TRANSLATE ARTIKEL INI KE DALAM BAHASA LAIN DENGAN MENGKLIK PILIH BAHASA DIBAWAH
Friday, 29 January 2021
Wednesday, 13 January 2021
SHOLATLAH
Jika Kau Tidak Sholat
Maka Dosanya Untuk Engkau Sendiri
Jika Kau Tidak Sholat
Lalu Anak-anakmu Mengikutiya
Sungguh Kau Sedang Membuat Permusuhan Dengan Mereka Dikehidupan Kemudian Kelak
Jika Kau Penyebab Orang Lain Tidak Sholat
Maka Sungguh Tak Terbayangkan
Berapa Banyak Dosa Yang Harus Kau Tanggung Nantinya
Sholatlah
Kau Harus Memaksa Keras Dirimu Untuk Sholat
Lambat Laun Insya Allah Kan Jadi Kebiasaan
Sholatlah
Karena itu salah satu tujuan kita diciptakan
Sungguh Azal Itu Bisa Saja Menjumpai Kita Sekarang
M. AL. FURQAN
Jan 2021
Tuesday, 12 January 2021
Nyampah
dimana-mana
di kediaman
di sekolahan
di kantoran
di kampus
di angkot
di jalanan
di selokan
di sungai
di lautan
di badan
di pikiran
di senayan
sampah
sampah
dimana-mana
ada sampah
di udara
di internet
di komputer
di handphone
sampah
sampah
dimana-mana
ada sampah
sampaaaaah
woy.............................................
jangan nyampah dong.........................
by m. al. furqan - 2014
Saturday, 9 January 2021
OI FANDA BEACH, Wisata Keren Di Ambalawi - Bima
Ambalawi, atau dahulu orang biasa
menyebutnya dengan Wera Barat. Merupakan sebuah Kecamatan yang berlokasi di
Daerah Kabupaten Bima Provinsi Nusa Tenggara Barat.
Rasanya tidak lengkap jika bertandang
ke Ambalawi tetapi belum singgah ke pantai OI FANDA BEACH.
Yaaa Oi Fanda.
Pantai Oi Fanda namanya, terletak di Desa Kalate Kecamatan Ambalawi. Letaknya tepat di pinggir jalan Jl. Linta Ambalawi-Kolo Bima.
Kata “Oi Fanda” merupakan kosa kata Bima
yang jika diartikan ke dalam Bahasa Indonesia; Oi=Air dan Fanda=Pandan. Jadi,
Air Pandan..
Saya tidak tau kenapa pantai ini diberi
nama Oi Fanda, namun menurut pendapat saya yang asal-asalan J , jika dilihat dari namanya mungkin karena
air laut di pantai ini terihat berwarna kehijau-hijauan makanya di berinama
Pantai Oi Fanda (Air Pandan). May be!
Untuk berkunjung ke Oi Fanda Beach, jika
anda dari Kota Bima tidak terlalu banyak memakan waktu tempuh seperti anda ke
Taja Ngao atau Pulau Ular di Wera jika melewati Ncai Kapenta, Karena Kecamatan
Ambalawi ini merupakan Kecamatan yang berbatasan Langsung dengan Kota Bima..
Sebenarnya Oi Fanda Beach bisa juga di
tempuh melalui Kelurahan Kolo (Kota Bima), namun karena jalanan yang rusak (tidak
beraspal) setelah melewati kelurahan kolo dan medan yang cukup sulit (jalanan
berkontur naik turun dan bebatuan), maka sangat tidak direkomendasikan melalui
jalur ini..
Dari Kota bima, cukup dengan isi bensin
motor 2 Liter saja, anda sudah bisa menikmati sepuasnya keindahan pantai Oi
Fanda ini.
OIA, pas setelah melewati Ncai Kapenta
anda akan langsung berhadapan dengan pasar tradisional Desa Kole (yang tepat
berada di kiri kanan jalan setelah turunan Ncai Kapenta), anda bisa singgah
sejenak di pasar ini sembari menikmati jajanan enak seperti pisang rebus, jagung
rebus, jagung bakar, dan makanan enak lainnya..
