Jangan menyerah teman
TRANSLATE ARTIKEL INI KE DALAM BAHASA LAIN DENGAN MENGKLIK PILIH BAHASA DIBAWAH
Sunday, 3 January 2021
Saturday, 2 January 2021
Susahnya Transportasi di Satiruk (My Work Story)
Kecamatan Pulau Hanaut merupakan satu dari dua kecamatan di Kotawaringin Timur yang masih terisolasi jalan darat karena letaknya di kawasan seberang, terpisah oleh Sungai Mentaya. Jalan penghubung antardesa masih sangat terbatas hanya untuk kendaraan roda dua sehingga masyarakat lebih mengandalkan transportasi sungai. Di wilayah pulau hanaut terdapat desa Satiruk yang letaknya paling ujung selatan dari wilayah kecamatan, saking ujungnya desa Satiruk wilayahnya selatannya berhadapan langsung dengan laut lepas.
Untuk mencapai Desa Satiruk, perjalanan darat sekitar satu jam dari Kota Sampit menuju dermaga Pasar Samuda Kecamatan Mentaya Hilir Selatan, kemudian dilanjutkan perjalanan menggunakan perahu motor sekitar satu jam hingga sampai ke Desa Satiruk. Atau bisa juga dari Kota Sampit langsung menuju dermaga Palingkau Desa Sei Ijum Raya, jika hendak ke Desa Satiruk menggunakan kendaraan roda dua (motor).
Dulu (2015) waktu awal-awal menginjakkan kaki di Desa Satiruk ini, untuk kelaur masuk desa hanya bisa di tempuh melalui jalur sungai saja menggunakan kelotok (perahu motor) baik itu untuk ke desa tetangga atau Ibukota Kecamatan (Bapinang).
Dan Alhamdulillah setelah 2 tahun saya bermukim di desa satiruk (untuk kerja) akhirnya jalan darat sudah dibangun sehingga ke kota sudah bisa melewati jalur darat (meskipun hanya bisa di lalui kendaraan roda dua). Dan tidak lama setelah jalan tembus akhirnya listrik juga sampai ke desa satiruk... jadi selama kurang lebih 2 tahun tersebut hanya mesin genset dan lampu minyak tanah yang menemani hari-hari selama di satiruk :)
Mengingat kembali perjuangan waktu mengajar di daerah ini memang sangat luar biasa, bagaimana rasanya susah mau ke desa tetangga/ ke kecamatan/ ke kota karena sulitnya transportasi, karena memang tidak ada taxi air (kendaraan umum) yang melayani Satiruk-Bapinang/Samuda/Sampit, jadi kalau saya mau ke luar dari desa satiruk harus pagi-pagi/ subuh sudah ada di demaga/pelabuhan desa untuk mencari/menunggu warga yang ke kecamatan/kota untuk saya tumpangi, itupun kadang-kadang sudah menunggu sampai siang ternyata tidak ada warga yang ke kota maka saya pulang kembali ke rumah. Berharap besok, besok dan besoknya lagi ada warga yang hendak ke kota menggunakan kelotoknya. Hmmm istilahnya kita turun pagi-pagi/ subuh ke dermaga itu untung-untungan, karena kita tidak tau ada atau tidak warga yang ke kota pada hari tersebut.
Upaya untuk membuka trayek perahu klotok yang rutin melayani Satiruk-Samuda sejatinya pernah dicoba. Namun demikian, layanan tersebut kurang laku karena masyarakat lebih memilih menumpang kepada perahu milik warga setempat yang hendak ke Samuda. Umumnya, setiap hari terdapat kapal milik warga yang melaju menuju Samuda. Namun demikian, perjalanan tersebut dilakukan untuk memenuhi hajat tertentu dan bukan untuk komersil.
Jika kita dalam keadaan mendesak atau penting banget maka bisa mencater kelotok warga, jasa sewa kapal klotok dari Satiruk ke Palingkau dihargai sekitar Rp400.000 per perjalanan atau Rp800.000 pulang pergi.
