TRANSLATE ARTIKEL INI KE DALAM BAHASA LAIN DENGAN MENGKLIK PILIH BAHASA DIBAWAH

Saturday, 25 September 2021

TIDAK BOLEH MENDO'AKAN JELEK PRESIDEN DAN PEMERINTAH


Bismillah,

يقول فضيل بن عياض لو كان لي دعوة مستجابة ما جعلتها الا في السلطان

Fudhail bin ‘Iyadh berkata, “Seandainya aku memiliki satu doa yang mustajab (terkabulkan), tentu akan kutujukan doa tersebut pada pemimpin.”

قيل له يا أبا علي فسر لنا هذا قال إذا جعلتها في نفسي لم تعدني وإذا جعلتها في السلطان صلح فصلح بصلاحه العباد والبلاد

Ada yang bertanya pada Fudhail, “Kenapa bisa begitu? Jelaskanlah pada kami.” Beliau menjawab, “Jika aku tujukan doa tersebut pada diriku saja, maka itu hanya bermanfaat untukku. Namun jika aku tujukan untuk pemimpinku, maka rakyat dan negara akan menjadi baik.”

فأمرنا أن ندعو لهم بالصلاح ولم نؤمر أن ندعو عليهم وإن جاروا وظلموا لأن جورهم وظلمهم على أنفسهم وصلاحهم لأنفسهم وللمسلمين

Maka kami diperintah untuk mendoakan kebaikan pada pemimpin dan tidak diperintah untuk mendoakan jelek untuk mereka. Jika mereka berbuat zalim, kezaliman itu mereka akan tanggung sendiri. Namun jika mereka baik, maka kebaikannya akan tertuju pada diri mereka dan kaum muslimin secara umum.

(Referensi dari Syarhus Sunnah, Al Imam Abu Muhammad Al Hasan bin ‘Ali bin Khalaf Al Barbahari, terbitan Maktabah Daril Minhaj, cetakan ketiga, tahun 1431 H).

Sumber : Rumaysho.com

8 JALAN REZEKI DALAM AL QUR'AN


1. Rezeki Yang Telah Terjamin
Sebagai manusia di muka bumi yang diberikan akal dan pikiran oleh Allah SWT, hendaklah memanfaatkan nikmat tersebut dalam mencari rezeki. Karena Allah SWT telah menjamin rezeki seseorang sejak mulai dari kandungan. Berikut janji Allah tertera dalam firman Allah QS. Hud ayat 6, yang berbunyi:

وَمَا مِن دَابَّةٍ فِي الْأَرْضِ إِلَّا عَلَى اللَّهِ رِزْقُهَا وَيَعْلَمُ مُسْتَقَرَّهَا وَمُسْتَوْدَعَهَا كُلٌّ فِي كِتَابٍ مُّبِينٍ

Artinya: “Dan tiadalah sesuatupun dari makhluk-makhluk yang bergerak di bumi melainkan Allah jugalah yang menanggung rezekinya dan mengetahui tempat kediamannya dan tempat ia disimpan. Semuanya itu tersurat di dalam Kitab (Lauh mahfuz) yang nyata (kepada malaikat-malaikat yang berkenaan).”

2. Rezeki Karena Usaha
Sumber rezeki kedua adalah dari hasil usaha. Allah SWT tidak akan menutup mata bagi umatnya yang telah sungguh-sungguh berusaha serta berdoa demi mendapatkan rezeki dari-Nya. Dan Allah akan memberikan yang setimpal dengan apa yang telah mereka usahakan. 
Firman Allah dalam QS. An-Najm ayat 39, yang berbunyi:

وَأَن لَّيْسَ لِلْإِنسَانِ إِلَّا مَا سَعَى

Artinya: “Dan bahwa sesungguhnya tidak ada (balasan) bagi seseorang melainkan (balasan) apa yang diusahakannya.”

3. Rezeki Karena Bersyukur
Sebanyak apa rezeki yang kita dapat, hendaklah dibiasakan untuk mensyukurinya. Karena dengan bersyukur, Allah akan menambahkan nikmat itu kepada kita. Dijelaskan dalam firman Allah QS. Ibrahim ayat 7, yang berbunyi:

‎لَئِن شَكَرْتُمْ لَأَزِيدَنَّكُمْ وَلَئِن كَفَرْتُمْ إِنَّ عَذَابِي لَشَدِيدٌ

Artinya: “Demi sesungguhnya! Jika kamu bersyukur niscaya Aku akan tambahi nikmatKu kepada kamu, dan demi sesungguhnya, jika kamu kufur ingkar sesungguhnya azab-Ku amatlah keras.”

4. Rezeki Tidak Terduga
Selanjutnya rezeki yang tidak terduga. Pernah tidak mendapatkan sesuatu tak terduga dari seseorang, seperti baju atau makanan? Nah, itu juga dinamakan rezeki. Karena rezeki tidak melulu soal uang. Jika seseorang beriman dan bertakwa pada Allah, maka hal yang tidak diduga-duga akan mudah untuk terjadi.

Firman Allah dalam QS. At-Talaaq ayat 2-3, yang berbunyi:

وَمَن يَتَّقِ اللَّهَ يَجْعَل لَّهُ مَخْرَجًا( ) وَيَرْزُقْهُ مِنْ حَيْثُ لَا يَحْتَسِبُ

Artinya: “Barang siapa yang bertakwa kepada Allah, niscaya Dia akan menjadikan baginya jalan keluar dan memberinya rezeki dari arah yang tidak disangka-sangkanya.”