OK, back to Oi Fanda
Karakteristik pantai Oi Fanda ini yaitu
memiliki garis pantai yang tidak terlalu panjang, hamparan pasir putih yang
sedikit kasar, tebing yang berjejer di ujung garis pantai pasir putihnya serta
air lautnya yang terlihat berwarna kehijauan membuat panorama pantai ini sangat
indah. Selain itu jejeran pohon kelapa di pesisir pantai dengan daunnya yang
menghijau melambai-lambai tertiup angin menambah lengkapnya panorama indah di
pantai ini.
foto yang ini pas di area atas tebing pantainnya |
Selain itu bila anda berencana untuk
bersantai-santai di pantai Oi Fanda dalam waktu berjam-jam (lama) saya sarankan
untuk membawa bekal/makanan. Karena jika anda lapar sedang berada disana, sangat
susah untuk mencari makanan (warung) karena lokasinya yang jauh dari pemukiman..
Kecuali anda berkunjung tidak dalam waktu yang lama, bisa lah pas pulang (Di Jl.
Lintas Ambalawi-Bima) untuk mencari warung makan. Atau jika boleh saya sarankan,
anda bisa memacu kendaraan anda ke arah Timur lagi beberapa Kilometer untuk
melewati perbatasan Ambalawi-Wera, Yaa setelah melewati perbatasan tersebut
anda akan bertemu langsung dengan tempat makan dr. Ina Sei.,Sp.PL. yang Ketenarannya sudah menyebar ke segala
penjuru Bima yang terletak di Pantai Mantau - Kecamatan Wera. Disana anda bisa
makan berbagai macam ikan bakar (nasi + ikan bakar lengkap dengan sambal Bimanya
yang khas). Pecinta kopi juga dapat menikmati kopi di warung di pantai ini.
Juga ada kelapa muda, mie rebus dan makanan lainnya. Bangunan pondok/gazebo
yang ada di warung penjajal ikan bakar ini bisa anda gunakan untuk
beristirahat, menyantap makanan, dan merebahkan tubuh. Tiupan angin pantai yang
sejuk akan menambah kenikmatan saat berteduh sambil melihat ke arah pantai yang
memesona.
OK, back to Oi Fanda Again
Kemudian yang paling penting juga
ketika mengunjungi pantai Oi Fanda ialah “JAGALAH KEBERSIHAHNYA”
JANGAN BUANG SAMPAH SEMBARANGAN!
Kerena pantai
yang sangat indah ini, akan hilang keindahannnya jika kebersihannya tidak kita jaga,
perlu kesadaran kita semua dari para pengunjung, agar tempat menarik nan indah
seperti ini tidak rusak keindahannya..
Seperti pada
kunjungan saya 2 tahun lalu, sangat disayangkan banyak terlihat sampah sisa
makanan di sekitar pantai yang merusak pemandangan di pantai ini. Padahal di
sekitar area pantai sudah dibuatkan imbauan untuk menjaga kebersihan pantai.
Noh, tepat "dibelakangku" sisa sampah yang agak sedikit merusak pemandangan indah Oi Fanda Beach |
Sekali lagi,
perlu kesadaran kita semua untuk selalu menjaga kebersihan lingkungan. “jangan buang sampah sembarangan”
Sekian.......
Writer: M. AL.
FURQAN – Jan 2021
Tuesday, 5 January 2021
KALENDER PUASA 2021 ***(KEUTAMAAN PUASA SUNNAH)
source: desainart.net |
Puasa Senin Kamis
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
تُعْرَضُ الأَعْمَالُ يَوْمَ الاِثْنَيْنِ وَالْخَمِيسِ فَأُحِبُّ أَنْ يُعْرَضَ عَمَلِى وَأَنَا صَائِمٌ
“Berbagai amalan dihadapkan (pada Allah) pada hari Senin dan Kamis, maka aku suka jika amalanku dihadapkan sedangkan aku sedang berpuasa.” (HR. Tirmidzi no. 747. Shahih dilihat dari jalur lainnya).