Saat ini pemerintah daerah sedang membangun jalan dari jembatan di Desa Cempaka Mulia Timur Kecamatan Cempaga melintasi Kecamatan Seranau dan Pulau Hanaut. Jalan yang berujung di perbatasan Kabupaten Katingan itu akan membuka keterisolasian yang selama ini dialami masyarakat di dua kecamatan tersebut. Semoga Pembangunan Jalan Poros tersebut cepat terselesaikan tanpa hambatan. aamiin
By M. AL. FURQAN - sunday night 2 Jan 2021
Wednesday, 16 December 2020
Destinasi Wisata Air Terjun Oi Nca Tongga di Wera
Intermezo sedikit,,
sebelum masuk ke inti 😃😃
Wera merupakan daerah yang memiliki pantai yang cukup panjang,
yakni dari ujung barat perbatasan dengan Kecamatan Ambalawi (pemekaran dari
Kecamatan Wera) sampai ujung timur yang berbatasan dengan Kecamatan Sape
(pokoknya dari ujung ke ujung, wilayah pesisir utaranya ialah pantai/ laut
lepas).
Udh itu aja 😃😃 sekedar info 😃😃
Sekarang masuk ke inti 😇😇😇
Disamping itu (pantai dan lautnya) Kecamatan Wera juga merupakan wilayah daerah pegunungan. Karena Wera daerahnya pegunungan maka tidak lengkap rasanya jika sebuah daerah pegunungan apabila tidak memiliki air terjun
yaa' air terjun,,,
atau orang wera biasa menyebutnya dengan OI NCA.
Di wera sendiri, sehemat pengetahuan saya yang asal-asalan 😃😃
terdapat dua buah air terjun, yang kedua-duanya terletak di Wera
bagian Selatan, satu terletak di dusun Tongga desa Bala dan atunya lagi
terletak di pedalaman Desa Ntoke.
Oke langsung saja: "Oi nCA TongGa"
Air Terjun (Oi Nca) Tongga letaknya berada di Selatan
Jakarta, eeeehh salahh,, selatan Wera maksud saya 😃😃 tepatnya bersinggasana dan bersemayam di wilayah kedaulatan
Desa Bala dusun Tongga.
Berdasarkan pengalaman saya waktu kelas 3 SMA ketika mengunjungi
Oi Nca Tongga bersama teman-teman sekolah (2009), suasananya benar-benar alami
dan di sepanjang perjalanan menuju Oi Nca ini di samping kanan kiri jalan
selain gunung-gungung yang terlihat kokoh menjulang tinggi, cukup banyak juga
pohon-pohon besar yang membuat suasana alam terasa sejuk dan membuat perjalanan
(jalan kaki 😀😀) semakin tak terasa
lelahnya. Apalagi jalan menuju Oi Nca tongga ini tepat berada dibelakang
pegunungan Doro Cumpu, salah satu pegunungan di Wera bagian selatan yang masih
tetap di jaga betul-betul kelestariannya oleh masyarakat Wera,
pohon-pohon yang ada di gunung ini sejak dulu Alhamdulillah masih rimbun disaat
banyak gunung-gunung lainnya yang ada di Wera bahkan Bima telah gundul ditebang
massal... Doro Cumpu merupakan salah satu gunung di Wera yang masih asri dan
tetap menghijau tahun berganti tahun walaupun disaat musim kemarau, karena
alamnya yang terjaga sehingga tidak heran di kaki gunung doro cumpu ini
muncul/terdapat beberapa mata air yang airnya tetap mengalir walaupun
dimusim panas/kemarau. Mata air ini biasanya digunakan oleh para petani di
sekitaran kaki gunung doro cumpu untuk air minum, air wudhu, buat masak, dan
lain sebagainnya... Di pegunungan Doro Cumpu ini pula tepat di atas sana,
diatas bukitnya sana,
terdapat makam Ratowarobewi.
Siapa itu Ratowarobewi? Baca tulisan saya ini/ klik : DORO
CUMPU (Rato Waro Bewi dan Orang Wera)
Ini sebenarnya bahas Oi Nca Tongga apa nggak sih?? hahah
maaf maaf maaf
((Maaf juga, saya rasa pengalaman perjalanan saya waktu SMA di
atas sudah nggak relate lagi dengan suasana dan masa sekarang, yang jalannya
sudah bagus, kendaraan bermotor sudah bisa finish sampai lokasi air terjun,
dll... Tapi sengaja tetap saya masukkan biar tulisan saya ini terlihat agak
panjang dikit laaah... haha))
Okey, back to topic
Oi Nca Tongga termasuk destinasi wisata yang mudah dicapai/dikunjungi. Karena lokasinya yang bisa dibilang tidak terlalu jauh banget dari daerah pemukiman warga serta akses jalannya yang bisa memanjakan kendaraan anda untuk sampai tepat didekat lokasi air terjunnya.. Air Terjun Oi Nca Tongga ini tidak kalah indah lah menurut saya dibandingkan dengan air terjun lainnya yang ada di Bima.
