TRANSLATE ARTIKEL INI KE DALAM BAHASA LAIN DENGAN MENGKLIK PILIH BAHASA DIBAWAH

Tuesday, 25 December 2012

Masa Remaja


Remaja adalah mereka yang berusia antara 12 - 21 tahun. Remaja akan mengalami periode perkembangan fisik dan psikis sebagai berikut :
1.      Masa Pra-pubertas (12 - 13 tahun)
2.      Masa pubertas (14 - 16 tahun)
3.      Masa akhir pubertas (17 - 18 tahun)
4.      Dan periode remaja Adolesen (19 - 21 tahun)

Penjelasan:
1.      Masa pra-pubertas (12 - 13 tahun)
Masa ini disebut juga masa pueral, yaitu masa peralihan dari kanak-kanak ke remaja. Pada anak perempuan, masa ini lebih singkat dibandingkan dengan anak laki-laki. Pada masa ini, terjadi perubahan yang besar pada remaja, yaitu meningkatnya hormon seksualitas dan mulai berkembangnya organ-organ seksual serta organ-organ reproduksi remaja. Di samping itu, perkembangan intelektualitas yang sangat pesat jga terjadi pada fase ini. Akibatnya, remaja-remaja ini cenderung bersikap suka mengkritik (karena merasa tahu segalanya), yang sering diwujudkan dalam bentuk pembangkangan ataupun pembantahan terhadap orang tua, mulai menyukai orang dewasa yang dianggapnya baik, serta menjadikannya sebagai "hero" atau pujaannya. Perilaku ini akan diikuti dengan meniru segala yang dilakukan oleh pujaannya, seperti model rambut, gaya bicara, sampai dengan kebiasaan hidup pujaan tersebut.
Selain itu, pada masa ini remaja juga cenderung lebih berani mengutarakan keinginan hatinya, lebih berani mengemukakan pendapatnya, bahkan akan mempertahankan pendapatnya sekuat mungkin. Hal ini yang sering ditanggapi oleh orang tua sebagai pembangkangan. Remaja tidak ingin diperlakukan sebagai anak kecil lagi. Mereka lebih senang bergaul dengan kelompok yang dianggapnya sesuai dengan kesenangannya. Mereka juga semakin berani menentang tradisi orang tua yang dianggapnya kuno dan tidak/kurang berguna, maupun peraturan-peraturan yang menurut mereka tidak beralasan, seperti tidak boleh mampir ke tempat lain selepas sekolah, dan sebagainya. Mereka akan semakin kehilangan minat untuk bergabung dalam kelompok sosial yang formal, dan cenderung bergabung dengan teman-teman pilihannya. Misalnya, mereka akan memilih main ke tempat teman karibnya daripada bersama keluarga berkunjung ke rumah saudara.
Tapi, pada saat yang sama, mereka juga butuh pertolongan dan bantuan yang selalu siap sedia dari orang tuanya, jika mereka tidak mampu menjelmakan keinginannya. Pada saat ini adalah saat yang kritis. Jika orang tua tidak mampu memenuhi kebutuhan psikisnya untuk mengatasi konflik yang terjadi saat itu, remaja akan mencarinya dari orang lain. Orang tua harus ingat, bahwa masalah yang dihadapi remaja, meskipun bagi orang tua itu merupakan masalah sepele, tetapi bagi remaja itu adalah masalah yang sangat-sangat berat. Orang tua tidak boleh berpikir, "Ya ampun... itu kan hal kecil. Masa kamu tidak bisa menyelesaikannya ? Bodoh sekali kamu !", dan sebagainya. Tetapi perhatian seolah-olah orang tua mengerti bahwa masalah itu berat sekali bagi remajanya, akan terekam dalam otak remaja itu bahwa orang tuanya adalah jalan keluar ang terbaik baginya. Ini akan mempermudah orang tua untuk mengarahkan perkembangan psikis anaknya. 