5. Rezeki Karena Istighfar
Selain dapat pelebur dosa, istiqhfar juga dapat mendatangkan rezeki. Firman Allah dalam QS. Nuh ayat 10-11 berbunyi:

فَقُلْتُ اسْتَغْفِرُوا رَبَّكُمْ إِنَّهُ كَانَ غَفَّارًا ( ) يُرْسِلِ السَّمَاءَ عَلَيْكُم مِّدْرَارًا

Artinya: “Beristighfarlah kepada Tuhanmu, sesungguhnya Dia adalah Maha Pengampun, pasti Dia akan mengirimkan hujan kepadamu dengan lebat, dan memperbanyak harta.”

6. Rezeki Karena Menikah
Menikah juga masuk pada salah satu sumber rezeki untuk seseorang. Oleh karena itu, janganlah takut menikah, karena Allah telah berjanji dalam QS. An-Nuur ayat 32, yang berbunyi:

وَأَنكِحُوا الْأَيَامَىٰ مِنكُمْ وَالصَّالِحِينَ مِنْ عِبَادِكُمْ وَإِمَائِكُمْ إِن يَكُونُوا فُقَرَاءَ يُغْنِهِمُ اللَّهُ مِن فَضْلِهِ

Artinya: “Dan kawinkanlah orang-orang bujang (lelaki dan perempuan) dari kalangan kamu, dan orang-orang yang saleh dari hamba-hamba kamu, lelaki dan perempuan. Jika mereka miskin, Allah akan memberikan kekayaan kepada mereka dari limpah karunia-Nya karena Allah Maha Luas (rahmat-Nya dan limpah karunia-Nya), lagi Maha Mengetahui.”

7. Rezeki Karena Anak
Biasanya salah satu alasan seseorang takut untuk menikah karena takut tidak dapat menafkahi istri dan anaknya. Bahkan saking takutnya ada yang menunda memiliki anak. Sedangkan anak adalah salah satu sumber rezeki bagi orang tuanya. Firman Allah dalam QS. Al-Israa` ayat 31, berbunyi:

وَلَا تَقْتُلُوا أَوْلَادَكُمْ خَشْيَةَ إِمْلَاقٍ نَّحْنُ نَرْزُقُهُمْ وَإِيَّاكُمْ

Artinya: “Dan janganlah kamu membunuh anak-anakmu karena takut miskin. Kamilah yang akan menanggung rezeki mereka dan juga (rezeki) bagimu.”

8. Rezeki Karena Sedekah
Yang terakhir rezeki karena sedekah. Hal ini tertulis dalam QS. Al-Baqarah ayat 245, yang berbunyi:

‎مَّن ذَا الَّذِي يُقْرِضُ اللَّهَ قَرْضًا حَسَنًا فَيُضَاعِفَهُ لَهُ أَضْعَافًا كَثِيرَةً

Artinya: “Siapakah orangnya yang (mahu) memberikan pinjaman kepada Allah sebagai pinjaman yang baik (yang ikhlas) supaya Allah melipatgandakan balasannya dengan berganda-ganda banyaknya? Dan (ingatlah), Allah jualah Yang menyempit dan Yang meluaskan (pemberian rezeki) dan kepadaNyalah kamu semua dikembalikan.”

KEUTAMAAN MEMBACA SURAH AL-KAHFI


Tentang keutamaan membaca surat Al Kahfi di hari Jumat, Nabi shallallahu’alaihi wasallam menjelaskan,

مَنْ قَرَأَ سُورَةَ الْكَهْفِ فِى يَوْمِ الْجُمُعَةِ أَضَاءَ لَهُ مِنَ النُّورِ مَا بَيْنَ الْجُمُعَتَيْنِ

“Barangsiapa yang membaca surat Al Kahfi pada hari Jum’at, dia akan disinari cahaya di antara dua Jum’at.” (HR. An Nasa’i dan Baihaqi)

Di dalam hadis yang lain beliau bersabda,

مَنْ قَرَأَ سُورَةَ الْكَهْفِ لَيْلَةَ الْجُمُعَةِ أَضَاءَ لَهُ مِنَ النُّورِ فِيمَا بَيْنَهُ وَبَيْنَ الْبَيْتِ الْعَتِيقِ

“Barangsiapa yang membaca surat Al Kahfi pada malam Jum’at, dia akan disinari cahaya antara dia dan Ka’bah.” (HR. Ad Darimi)

Apakah tetap dapat keutamaan di atas meski membacanya tidak rampung?

Wallahua’lam, berdasarkan keterangan dari teks (zhohir) hadis, keutamaan di atas hanya di dapat oleh mereka yang dapat membaca surat Al Kahfi dengan sempurna. Karena tidak dinamakan membaca surat kecuali bila seorang membacanya secara utuh.

Jika sebagian sudah cukup untuk mendapatkan keutamaan di atas, redaksi hadis akan berbunyi “ba’du suroti Al Kahfi“; “siapa yang membaca sebagian surat Al Kahfi….” Namun kenyataannya tidak demikian, hadis di atas tegas menyatakan “man qoro-a surota Al Kahfi” ; siapa yang membaca surat Al Kahfi… Artinya secara utuh, dialah yang akan mendapatkan pahala di atas. Dalam memberlakukan pahala, kita harus seutuhnya mengikuti dalil. Karena persoalan pahala dan dosa adalah persoalan tauqifi (hanya bisa diketahui melalui wahyu).

Read more https://konsultasisyariah.com/36102-baca-surat-al-kahfi-tidak-rampung-tetap-dapat-keutamaan.html

ANDA PENGUNJUNG KE :

CARI ARTIKEL LAIN DI BLOG INI DENGAN MEMASUKKAN KATA PADA KOLOM SEARCH DIBAWAH