Sayangnya saya tidak memiliki dokumentasi gambar waktu mengunjungi Air Terjun ini (zaman SMA belum punya hp 😃 laLU gambar oi nca tempo doeloe jadinya tidak terarsipkan). Sedangkan untuk gambar-gambar yang ada di postingan ini adalah gambar oi nca masa kini..
Oia,
sekali lagi ta kasi tahu, untuk saat sekarang ini Oi Nca Tongga Desa
Bala sudah tidak terlalu sulit untuk di akses/ di kunjungi.. Sekarang sudah
dapat di akses menggunakan kendaraan bermotor untuk sampai ke lokasi Air
Terjun. Kalau waktu zaman saya ke sana dulu waktu SMA, kendaraan hanya bisa
masuk sampai daerah pemukiman warga di dusun tongga saja, sedangkan untuk
mencapai lokasi Air Terjun perlu berjalan kaki lagi beberapa kilometer, tapi
itu dulu..
Sekarang Alhamdulillah, akses sudah semakin mudah... Cukup hidupin motor, ngeeeeeng ngeeeeeng piiiip piiiip, sampai dah di Air Terjun Oi Nca Tongga... Makanya ayo para sertizen bepiknik/berwisata ke air terjun OI NCA TONGGA
di dusun Tongga
Desa Bala..
dijamin seruuu!!!
(Jembatan yang menghubungkan Jl. Lintas Nunggi Ntoke dengan Desa Bala, anda akan melewati jembatan ini jika pergi ke Air Terjun Oi Nca Tongga |
Oia lagi, sebelum tulisan ini diakhiri
sedikit tambahan lagi untuk diketahui bahwa:
menurut saya yang asal-asalan, air terjun itu merupan suatu rangkaian alam yang terdiri dari: air, gunung, ketinggian, pohon. 😃😃
dari empat unsur tersebut, saya memilih pohon sebagai faktor X dalam sebuah rangkaian air terjun.
kenapa?
karena pohon memegang peranan yang sangat krusial pada air terjun. (bukan berarti yang lainnya tidak penting).
Sebab pohon sangat berkontribusi dalam menjaga siklus air. Jika hutan/pepohonnnya tidak dijaga dengan baik maka akan berdampak pada turunnya sumber daya air. Yang menyebabkan nantinya Air Terjun hanya tinggal nama karena sudah tidak terdapat air yang mengair (jatuh bebas dari ketinggian) disebabkan gundulnya hutan...
Penebangan pohon secara liar yang tidak diselingi dengan penanaman pohon kembali sehingga hutan menjadi gundul dan tanah tidak bisa menyerap air bukan merupakan masalah baru di daerah ini. Yang masyarakatanya kalau tidak diberi pemahaman dan solusi yang benar mengenai dampak buruk penggundulan hutan maka akan sangat memprihatinkan keadaan lingkungan alam serta air terjun yang ada di wera ini nantinya.
Tanpa pohon, daerah yang sebelumnya berhutan akan menjadi lebih kering dan lebih rentan terhadap kekeringan jangka panjang. Disamping itu pula ketika musim hujan, banjir akan menjadi bencana karena daerah resapan air tidak bekerja maksimal akibat tidak adanya lagi pepohonan.
Ketika pohon-pohon ditebang, gunung akan menjadi gersang dan tidak ada lagi pepohonan yang membantu tanah menyerap lebih banyak air. Dengan hilangnya daya serap tanah, hal ini akan berimbas pada intensitas sumber daya air untuk tetap mengalir dari tempat yang tinggi ke tempat yang rendah, termasuk air terjun. Sehingga jika semakin sedikit jumlah pohon yang ada di kawasan air terjun tersebut, maka waktu air terjun tersebut untuk tetap bertahan mengalirkan airnya yang menggunakan gerak jatuh bebas itu tidak akan mampu bertahan lama atau mungkin disuatu keadaan nantinya hanya tinggal tebing sebatang kara saja tanpa air lagi yang jatuh/mengalir..
Maka dari itu pentingnya menjaga lingkungan, menjaga kelestarian pohon, harus kita tanamkan sejak dini kepada anak-anak, remaja, orang tua, atau orang-orang disekitar kita, dan masyarakat luas...
Pentingnya menjaga lingkungan itu dimulai dari diri sendiri, baru kepada orang lain.
Mari menjaga kelesetarian pohon untuk ketersediaan air dan kelangsungan hidup yang lebih indah 👍🏻👍🏻👍🏻
Writer: M. AL. FURQAN - Dec 2020