperoleh dari tindakan evaluasi itu, selanjutnya dapat di usahakan bagaimana cara-cara memperbaikinya.(Purwanto:15-22:2007)

Secara lebih rinci maksud penilaian (evaluasi) adalah :

1. Memperoleh dasar bagi pertimbangan apakah pada akhir suatu periode kerja , pekejaan tersebut berhasil

2. Menjamin cara bekerja yang efektif dan efisien

3. Memperoleh fakta-fakta tentang kesukaran-kesukaran dan untuk menghindari situasi yang dapat merusak

4. Memajukan kesanggupan para personel dalam mengembangkan organisasi.(Soetjipto:138:2004)

Perlu ditekankan disini bahwa fungsi-fungsi pokok yang telah dibicarakan di atas satu sama lain sangat erat hubungannya, dan kesemuanya merupakan suatu proses keseluruhan yang tidak terpisahkan satu sama lain dan merupakan rangkaian kegiatan yang kontinyu.

 

3. Tujuan Administrasi Pendidikan

Tujuan adminitstrasi pada umumnya adalah agar semua kegiatan mandukung tercapainya tujuan pendidikan atau dengan kata lain administrasi yang digunakan dalam dunia pendidikan diusahakan untuk mencapai tujuan pendidikan.

Sergiovanni dan carver (1975) (dalam burhanuddin:2005) menyebutkan empat tujuan administrasi yaitu:

1.     efektifitas produksi

2.     efesiensi

3.     kemampuan menyesuaikan diri (adaptivenes)

4.     kepuasan kerja

 

Keempat tujuan tersebut digunakan sebagai kriteria untuk menentukan keberhasilan dalam penyelenggaraan sekolah. Sebagai contoh: sekolah mempinyai fungsi untuk mencapai efektivitas produksi, yaitu menghasilkan lulusan yang sesuai dengan tuntutan kurikulum. Dalam pencapaian tujuan tersebut harus dilakukan usaha seefisien mungkin, yaitu menggunakan kepuan dana, dan tenaga seminimal mungkin,tetapi memberikan hasil sebaik mungkin, sehingga lulusan tersebut dapat melanjutkan ketingkat berikutnya dan dapat menyesuaikan dirinya dengan lingkunganya yang barudan selanjutnya lulusan ini akan mencari kerja pada perusahaan yang memberikan kepuasan kerja kepada mereka.

 

4. Ruang Lingkup (Bidang Garapan) Administrasi Pendidikan

Administrasi pendidikan mempunyai ruang lingkup/bidang garapan yang sangat luas. Secara lebih rinci ruang lingkup adcministrasi pendidikan dapat diuraikan sebagai berikut :

a. Administrasi tata laksana sekolah

Hal ini meliputi :

1. Organisasi dan struktur pegawai tata usaha

2. Otorosasi dan anggaran belanja keuangan sekolah

3. Masalah kepegawaian dan kesejahteraan personel sekolah

4. Masalah perlengkapan dan perbekalan

5. Keuangan dan pembukuannya

 

b. Administrasi personel guru dan pegawai sekolah

hal ini meliputi :

1. Pengangkatan dan penempatan tenaga guru

2. Organisasi personel guru-guru

3. Masalah kepegawaian dan kesejahteraan guru

4. Rencana orientasi bagi tenaga guru yang baru

5. Inservice training dan up-grading guru-guru

 

c. Administrasi peserta didik

Hal ini meliputi :

1. Organisasi dan perkumpulan peserta didik

2. Masalah kesehatan dan kesejahteraan peserta didik

3. Penilaian dan pengukuran kemajuan peserta didik

4. Bimbingan dan penyuluhan bagi peserta didik (guidance and counseling)

 

d. Supervisi pengajaran

Hal ini meliputi :

1. Usaha membangkitkan dan merangsang semangat guru-guru dan pegawai tata usaha dalam menjalankan tugasnya masing-masing sebaik-baiknya.

