Hello
Curhat dikit boleh lah 😃
Sebenarnya ini tak
sesuai, bukan pada yang seharusnya, mendidik di anak-anak SD bukanlah
kualifikasi kelulusanku. Tapi karena kekurangan guru yaa harus, mending mereka
belajarlah daripada tidak sama sekali, meski bkn pada guru yang sesuai
bidangnya. maklum saya hanyalah lulusan Fisika bukan PGSD/PGMI.
Menghadapi anak kelas II SD seperti ini yg memilki watak beragam: ada yang
susah diatur, bandel, ribut, belum bisa baca, hiperaktif, dll.. uuuhhh
pusing pokonya
perlu kelembutan, juga suara yang lantang, serta kesabaran yang ekstra,
menghadapi generasi-generasi penerus bangsa di pelosok kalimantan ini.
Mudah-mudahan saya tidak
banyak salah dalam memberi contoh/mendidik anak-anakku di SDN 1 Satiruk ini...
aktivitas ngajar di kelas II |
Sebenarnya saya guru di SMP dan mengajar di SMPN Satap 1 Pulau Hanaut Kab. Kotim Prov Kalteng, namun di tempat saya mengajar, Sekolah SMP dan SD-nya satu lokasi (satap), jadi guru SMP membantu/ngajar di SD dan sebaliknya Guru SD membantu/ngajar jg di SMP. Kenapa bisa saling membantu begitu?? yaa begitulah resiko ngajar di daerah pelosok yang kekurangan guru...
DAN Karena saking kekurangannya guru SMP, jadi kalau rekan-rekan guru SD ada kegiatan KKG ke sekolah lain, saya akhirnya ikut kegiatan KKG jg, SMP terpaksa diliburkan, karena tidak memungkinkan saya untuk menghendel satu sekolah hanya seorang diri :) ...
Ngajar Di SMP juga bukan
tanpa tantangan, dimana karena perubahan kurikulum, mapel IPA-nya sudah
emang masalahnya apa kalau
digabung??
nggak terlalalu bermasalah siiiih,,, cuman;
guru-guru pengajar IPA di SMP itu kan berlatarbelakang disiplin ilmu yang berbeda-beda, ada yang waktu kuliah jurusannya Fisika (seperti saya), ada juga yang kuliahnya ambil jurusan Biologi, ada juga yang Kimia. Ini juga saya rasa masih kurang tepat, karena kita berasal dari latar belakang disiplin ilmu yg berbeda-beda.... namanya jg lahir dan hidup di Indonesia, kita mesti harus serba bisa segala hal 😀😀
Begitulah kurikulum. yang tiap ganti presiden ganti menteri kadang diikuti juga wacana
ganti kurikulum.
Siapa suruh lamar kerja di SMP, udah tau kuliah fisika, seharusnya melamar kerjanya di SMA dong. biar pemahaman fisikanya selama ini (kuliah) nggak hilang perlahan-lahan 😀😀
Di SMP, bukan gak mau ngajar kimia dan biologi siiih, ya takut salah-salah aja, Yang materi Fisikanya aja masih mesti
belajar lagi sebelum berhadapan dengan peserta didik, apalagi materi biologi sama
kimia yang kita gak terlalu mendalaminya waktu kuliah 😂😂😂😂😂
Tapi kita memang hidup di
negeri yang dituntut harus serba bisa.
(mestinya untuk kedepannya untuk yang mau jadi guru SMP ini ada program studinya
tersendiri di universitas). Mungkin sekarang sudah ada kali??
Okeh, back to track;
Namun dapat kesempatan
& kepercayaan mendidik di dua jenjang sekolah yang berbeda kaya gini adalah
sebuah kesempatan yang luar biasa yang saying sekali kalau tak diambil
pelajaran dan pengalamannya.
harus semangat terus 😂
Jadi guru itu kadang menyenangkan,
juga menantang,
Dengan tantangan listrik yang
belum ada, jalan darat yang belum tembus/nyambung dengan ibukota
kecamatan/kab/prov, jaringan/signal hp yang hilang-hilang, Tapi Alhamdulillah masih
bisa bahagia bisa nonton Timnas Indonesia, Chelsea, cas hp, dll dirumah warga (yang
ada gensetnya) Hahahh
😂😂😂😂😂
Bekerja di daerah yang
kekurangan guru itu memang luar biasa tantangannyanya,
Lagi-lagi karen faktor kekurangan guru, saya pun diberi kepercayaan untuk mengajar mapel matematika. benar-benar
membutuhkan pikiran dan energi ekstra untuk menjalaninya. Dengan status honor yang luar biasa ðŸ˜ðŸ˜ðŸ˜ðŸ˜ðŸ˜ tau sendirilah gaji guru honor di negeri ini!
Namun dari semua itu, yang lebih penting ialah mudah-mudahan saya tak keliru dalam
menjelaskan aljabar, pldv, aritmetika, pythagoras, bangun ruang, statistika dan
sebangsanya itu kepada anak didik saya..
*mikir keras
Keinginan sih ngajar di SMA
aja biar fokus ngajar fisika doang, tapi ini jaga suatu anugerah yang harus di
syukuri... Alhamdulillah diberi kepercayaan untuk bekerja (ngajar) di SMPN Satap 1 Pulau Hanaut juga di SDN 1 Satiruk... Alhamdulillah merupakan sebuah kesempatan yang harus selalu disyukuri.. Daripada milih-milih yang ujung-ujungnya malah nggak kerja, kan kasian orangtua udah capek-capek kuliahin kita!... makanya tetap semangat!!!!!!!
Semangat anak muda ✍✍✍💪💪💪
Tulisan lain my work story di satiruk : SATIRUK NAMANYA (Sebuah Perjalanan)
Sabtu 16 sept 2017
Menunggu hujan reda!
M. AL. FURQAN
No comments:
Post a Comment
Tulis komentar Anda disini