written by Ratna
Utami
Menuliskan
Kerajaan Bima sungguh kompleks dalam memisahkan antara legenda maupun kisah
nyata. Semua tercampur dan terbungkus cantik dalam cerita turun temurun
dari nenek moyang dan serpihan bukti eksistensi disana-sini. Sejarah Kerajaan
Bima sulit diketahui karena bukti tertulis yang menceritakan Kerajaan Bima
sangat terbatas sebelum masuknya Islam. Tradisi tulis mulai berkembang setelah
Kerajaan Bima memeluk agama Islam dan berubah menjadi kesultanan sehingga
sejarah Kesultanan Bima dapat diketahui dari berbagai peninggalan masa lalu.
Terletak di
ujung timur pulau Sumbawa, Kerajaan Bima yang disebut-sebut sebagai kerajaan
tertua di Sumbawa ini memiliki teluk yang dipergunakan sebagai titik jalur
persinggahan juga pelayaran para pelaut dan perdagangan. Maka tak heran
bila terjadi banyak percampuran budaya serta agama dari para pedagang yang
singgah.
Awal Mula Kerajaan Bima
Asal-usul
kerajaan bima masih dipenuhi dengan berbagai spekulasi karena belum adanya
tradisi menulis ketika awal berdirinya. Sejarah kerajaan bima telah tertulis
sejak abad ke 14 pada catatan sejarah Kerajaan Majapahit, di Negarakertagama
yang masyhur. Selain itu juga terdapat bukti arkeologi situs Wada Pa`a dan
situs Wadu Tunti yang dapat di susuri jejaknya hingga ke Abad 14. Kedua hal ini
menjadi bukti kuat eksistensi peradaban Kerajaan Bima di timur Nusantara sejak
dahulu.
Pada Negarakertagama,
tercatat di 1365 M kerajaan bima telah memiliki pelabuhan besar Saat
Raja Mitra Indrati, raja Bima yang ke-7 berkuasa di tahun 1350-1370.
Kejayaan Kerajaan Bima terjadi saat Raja Mitra Indratarati menjalin hubungan
dengan kerajaan-kerajaan di pulau Jawa dan menikah dengan wanita dari kerajaan
di Jawa, hingga akhirnya beliau wafat di tanah Jawa.
Ada beberapa
bukti yang menunjukkan bahwa Kerajaan Bima merupakan kerajaan lokal
bentukan Majapahit, yang di zamannya disebut-sebut merupakan sebuah negara
adidaya Nusantara. Hal ini sesuai dengan sumpah yang diikrarkannya di hadapan
Ratu Tribhuwana Tunggadewi saat ia diangkat menjadi mahapatih pada
tahun 1334 yang hingga kini dikenal sebagai sumpah palapa. Namun teori ini
bertentangan dengan perkiraan berdirinya Kerajaan Bima pada
tahun 1200 sedangkan Kerajaan Majapahit berdiri pada
tahun 1293 masehi.
- Menyatunya kerajaan dibawah Bima seorang tokoh dari kayangan
Konon, sejarah
kesultanan Bima bermula dari 5 kelompok kecil yang masing-masingnya dipimpin
oleh pemimpin yang disebut Ncuhi. Ncuhi ini masing-masing memegang kekuasaan
atas 5 wilayah.
1.
Ncuhi Dara,
memiliki kewenangan kekuasaan wilayah Bima Tengah
2.
Ncuhi Parewa,
memiliki kewenangan kekuasaan wilayah Bima Selatan
3.
Ncuhi Padolo,
memiliki kewenangan kekuasaan wilayah Bima Barat
4.
Ncuhi
Banggapupa, memiliki kewenangan kekuasaan wilayah Bima Utara
5.
Ncuhi Dorowani,
memiliki kewenangan kekuasaan wilayah Bima Timur.
Ncuhi Dara
berlaku sebagai pemimpin dari kelima Ncuhi ini. Menurut legenda, kerajaan
bima bermula dari putra keempat dari Maharaja Pandu Dewata yang namanya
terkenal dipulau jawa memiliki 5 orang putra yaitu (1) Darmawangsa (2) Sang
Bima (3) Sang Arjuna (4) Sang Kula (5) Sang Dewa. Sang putra keempat berlayar
ke arah timur dan mendarat di pulau kecil yang bernama Satonda, tepatnya
disebelah utara Kecamatan Sanggar. Kedatangan sang Bima inilah yang
mempersatukan kelima Ncuhi dalam satu kerajaan yakni Kerajaan Bima, Ia menjadi
raja pertama yang memangku gelar Sangaji.
Gambaran
tentang Sang Bima selama ini berasal dari Jawa dan sangat ambigu karena tidak
ada catatan yang jelas mengenai dirinya berasal dari Jawa, dalam Hikayat Sang
Bima diceritakan bahwa Sang Bima datang dari kayangan. Hikayat Sang Bima di
karang oleh Wisamarta, seorang dalang dari Jawa saat era kepemimpinan Sultan
Hasanuddin (1695-1731). Sehingga pada teori ini Sang Bima adalah tokoh kayangan
yang datang dan sendirian menyatukan para pemimpin untuk menjadi suatu
kerajaan.
- Menyatunya kerajaan dibawah Bima seorang tokoh dari Pulau Jawa
Teori lain
mengatakan kerajaan Bima mendapat pengaruh Islam melalui pedagang-pedagang dari
Gujarat yang mencari rempah-rempah. Mulanya Bima hanya memiliki
pemimpin-pemimpin yang mengatur wilayah kecil (sebagaimana Ncuhi) kemudian hadir
seorang pemersatu yang bernama Bima dari Pulau Jawa.