2. Usaha mengembangkan, mencari, dan menggunakan metode-metode baru dalam mengajar dan belajar yang lebih baik

3. Mengusahakan cara-cara menilai hasil-hasil pendidikan dan pengajaran.

 

e. Pelaksanaan dan pembinaan kurikulum

Hal ini meliputi :

1. Mempedomani dan merealisasikan apa yang tercantum di dalam kurikulum sekolah yang bersangkutan dalam usaha mencapai dasar-dasar dan tujuan pendidikan dan pengajaran

2. menyusun dan melaksanakan organisasi kurikulum beserta materi-materi, sumber-sumber dan metode-metode pelaksanaanya, disesuaikan dengan pembaharuan pendidikan dan pengajaran serta kebutuhan mesyarakat dan lingkungan sekolah

3. kurikulum bukanlah merupakan sesuatu yang harus didikuti dan diturut begitu saja dengan mutlak tanpa perubahan dan penyimpangan sedikitpun. Kurikulum meripakan pedoman bagi para guru dalam menjalankan tugasnya.

 

f. Pendirian dan perencanaan bangunan sekolah

Hal in meliputi :

1. Cara memilih letak dan menentukan luas tanah yang dibutuhkan

2. Mengusahakan, merencanakan dan menggunakan biaya pendirian gedung sekolah

3. Menentukan jumlah dan luas ruangan-ruangan kelas, kantor, gudang, asrama, lapangan olah raga,dan sebagainya.

4. Cara-cara penggunaan gedung sekolah dan fasilitas-fasilitas lainyang efektif dan produktif, serta pemeliharaannya secara kontinyu.

5. Alat-alat perlengkapan sekolah dan alat-alat pelajaran yang dibutuhkan

 

g. Hubungan sekolah dengan masyarakat

Hal ini mencakup hubungan sekolah dengan sekolah-sekolah lain, hubungan sekolah dengan instansi-instansi dan jawsatan-jawatan lain dan hubungan sekolah dengan masyarfakat pada umumnya. Hendaknya semua hubungan itu merupakan hubungan kerjasama yang bersifat pedagogis, sosiologis dan produktif yang dapat mendatangkan keuntungan dan perbaikan serta kemajuan bagi kedua belah pihak.

Dari apa yang telah diuraikan di atas, ruang lingkup yang tercakup di dalam administrasi pendidikan dapat dikelompokkan sebagai berikut :

1.     Administrasi material,yaitu kegiatan administrasi yang menyangkut bidang-bidang materi/benda-benda seperti : ketatausahaan sekolah, administrasi keuangan, dan lain-lain.

2.     Administrasi personel,mencakup didalamnya administrasi personel guru dan pegawai sekolah, dan juga administrasi peserta didik.

3.     Administrasi kurikulum,yang mencakup didalamnya penyusunan kurikulum, pembinaan kurikulum, pelaksanaan kurikulum, seperti pembagian tugas mengajar pada guru-guru, penyusunan silabus, dan sebagainya.(Tsauri:13-16:2007)

 

5. Prinsip-prinsip Administrasi Pendidikan

Prinsip merupakan sesuatu yang di buat sebagai pegangan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.Diantara prinsip-prinsip administrasi pendidikan antara lain :

1.     Adanya sumber daya manusia (SDM) atau sekelompok manusia (sedikitnya dua orang) untuk ditata

2.     Adanya tugas/fungsi yang harus dilaksanakn maksudnya ada sebuah kerjasama dari sekelompok orang

3.     Adanya penataan/pengaturan dari kerjasama tersebut

4.     Adanya non manusia seperti peralatan dan perlengkapan yang diperlukan dan yang harus ditata

5.     Adanya tujuan yang hendak di capai bersama dari kerjasama tersebut.(Purwanto:2007)

 

Ada sebuah prinsip-prinsip administrasi yang menyinggung organisasi, diantara prinsip-prinsip tersebut adalah :

1.     Memiliki tujuan yang jelas

2.     Tiap anggota dapat memahami dan menerima tujuan tersebut

3.     Adanya kesatuan arah sehingga dapat menimbulkan kesatuan tindakan dan pikiran

4.     Adanya kesatuan perintah (Unity of command); para bawahan hanya mempunyai seorang atasan langsung dari padanya menerima perintah atau bimbingan dan kepada siapa ia harus mempertanggung jawabkan hasil pekerjaannya.

