Jaringan dalam biologi adalah
sekumpulan sel yang memiliki bentuk
dan fungsi yang sama. Sekumpulan jaringan akan membentuk organ. Cabang ilmu biologi yang mempelajari
jaringan adalah histologi. Sedangkan cabang
ilmu biologi yang mempelajari jaringan dalam hubungannya dengan penyakit adalah
histopatologi.
JARINGAN EMBRIONAL
Jaringan embrional, merupakan
jaringan dari hasil pembelahan sel zigot. Jaringan embrional mengalami
spesialisasi menjadi 3 lapisan jaringan (triploblastik), lapisan luar,
ektoderm, lapisan tengah, mesoderm dan lapisan dalam entoderm.
Contoh hewan triploblastik : Annelida, Mollusca,
Arthropoda, Chordata.
Atau menjadi 2 lapisan jaringan (diploblastik), lapisan ektoderm dan endoderm.
Contoh hewan diploblastik : Coelenterata.
Lapisan-lapisan jaringan tersebut di
atas kemudian akan berkembang menjadi organ-organ tubuh dari suatu hewan.
Ada
empat tipe jaringan dasar yang membentuk tubuh semua hewan, termasuk tubuh manusia dan organisme
multiseluler tingkat rendah seperti serangga.
Jaringan yang disusun
oleh lapisan sel yang melapisi permukaan organ seperti permukaan kulit.
Jaringan ini berfungsi untuk melindungi organ yang dilapisinya, sebagai organ sekresi
dan penyerapan.
Sesuai namanya,
jaringan pengikat berfungsi untuk mengikat jaringan dan alat tubuh. Contoh
jaringan ini adalah jaringan darah.
Jaringan otot terbagi
atas tiga kategori yang berbeda yaitu otot licin yang dapat ditemukan di organ
tubuh bagian dalam, otot lurik yang dapat ditemukan pada rangka tubuh, dan otot
jantung yang dapat ditemukan di jantung.
adalah jaringan yang
berfungsi untuk mengatur aktivitas otot dan organ serta menerima dan meneruskan
rangsangan.
JARINGAN DASAR HEWAN
Tubuh hewan terdiri atas jaringan-jaringan atau sekelompok sel
yang mempunyai struktur dan fungsi yang sama. Jaringan dengan struktur yang
khusus memungkinkan mereka mempunyai fungsi yang spesifik. Sebagai contoh,
otot-otot jantung yang bercabang menghubungkan sel-jantung yang lainnya.
Percabangan tersebut membantu kontraksi sel-sel dalam satu koordinasi (Campbell
et al. 1999). Ilmu yang mempelajari jaringan disebut histologi. Jaringan
didalam tubuh hewan mempunyai sifat yang khusus dalam melakukan fungsinya,
seperti peka dan pengendali (jaringan saraf), gerakan (jaringan otot),
penunjang dan pengisi tubuh (jaringan ikat), absorbsi dan sekresi (jaringan
epitel), bersifat cair (darah) dan lainnya. Masing-masing jaringan dasar
dibedakan lagi menjadi beberapa tipe khusus sesuai dengan fungsinya. Padasaat
perkembangan embrio, lapisan kecambah (germ layers) berdiferensiasi
(dengan proses yang disebut histogenesis) menjadi empat macam jaringan utama,
yaitu jaringan epitel, jaringan pengikat, jaringan otot, dan jaringan saraf.
1. Jaringan Epithelium
Jaringan epitel terdiri atas satu atau banyak lapis sel, yang
menutupi permukaan dalam dan luar suatu organ. Secara embriologi, jaringan ini
berasal dari lapisan ektoderm, mesoderm atau endoderm. Di bagian tubuh luar,
epitel ini membentuk lapisan pelindung, sedangkan pada bagian dalam tubuh,
jaringan epitel terdapat disepanjang sisi organ. Jaringan epitel dibedakan
berdasarkan bentuk dan jumlah lapisan sel penyusunnya, yaitu (1) epithelium satu lapis (simple epithelium).