2.      Masa pubertas (14 - 16 tahun)
Masa ini disebut juga masa remaja awal, dimana perkembangan fisik mereka begitu menonjol. Remaja sangat cemas akan perkembangan fisiknya, sekaligus bangga bahwa hal itu menunjukkan bahwa ia memang bukan anak-anak lagi. Pada masa ini, emosi remaja menjadi sangat labil akibat dari perkembangan hormon-hormon seksualnya yang begitu pesat. Keinginan seksual juga mulai kuat muncul pada masa ini. Pada remaja wanita ditandai dengan datangnya menstruasi yang pertama, sedangkan pada remaja pris ditandai dengan datangnya mimpi basah yang pertama. Remaja akan merasa bingung dan malu akan hal ini, sehingga orang tua harus mendampinginya serta memberikan pengertian yang baik dan benar tentang seksualitas. Jika hal ini gagal ditangani dengan baik, perkembangan psikis mereka khususnya dalam hal pengenalan diri/gender dan seksualitasnya akan terganggu. Kasus-kasus gay dan lesbi banyak diawali dengan gagalnya perkembangan remaja pada tahap ini.
Di samping itu, remaja mulai mengerti tentang gengsi, penampilan, dan daya tarik seksual. Karena kebingungan mereka ditambah labilnya emosi akibat pengaruh perkembangan seksualitasnya, remaja sukar diselami perasaannya. Kadang mereka bersikap kasar, kadang lembut. Kadang suka melamun, di lain waktu dia begitu ceria. Perasaan sosial remaja di masa ini semakin kuat, dan mereka bergabung dengan kelompok yang disukainya dan membuat peraturan-peraturan dengan pikirannya sendiri.
3.      Masa akhir pubertas (17 - 18 tahun)
Pada masa ini, remaja yang mampu melewati masa sebelumnya dengan baik, akan dapat menerima kodratnya, baik sebagai laki-laki maupun perempuan. Mereka juga bangga karena tubuh mereka dianggap menentukan harga diri mereka. Masa ini berlangsung sangat singkat. Pada remaja putri, masa ini berlangsung lebih singkat daripada remaja pria, sehingga proses kedewasaan remaja putri lebih cepat dicapai dibandingkan remaja pria. Umumnya kematangan fisik dan seksualitas mereka sudah tercapai sepenuhnya. Namun kematangan psikologis belum tercapai sepenuhnya. 
4.      Periode remaja Adolesen (19 - 21 tahun)
Pada periode ini umumnya remaja sudah mencapai kematangan yang sempurna, baik segi fisik, emosi, maupun psikisnya. Mereka akan mempelajari berbagai macam hal yang abstrak dan mulai memperjuangkan suatu idealisme yang didapat dari pikiran mereka. Mereka mulai menyadari bahwa mengkritik itu lebih mudah daripada menjalaninya. Sikapnya terhadap kehidupan mulai terlihat jelas, seperti cita-citanya, minatnya, bakatnya, dan sebagainya. Arah kehidupannya serta sifat-sifat yang menonjol akan terlihat jelas pada fase ini. 