- Menyatunya kerajaan dibawah Bima Kerajaan Gowa-Tallo
Kemungkinan
selanjutnya adalah masuknya Islam ke Bima melalui ekspedisi Kerajaan Gowa-Tallo
di Sulawesi untuk menakhlukkan kerajaan-kerajaan di pesisir timur Lombok dan
Bima. Hal itu dilakukan Kerajaan Gowa-Tallo untuk mencegah Belanda yang akan
merebut jalur timur setelah berhasil menguasai jalur barat Nusantara. Namun
intinya dari ketiga teori tersebut dikataan ada kehadiran dari sang Bima pada
abad 11 M yang ikut membantu para ncuhi dalam memajukan Dana Mbojo. Kemudian
sejak saat itulah para ncuhi mulai mengenal bentuk pemerintahan kerajaan.
Sultan-sultan Pada Silsilah Kerajaan Bima
1. Sultan Abdul Kahir I (1601-1640M)
Bergelar Rumata
Ma Bata Wadu, beliau memiliki dua orang saudara laki-laki bernama Mandudu
Wenggu dan Mantau Dana Rabadompu. Beliau memeluk Islam pada usia 20 tahun dan
hijrah ke Makassar selama 19 tahun. Tinggal di lingkungan Istana Makassar,
Sultan Abdul Kahir menikahi adik permaisuri Sultan Alaudding Makassar dan
memeroleh 4 putra. Beliau merintis kesultanan Bima dan dinobatkan pada tahun
1640 masehi sebelum akhirnya mangkat setelah wafat pada 22 Desember 1640.
Sumpah beliau yang terkenal dengan sebutan “Sumpah Parapi” berisi pernyataan untuk
menjunjung tinggi Agama Islam, siap berkorban jiwa dan raga demi Agama, Rakyat
dan Negeri. Tekad beliau adalah membentuk pemerintahan berdasarkan syariat
Islam dan bersendi Kitabullah.
2. Sultan Abdul Khair Sirajuddin (1640-1682)
Silsilah
Kerajaan Bima selanjutnya Bergelar Mantau Uma Jati (1627-1682 M) adalah putra
dari Sultan Abdul Kahir I dan Permaisuri Daeng Sikontu. Abdul Kahir menolak
perjanjian Bongaya hingga beliau menjadi target pengangkapan VOC. Beliau
menyempurnakan struktur pemerintahan dengan mendirikan lembaga Sara Hukum yang
beranggotakan Ulama dan tokoh agama, dengan demikian roda pemerintahan mulai
dijalankan dengan hukum Islam.
3. Sultan Nuruddin (1682-1687)
Adalah putra
dari Sultan Khair Sirajuddin (1651-1687) dengan permaisuri Bonto Je’ne. Beliau
menciptakan payung kebesaran kesultanan Bima yang dikenal dengan Paju Monca,
membentu perang Trunojoyo dan mendirikan perkampungan tambora serta masjid di
Jakarta Barat.
4. Sultan Jamaluddin (1687-1696)
Bergelar
Sangaji Bolo (1673-1696) adalah putra sulung dari Sultan Nuruddin dan
Daeng Tamemang. Beliau menolak kerja sama dengan Belanda hingga Belanda
menjebaknya dengan menuduh mua membunuh bibi dari Permaisuri Sultan Dompu
hingga beliau ditawan dan meninggal di Penjara Batavia.
5. Sultan Hasanuddin (1689-1731)
Putra pertama
Sultan Jamaluddin dan Karaeng Tana-Tana. Selama pemerintahannya beliau mamu
mempertahankan kemerdekaan rayat dan negerinya, beliau juga mengadakan
pembaruan struktur dan organisasi pemerinth. Sultan Hasanudin juga berhasil
memperluas syiar Islam melalui pendekatan seni budaya.
6. Sultan Alauddin Syah (1731-1742)
Bergelar Manuru
Daha (1707-1742) beliau melanjutkan perjuangan ayahnnya dengan menjalin
hubungan politik, ekonomi serta perdagangan dengan Makassar.
7. Sultan Abdul Qadim, Ma Waa Taho (1742-1773)
8. Sultanah Kumalasyah (Kumala Bumi Partiga). Beliau
dibuang ke Srilangka oleh Inggris hingga mangkat (1773-1795).
9. Sultan Abdul Hamid, Mantau Asi Saninu (1795-1819)
10. Sultan Ismail, Ma waa Alu (1819-1854)
11. Sultan Abdullah, Ma waa Adil (1854-1868)
12. Sultan Abdul Azis, Ma Waa Sampela (1868-1881).
Beliau wafat pada usia muda.
13. Sultan Ibrahim, Ma Taho Parange (1881-1915).
14. Sultan Muhammad Salahuddin (1915-1951), Ma Kakidi
Agama. Mangkat di Jakarta, pemakaman Karet.
15. Sultan Abdul Kahir II, Sultan Bima XV (1945-2001).
Masa ini adalah transisi ketika kesultanan bima menjadi wilayah NKRI.
Demikianlah
sejarah Kerajaan Bima hingga berubah menjadi Kesultanan Bima serta beberapa
teori awal mula berdirinya Kerajaan Bima dapat dikatakan cukup mulus tanpa
banyak peperangan serta Silsilah Kerajaan Bima, sebagaimana silsilah kerajaan cirebon. Kecuali beberapa
perlawanan terhadap penjajah seperti Belanda dan Inggris. Semoga hal ini dapat
bermanfaat dan menambah ilmu Anda.
Source: sejarahlengkap.com