Epithel ini terdiri atas sel-sel berbentuk pipih, kubus, dan silindris
(batang). Epithelium pipih selapis ditemukan antara lain pada lapisan endotel
pembuluh darah. Epithelium bentuk kubus ditemukan pada kelenjar tyroid dan
pembuluh darah. Epithel berbentuk silindris (batang) ditemukan pada lambung dan
usus. (2) Epithelium berlapis banyak (stratified epithelium) yang
dibentuk oleh beberapa lapis sel yang berbentuk pipih, kuboid, atau silindris.
Epithelium ini dapat ditemukan pada kulit, kelenjar keringat, dan uretra.
Beberapa lapisan pada epitheliun ini dapat berubah menjadi sel-sel yang
memanjang dan disebut epithelium transisional. Epitel transisional ditemukan pada
kandung kemih (vesica urinaria). Disamping itu, terdapat epithelium
berlapis banyak semu (pseudostratified epithelium) yang ditemukan pada
trakea.
Epitel pipih berlapis, seperti yang terdapat di pemukaan kulit
kita, mampu melakukan mitosis dengan cepat. Sel-sel baru hasil mitosis
menggantikan sel-sel permukaan yang mati. Epitel ini juga sebagai pelindung
oragan terhadap abrasi oleh makanan yang kasar, seperti yang ditemukan pada
esofagus. Sebaliknya, epitelium pipih selapis berukuran tipis dan lemah, yang
cocok untuk pertukaran material dengan cara difusi. Epitel ini ditemukan pada
dinding kapiler darah dan alveoli paru-paru (Campbell et al. 1999).
2. Jaringan Ikat
Jaringan ikat berfungsi untuk menunjang tubuh, dibentuk oleh
sel-sel dalam jumlah sedikit. Jaringan ikat terdiri atas populasi sel yang
tersebar di dalam matrik ekstraseluler. Secara embriologi, jaringan ikat
berasal dari lapisan mesoderm. Se-sel tersebut mensistesis matriks, dengan
anyaman serat yang tertanam di dalamnya (Campbell et al. 1999). Jaringan ikat ini dapat dibedakan
menjadi (1) jaringan ikat longgar dan (2) jaringan ikat padat, (3) jaringan
lemak, (4) jaringan darah, (5) kartilago, dan (6) tulang.
Diantara enam tipe jaringan ikat, jaringan ikat longgar paling
banyak ditemukan di dalam tubuh kita. Di dalam matriks jaringan ikat longgar
ini hanya sedikit ditemukan serabut. Serabut penyusun jaringan ikat ini berupa
kolagen. Fungsi utama jaringan ikat longgar adalah pengikat dan pengepak
material, dan sebagai tumbuhan bagi jaringan dan organ lainnya. Jaringan ikat
longgar di kulit membatasi dengan otot (Campbell et al. 1999).
Jaringan ikat padat/fibrous mempunyai matriks yang banyak mengandung
serabut kolagen. Jaringan ini membentuk tendon sebagai tempat perlekatan
otot dengan tulang, dan ligamen sebagai tempat persendian tulang dengan
tulang (Campbell et al. 1999).
Jaringan lemak mengandung sel-sel lemak. Jaringan ini digunakan
sebagai bantalan, dan melindungi tubuh, serta sebagai penyimpan energi. Setiap
sel lemak, mengandung tetes lemak yang besar. Didalam jaringan lemak, matriks
relatif sedikt (Campbell et al. 1999).
Darah adalah jaringan ikat yang tersusun sebagian besar cairan.
Matriks darah disebut plasma, yang tersusun oleh air, garam mineral, dan
protein terlarut. Sel darah merah dan putih tersuspensi di dalam plasma. Darah
ini berfungsi utama dalam transpor substansi dari satu bagian tubuh ke bagian
lain. Disamping itu, darah juga berperan dalam sistem kekebalan (Campbell et
al. 1999).