Sifat-sifat Sinar Radioaktif (α, β, γ) dan Sinar X


Tugas Fisika Zat Padat
(Dosen: Drs Samad)

Oleh:
Nama   : M. Al Furqan
Nim     : 20404109036
Kelas   : Fisika 2




A.    SIFAT – SIFAT RADIOAKTIF
Radioaktivitas adalah pemancaran sinar – sinar radioaktif secara spontan dengan disertai peluruhan inti atom menjadi inti yang lain.
Sinar radioaktif terdiri atas 3 macam yaitu :
1.      Sinar alfa (α)
2.      Sinar beta (β)
3.      Sinar gamma (γ).

Penjelasan:
Sifat – sifat sinar α adalah sebagai berikut :
a.  Sinar alfa dihasilkan oleh pancaran – pancaran partikel – partikel α dari sebuah sumber radioaktif.
b. Sinar alfa tidak lain adalah inti atom Helium bermuatan +2e dan bermassa 4 sma. Jadi sinar alfa mengandung 4 nukleon yaitu 2 proton dan 2 neutron.
c.  Merupakan komponen sinar yang dibelokkan ke kanan  yaitu bermuatan positif jika dilewatkan oleh medan magnetik.
d. Sinar alfa akan dibelokkan menuju keping negatif jika dilewatkan melalui suatu medan listrik.
e.  Jika sinar alfa mengenai suatu materi, maka akan terjadi perpindahan energi dari sinar alfa ke materi tersebut melalui suatu tumbukan tidak elastis dengan elektron luar dari atom – atom dalam materi tersebut.
f.  Sinar alfa dapat menghitamkan film. Jejak partikel alfa dalam bahan radioaktif berupa garis lurus.
g. Radiasi sinar alfa memiliki daya tembus terlemah dibandingkan dengan sinar beta dan sinar gamma.
h. Radiasi sinar alfa memilki jangkauan beberapa sentimeter di udara dan sekitar 10-2  mm dalam logam tipis.
i.   Radiasi sinar alfa mempunyai daya ionisasi paling kuat.
j.   Berdasarkan percobaan dalam medan magnetik dan medan listrik dapat ditentukan kecepatan dan muatan sinar alfa. Kecepatan sinar alfa berharga antara 0,054c sampai 0,07c, dimana c adalah kecepatan cahaya dalam sinar vakum.
k. Sinar alfa bergerak lebih lambat daripada sinar beta karena massanya lebih besar.

Sifat – sifat sinar beta (β) adalah sebagai berikut : 
a.       Sinar beta dihasilkan oleh pancaran partikel – partikel beta.
b.      Sinar beta adalah partikel elektron yang bergerak dengan kecepatan tinggi.
Sinar beta bermuatan -1e.
c.    Radiasi sinar beta memiliki daya tembus lebih besar daripada sinar alfa, tetapi lebih kecil daripada sinar gamma.
d.   Sinar beta dibelokkan dengan kuat oleh medan magnetik dan medan listrik, karena massanya sangat kecil.
e.    Kecepatan partikel sinar beta berharga antara 0,32c dan 0,9c.
f.       Jejak partikel beta daam bahan berbelok – belok. Jejak tersebut disebabkan oleh hamburan yang dialami oleh elektron di dalam atom.
g.    Batas jangkauannya beberapa cm di udara.

Sifat – sifat sinar gamma (γ) adalah sebagai berikut :
a.       Mempunyai daya tembus paling besar.
b.      Tidak dibelokkan oleh medan magnetik dan medan listrik.
c.       Memilki frekuensi yang sangat besar.
d.      Sinar gamma merupakan radiasi elektromagnetik dengan panjang gelombang lebih pendek, dengan demikian tidak bermuatan dan hampir tidak bermassa.
e.        Kecapatan partikel gamma bernilai sama dengan kecepatan cahaya dalam ruang hampa.
f.       Foton gamma tidak banyak berinteraksi dengan atom suatu bahan.

Dengan interaksinya dengan bahan, seluruh energy foton diserap oleh bahan. Energi yang diserap atom ini dibawa oleh sebuah elektron positron. Foton sinar gamma juga dapat berinteraksi dengan elektron orbital melalui hamburan Compton.


Sifat-sifat Sinar X
  1. Sinar-X ialah satu jenis gelombang elektromagnet yang mempunyai panjang gelombang yang pendek (dalam tertib 10-9 -10-11 m).
  1. Sinar-X mempunyai kuasa pengionan yang rendah, ia boleh mengionkan molekul-molekul udara.
  2. Sinar-X mempunyai kuasa penembusan yang tinggi.  
Sinar-X yang mempunyai kuasa penembusan yang sangat tinggi dipanggil sinar-X keras. Ia mempunyai panjang gelombang yang pendek. Ia biasanya digunakan dalam perindustrian.
Sinar-X yang mempunyai kuasa penembusan yang kurang tinggi dipanggil sinar-X lembut. Ia mempunyai panjang gelombang yang lebih panjang. Ia biasanya digunakan dalam bidang perubatan. 
  1. Sinar-X boleh dibelaukan oleh satu hablur. Oleh kerana pemisahan atom dalam hablur adalah dalam tertib pajang gelombang sinar-X (10-10m), maka hablur boleh digunakan sebagai satu parutan belauan untuk sinar-X

