TRANSLATE ARTIKEL INI KE DALAM BAHASA LAIN DENGAN MENGKLIK PILIH BAHASA DIBAWAH

Saturday 2 January 2021

Susahnya Transportasi di Satiruk (My Work Story)

Kecamatan Pulau Hanaut merupakan satu dari dua kecamatan di Kotawaringin Timur yang masih terisolasi jalan darat karena letaknya di kawasan seberang, terpisah oleh Sungai Mentaya. Jalan penghubung antardesa masih sangat terbatas hanya untuk kendaraan roda dua sehingga masyarakat lebih mengandalkan transportasi sungai. Di wilayah pulau hanaut terdapat desa Satiruk yang letaknya paling ujung selatan dari wilayah kecamatan, saking ujungnya desa Satiruk wilayahnya selatannya berhadapan langsung dengan laut lepas.

Untuk mencapai Desa Satiruk, perjalanan darat sekitar satu jam dari Kota Sampit menuju dermaga Pasar Samuda Kecamatan Mentaya Hilir Selatan, kemudian dilanjutkan perjalanan menggunakan perahu motor sekitar satu jam hingga sampai ke Desa Satiruk. Atau bisa juga dari Kota Sampit langsung menuju dermaga Palingkau Desa Sei Ijum Raya, jika hendak ke Desa Satiruk menggunakan  kendaraan roda dua (motor).

Dulu (2015)  waktu awal-awal menginjakkan kaki di Desa Satiruk ini, untuk kelaur masuk desa hanya bisa di tempuh melalui jalur sungai saja menggunakan kelotok (perahu motor) baik itu untuk ke desa tetangga atau Ibukota Kecamatan (Bapinang).

Dan Alhamdulillah setelah 2 tahun saya bermukim di desa satiruk (untuk kerja) akhirnya jalan darat sudah dibangun sehingga ke kota sudah bisa melewati jalur darat (meskipun hanya bisa di lalui kendaraan roda dua). Dan tidak lama setelah jalan tembus akhirnya listrik juga sampai ke desa satiruk... jadi selama kurang lebih 2 tahun tersebut hanya mesin genset dan lampu minyak tanah yang menemani hari-hari selama di satiruk :)

Mengingat kembali perjuangan waktu mengajar di daerah ini memang sangat luar biasa, bagaimana rasanya susah mau ke desa tetangga/ ke kecamatan/ ke kota karena sulitnya transportasi, karena memang tidak ada taxi air (kendaraan umum) yang melayani Satiruk-Bapinang/Samuda/Sampit, jadi kalau saya mau ke luar dari desa satiruk harus pagi-pagi/ subuh sudah ada di demaga/pelabuhan desa untuk mencari/menunggu warga yang ke kecamatan/kota untuk saya tumpangi, itupun kadang-kadang sudah menunggu sampai siang ternyata tidak ada warga yang ke kota maka saya pulang kembali ke rumah. Berharap besok, besok dan besoknya lagi ada warga yang hendak ke kota menggunakan kelotoknya. Hmmm istilahnya kita turun pagi-pagi/ subuh ke dermaga itu untung-untungan, karena kita tidak tau ada atau tidak warga yang ke kota pada hari tersebut.

Upaya untuk membuka trayek perahu klotok yang rutin melayani Satiruk-Samuda sejatinya pernah dicoba. Namun demikian, layanan tersebut kurang laku karena masyarakat lebih memilih menumpang kepada perahu milik warga setempat yang hendak ke Samuda. Umumnya, setiap hari terdapat kapal milik warga yang melaju menuju Samuda. Namun demikian, perjalanan tersebut dilakukan untuk memenuhi hajat tertentu dan bukan untuk komersil.

Jika kita dalam keadaan mendesak atau penting banget maka bisa mencater kelotok warga, jasa sewa kapal klotok dari Satiruk ke Palingkau dihargai sekitar Rp400.000 per perjalanan atau Rp800.000 pulang pergi.

Saat ini pemerintah daerah sedang membangun jalan dari jembatan di Desa Cempaka Mulia Timur Kecamatan Cempaga melintasi Kecamatan Seranau dan Pulau Hanaut. Jalan yang berujung di perbatasan Kabupaten Katingan itu akan membuka keterisolasian yang selama ini dialami masyarakat di dua kecamatan tersebut. Semoga Pembangunan Jalan Poros tersebut cepat terselesaikan tanpa hambatan. aamiin

By M. AL. FURQAN - sunday night 2 Jan 2021

 

No comments:

Post a Comment

Tulis komentar Anda disini

ANDA PENGUNJUNG KE :

CARI ARTIKEL LAIN DI BLOG INI DENGAN MEMASUKKAN KATA PADA KOLOM SEARCH DIBAWAH