Kartilago adalah jaringan ikat yang membentuk material rangka yang
fleksibel dan kuat, terdiri atas serabut kolgen yang tertanam di dalam matriks.
Kartilago banyak ditemukan pada bagian ujung tulang keras, hidung, telinga, dan
vertebrae (ruas-ruas tulang belakang) (Campbell et al. 1999).
Tulang keras (bone) merupakan jaringan ikat yang kaku,
keras, dengan serabut kolagen yang tertanam di dalam matriks (Campbell et al.
1999). Didalam matriks sel tulang terdapat kalsium yang dapat bergerak dan
diserap oleh darah. Hal ini merupakan peran penting tulang dalam proses
homeostasis kadar kalsium dalam darah. Sel tulang (osteosit) terdapat di dalam
ruang yang disebut lakuna. Lakuna ini mengandung satu atau beberapa osteosit.
Penjuluran yang keluar dari osteosit disebut kanalikuli. Kanalikuli dari satu
sel berhubungan dengan sel lainnya, sebagai bentuk komunikasi sel. Satu osteon
terdiri dari sejumlah lamela konsentris yang mengelilingi kanal sentral
(kanalis Haversi). Pada individu yang masih hidup, kanal sentral ini berisi
pembuluh darah.
3. Jaringan Otot
Secara embriologi, jaringan otot berasal dari lapisan mesoderm.
Jaringan ini terdiri atas sel-sel yang memanjang atau berbentuk serabut yang
dapat berkontraksi karena adanya molekul miofibril. Pada vertebrata, secara
tipikal mempunyai tiga jenis otot, yaitu otot skelet
(rangka), otot jantung (cardiac), dan otot polos (Campbell et al. 1999).
Otot skelet berstruktur bergaris melintang, berfungsi untuk
menggerakkan rangka. Otot ini bersifat sadar (voluntary), karena mampu diatur oleh
kemauan kita. Serabut ototnya mempunyai banyak nukleus yang terletak ditepi.
Otot rangka mempunyai garis melintang yang gelap (pita anisotrop) dan
garis terang (pita isotrop).
Otot jantung merupakan otot bergaris melintang dan bercabang.
Sifat otot ini tidak sadar (involuntary), karena kontraksinya tidak bisa diatur
oleh kemauan kita. Nukleus terletak ditengah sel. Pada bagian ujung sel,
terdapat sambungan rapat, yang membentuk struktur pembawa sinyal untuk
kontraksi dari satu sel ke sel lainnya selama denyut jantung (Campbell et al.
1999).
Otot polos berbentuk seperti spindle. Kontraksi otot polos
lebih lambat dinbbandingkan otot skelet, namun mereka mampu kontraksi dalam
waktu lebih lama. Otot polos bersifat tidak sadar (involuntary), seperti
otot jantung. Otot polos ditemukan pada banyak organ tubuh, diantaranya
terdapat pada dinding pembuluh darah dan melapisi organ dalam seperti usus dan
uterus. Membran plasmanya disebut sarkolema dan sitoplasmanya sering disebut
sarkoplasma. Sitoplasma yang mengandung miofibril dengan ketebalan mencapai 1
mikron.