Kebohongan dan Popularitas


Psikolog dari Universitas Massachusetts, Amerika Serikat, Robert S. Feldman menemukan adanya hubungan antara kebohongan dan popularitas di kalangan pelajar (anak muda). Penelitian yang dilakukan Robert S. Feldman ini dimuat dalam edisi terbaru Journal of Nonverbal Behavior.
"Kami menemukan bahwa kebohongan yang dilakukan oleh pelajar sebenarnya menunjukkan bahwa pelajar tersebut memiliki kemampuan kontrol sosial yang tinggi", demikian kata Feldman.
Feldman melakukan penelitian terhadap 32 orang tua pelajar tingkat menengah dan atas yang berusia antara 11 hingga 16 tahun, dan memberikan kuesioner yang berisi tentang berbagai informasi mengenai aktivitas anak-anak mereka, hubungan sosial, serta kemampuan anak-anak mereka di sekolah. Berdasarkan atas data-data itu, para pelajar dikelompokkan dalam dua kelompok, yaitu kelompok yang memiliki tingkat sosialisasi yang rendah, dan kelompok yang memiliki tingkat sosialisasi yang tinggi. Para pelajar dalam dua kelompok tersebut diminta satu persatu untuk melakukan tes terhadap rasa yang sedap pada minuman yang manis, serta minuman masam dan minuman yang tidak sedap. Kemudian mereka diminta untuk meyakinkan para pengawas bahwa mereka menyukai atau tidak menyukai apa yang mereka minum. Ini membuat para pelajar tersebut membuat satu pernyataan yang benar dan satu pernyataan yang bohong.
Kegiatan itu direkam dalam bentuk video dan diedit secara seimbang menjadi bagian-bagian tertentu. Kepada 48 orang mahasiswa diperlihatkan rekaman ke-64 kegiatan tes itu untuk mengevaluasi efektifitas para pelajar mengekspresikan reaksi mereka saat mencicipi minuman yang disajikan dalam tes. Hasilnya ternyata bertentangan dengan tes minum yang dilakukan, umur, jenis kelamin para pelajar yang dites, dan kemampuan sosialisasi seperti yang dikatakan orang tua pra pelajar yang menjalani tes.
"Kami ingin mendapatkan bahwa kemampuan sosialisasi yang tinggi akan membuat seseorang lebih mudah memperdayakan orang lain, atau bahwa menjadi seorang pembohong besar akan membuat seseorang semakin terkenal", kata Feldman.
Penelitian tersebut menunjukkan bahwa remaja adolesen lebih mampu melakukan kebohongan dibandingkan dengan remaja yang lebih muda. Remaja putri juga didapati lebih bisa melakukan kebohongan dibanding remaja pria. Pada semua tingkatan usia dan jenis kelamin, mereka yang memiliki kemampuan sosialisasi yang lebih tinggi ternyata lebih berpotesial untuk menjadi pembohong besar. Saat berbohong, mereka lebih mampu mengendalikan ekspresi wajah, gerakan tubuh, intonasi suara, serta kontak mata. Sedangkan mereka yang kurang bagus kemampuan sosialisasinya, mengalami banyak kesulitan dalam mengontrol perilakunya saat berbohong.
"Penelitian ini menunjukkan kepada kita bahwa tidak realistis jika kita selalu berharap bahwa manusia akan selalu berkata jujur. Sebenarnya kita tidak ingin menerima kenyataan ini. Anak-anak pada usia muda berpikir untuk selalu bersopan santun dan berkata manis dalam segala situasi, meskipun sebenarnya yang mereka katakan bukanlah suatu kejujuran yang sebenarnya. Dengan begitu, mereka dapat diterima dengan baik oleh lingkungannya, semakin mendapat tempat, dan semakin populer", demikian kata Feldman.

ANDA PENGUNJUNG KE :

CARI ARTIKEL LAIN DI BLOG INI DENGAN MEMASUKKAN KATA PADA KOLOM SEARCH DIBAWAH