Sepucuk surat yg dibawa oleh empat mubaligh dari Sulawesi (Bone, Tallo dan Luwu) ditujukan untuk Raja Bicara Ama Limadai yg berkedudukan di Asi Kalende.
Untuk mengabarkan bahwa kerajaan Bone dan lainnya sudah memeluk Islam, dan kerajaan Bima harus ikut memeluk Islam seperti yg disepakati oleh para pendahulu Raja Bicara.
Kedatangan empat mubaligh tersebut pada tahun 1618, kemudian surat kesepakatan untuk kerajaan Bima memeluk Islam, di terima oleh adik Ruma Bicara Rato Waro Bewi.
Karena dalam surat ditujukan untuk Ruma Bicara Ama Limadai (telah wafat), akhirnya surat tersebut dibawa ke anak Ruma Bicara bernama Manuru Suntu (lihat naskah Bo translate Massir Q Abdullah).
Setelah membaca surat tersebut akhirnya Manuru Suntu bersyahadat diikuti oleh Jena Teke Ma Bata Wadu dan Manuru Bata di Kalodu.
Keadaan dalam negeri Kerajaan Bima saat itu sedang dilanda perang saudara yg dipimpin oleh Raja Mantau Asi Peka, perang saudara yg berkepanjangan. Tahun 1620, Ruma Bicara Manuru Suntu membawa Jena Teke Ma Bata Wadu ke Gowa untuk diselamatkan.
Tahun 1640, Ruma Bicara Manuru Suntu dan Karaeng Maroangin, berhasil menaklukkan Raja Bima Mantau Asi Peka, lalu Bima mendeklarasikan sebagai Kerajaan Islam pertama di pulau Sumbawa menjadi kesultanan.
Sultan pertama yg diangkat adalah Ma Bata Wadu atau dikenal sebagai Sultan Abdul Kahir. Suksesi ini didukung penuh oleh Sultan Gowa Alauddin, yg juga adalah mertua dari Abdul Kahir. #AsiKalende
Source @Bimaku Tanahku
No comments:
Post a Comment
Tulis komentar Anda disini