4. Jaringan Saraf
Jaringan
saraf berperan dalam penerimaan rangsang dan penyampaian rangsang. Secara
embriologi, jaringan ini berasal dari lapisan ektoderm. Jaringan ini terdapat
pada sistem saraf pusat (otak dan sumsum tulang belakang) dan pada sistim saraf
tepi. Ada dua macam sel, yaitu sel saraf (neuron) dan sel
pendukung (sel glia). Neuron mengandung badan sel, nukleus, dan penjuluran atau
serabut. Satu tipe penjuluran tersebut adalah dendrit, yang berperan dalam
menerima sinyal dari sel lain dan meneruskannya ke badan sel. Tipe penjuluran
sel saraf yang lain, disebut akson (neurit), yang berperan dalam meneruskan
sinyal dari badan sel ke neuron lainnya. Beberapa akson berukuran sangat
panjang, yaitu memanjang dari otak sampai ke bagian bawah abdomen (panjang 1/2
meter atau lebih). Transmisi sinyal dari neuron ke neuron lainnya umumnya
dilakukan secara kimia. Selain neuron, ditemukan juga sel pendukung, seperti
sel glia. Sel glia merupakan sel yang menunjang dan melindungi neuron. Sel-sel
pendukung umumnya berperan dalam melindungi dan membungkus akson dan dendrit,
sehingga membantu mempercepat transmisi sinyal (Campbell et al. 1999)
JARINGAN SARAF
Jaringan saraf tersusun atas sel-sel
saraf atau neuron. Tiap neuron/sel saraf terdiri atas badan sel saraf, cabang
dendrit dan cabang akson, cabang-cabang inilah yang menghubungkan tiap-tiap sel
saraf sehingga membentuk jaringan saraf.
Terdapat 3 macam sel saraf
1.
|
Sel Saraf Sensorik Berfungsi
menghantarkan rangsangan dari reseptor (penerima rangsangan) ke sumsum tulang
belakang.
|
2.
|
Sel Saraf Motorik Berfungsi
menghantarkan impuls motorik dari susunan saraf pusat ke efektor.
|
3.
|
Sel Saraf PenghubungMerupakan penghubung
sel saraf yang satu dengan sel saraf yang lain.
|
Sel saraf mempunyai kemampuan
iritabilitas dan konduktivitas.
Iritabilitas artinya kemampuan sel saraf untuk bereaksi terhadap perubahan
lingkungan. Konduktivitas artinya kemampuan sel saraf untuk membawa
impuls-impuls saraf.
JARINGAN EPITEL (Sturktur Hewan)
Jaringan epitel adalah jaringan yang
melapisi permukaan tubuh, organ tubuh atau permukaan saluran tubuh hewan.
Berdasarkan bentuk dan susunannya jaringan
epitel dibagi menjadi
1. Epitel Pipih
a.
|
Epitel pipih selapis
Contoh:
pada pembuluh darah, alveolus, pembuluh limfe, glomerulus ginjal.
|
b.
|
Epitel banyak lapis
Contoh:
pada kulit, rongga mulut, vagina.
|
2. Epitel Kubus
a.
|
Epitel kubus selapis
Contoh:
pada kelenjar tiroid, permukaan ovarium.
|
b.
|
Epitel kubus banyak lapis
Contoh:
pada saluran kelenjar minyak dan kelenjar keringat pada kulit.
|
3. Epitel Silindris
a.
|
Epitel silindris selapis
Contoh:
pada lambung, jonjot usus, kantung empedu, saluran pernafasan bagian atas.
|
|
b.
|
Epitel silindris banyak lapis
Contoh:
pada saluran kelenjar ludah, uretra.
|
c.
|
Epitel silindris banyak lapis semu/epitel silindris bersilia
Contoh:
pada trakea, rongga hidung.
|
4. Epitel Transisional
Merupakan bentuk epitel banyak lapis
yang sel-selnya tidak dapat digolongkan berdasarkan bentuknya. Bila jaringannya
menggelembung bentuknya berubah.
Contoh: pada kandung kemih.
STRUKTUR HEWAN
Dilihat dari segi jumlah sel, hewan dapat dibagi
menjadi Protozoa (hewan bersel satu) dan Metazoa (hewan bersel banyak). Pada
hewan bersel banyak (termasuk manusia), kumpulan sel-sel yag memiliki bentuk
dan fungsi yang sama akan membentuk jaringan, jaringan jaringan yang berbeda
akan bergabung membentuk organ tubuh, organ-organ tubuh akan bergabung
membentuk sistem
organ tubuh,
sistem organ tubuh akhirnya akan bergabung membentuk organisme (hewan).