5.     Koordinasi tentang wewenang dan tanggung jawab, maksudnya ada keseimbangan antara wewenang dan tanggung jawab masing-masing anggota

6.     Adanya pembagian tugas atau pekerjaan yang sesuai dengan kemampuan, keahlian dan bakat masing-masing, sehingga dapat menimbulkan kerjasama yang harfmonis dan kooperatif.(Tsauri:22:2007)

 


 

BAB III

PENUTUP

 

Administrasi pendidikan adalah suatu kegiatan kerja sama atau proses pengintegrasian segala sesuatu baik personal maupun material yang tergabung dalam orgaisasi pendidikan untuk mencapai tujuan pendidikan yang telah ditetapkan sebelumnya agar efektif dan efisien.

Administrasi pendidikan juga memiliki sebuah fungsi, diantara fungsi administrasi pendidikan adalah:

1. perencanaan (planning)

“perencanaan(planning) adalah aktivitas memikirkan dan memilih rangkaian tindakan-tindakan yang tertuju pada tercapainya maksu-maksud dan tujuan pedndidikan”.

2. pengorganisasian (organizing)

“pengorganisasian adalah aktivitas-aktivitas menyusun dan membentuk hubungan-hubungan sehingga terwujudlah kesatuan usaha dealam mencapai maksud-maksud dan tujuan-tujuan pendidikan”.

3. pengkoordinasian (coordination)

koordinasi adalah aktivitas membawa orang-orang, material, pikiran-pkiran, teknikk-teknik dan tujuan-tujuan kedalam hubungan yang harmonis dan produktif dalam mencapai suatu tujuan”

4. komunikasi

komunikasi dalam setiap bentuknya adalah suatu proses yang hendak mempengaruhi sikap dan perbuatan orang-orang dalam struktur organisasi”.

5. supervisi

“supervise sebagai fungsi administrasi pendidikan berarti aktivitas-aktivitas untuk menentukan komdisi-kondisi/syarat-syarat yang esensial yang akan menjamin tercapainya tujuan-tujuan pendidikan”.

6. kepegawaian (staffing)

dalam kepegawaian yang menjadi titik penekanan ialah personal itu sendiri. Aktivitas yang dilakukan di dalam kepegawaian antara lain : menentukan, memilih, menempatkan dan membimbing personel.

7. pembiayaan (budgeting)

Biaya/pambiayaan merupakan salah satu faktor yang sangat penting dalam sebuah organisasi karena biaya ini sangat menentukan bagi kelancaran jalannya sebuah organisasi, tanpa biaya yang mencukupi tidak mungklin terjamin kelancaran jalannya suatu organisasi.

8. penilaian (evaluating)

Evaluasi sebagai fungsi administrasi pendidikan adalah aktivitas untuk meneliti dan mengetahui sampai di mana pelaksanaan yang dilakukan di dalam proses keseluruhan organisasi mencapai hasil sesuai denhan rencana atau program yang telah di tetapkan dalam rangka pencapaian tujuan pendidikan.

 

Adapun tujuan dari administrasi pendidikan adalah:

1.     efektifitas produksi

2.     efesiensi

3.     kemampuan menyesuaikan diri (adaptivenes)

4.     kepuasan kerja

 

Administrasi pendidikan juga memiliki sebuah ruang lingkup (bidang garapan) didalam pengelolaannya. Diantara administrasi pendidikan adalah:

a.     administrasi tata laksana sekolah

b.     administrasi personel guru dan pegawai sekolah

c.      administrasi peserta didik

d.     supervisi pengajaran

e.      pelaksanaan dan pembinaan kurikulum

f.       pendirian dan perencanaan bangunan sekolah

g.     hubungan sekolah dan masyarakat

 

Didalam administrasi pendidikan terdapat pula sebuah prinsip-prinsip yang dapat menunjang kegiatan administrasi dan mencapai tujuan administrasi pendidikan karena prinsip ini merupakan sesuatu yang dijadikan sebagai pengayaan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Diantara prinsip-prinsip administrasi pendidikan adalah:

1. Adanya kerja sama sekelompok orang

2. Adanya penataan dan pengaturan dari kerja sana tsb

3. Adanya SDM (sumber daya manusia/personal) yang harus ditata

4. Adanya peralatan dan perlengkapan (non manusia ) yang harus ditata

5. Adanya tujuan yang hendak dicapai bersama dari kerjasama tersebut

ANDA PENGUNJUNG KE :

CARI ARTIKEL LAIN DI BLOG INI DENGAN MEMASUKKAN KATA PADA KOLOM SEARCH DIBAWAH