Puasa Tiga Hari Setiap Bulan Hijriyah (ayyaumil biidh)
Mu’adzah bertanya pada ‘Aisyah,
أَكَانَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- يَصُومُ ثَلاَثَةَ أَيَّامٍ مِنْ كُلِّ شَهْرٍ قَالَتْ نَعَمْ. قُلْتُ مِنْ أَيِّهِ كَانَ يَصُومُ قَالَتْ كَانَ لاَ يُبَالِى مِنْ أَيِّهِ صَامَ. قَالَ أَبُو عِيسَى هَذَا حَدِيثٌ حَسَنٌ صَحِيحٌ
“Apakah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam berpuasa tiga hari setiap bulannya?” ‘Aisyah menjawab, “Iya.” Mu’adzah lalu bertanya, “Pada hari apa beliau melakukan puasa tersebut?” ‘Aisyah menjawab, “Beliau tidak peduli pada hari apa beliau puasa (artinya semau beliau).” (HR. Tirmidzi no. 763 dan Ibnu Majah no. 1709. Shahih)
Namun, hari yang utama untuk berpuasa adalah pada hari ke-13, 14, dan 15 dari bulan Hijriyah yang dikenal dengan ayyamul biidh.
Dari Abu Dzar, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda padanya,
يَا أَبَا ذَرٍّ إِذَا صُمْتَ مِنَ الشَّهْرِ ثَلاَثَةَ أَيَّامٍ فَصُمْ ثَلاَثَ عَشْرَةَ وَأَرْبَعَ عَشْرَةَ وَخَمْسَ عَشْرَةَ
“Jika engkau ingin berpuasa tiga hari setiap bulannya, maka berpuasalah pada tanggal 13, 14, dan 15 (dari bulan Hijriyah).” (HR. Tirmidzi no. 761 dan An Nasai no. 2424. Hasan)
Puasa ‘Arofah
Puasa ‘Arofah ini dilaksanakan pada tanggal 9 Dzulhijjah. Abu Qotadah Al Anshoriy berkata,
صِيَامُ يَوْمِ عَرَفَةَ أَحْتَسِبُ عَلَى اللَّهِ أَنْ يُكَفِّرَ السَّنَةَ الَّتِى قَبْلَهُ وَالسَّنَةَ الَّتِى بَعْدَهُ وَصِيَامُ يَوْمِ عَاشُورَاءَ أَحْتَسِبُ عَلَى اللَّهِ أَنْ يُكَفِّرَ السَّنَةَ الَّتِى قَبْلَهُ
“Nabi shallallahu ’alaihi wa sallam ditanya mengenai keutamaan puasa ‘Arofah? Beliau menjawab, ”Puasa ‘Arofah akan menghapus dosa setahun yang lalu dan setahun yang akan datang.” Beliau juga ditanya mengenai keistimewaan puasa ’Asyura? Beliau menjawab, ”Puasa ’Asyura akan menghapus dosa setahun yang lalu” (HR. Muslim no. 1162).
Puasa ‘Asyura
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
أَفْضَلُ الصِّيَامِ بَعْدَ رَمَضَانَ شَهْرُ اللَّهِ الْمُحَرَّمُ وَأَفْضَلُ الصَّلاَةِ بَعْدَ الْفَرِيضَةِ صَلاَةُ اللَّيْلِ
“Puasa yang paling utama setelah (puasa) Ramadhan adalah puasa pada bulan Allah – Muharram. Sementara shalat yang paling utama setelah shalat wajib adalah shalat malam.” (HR. Muslim no. 1163). An Nawawi -rahimahullah- menjelaskan, “Hadits ini merupakan penegasan bahwa sebaik-baik bulan untuk berpuasa adalah pada bulan Muharram.”
source: rumaysho.com
PULAU ULAR, Destinasi Wisata UNIK di Wera - Bima
Pulau
UNIK, demikian orang Bima menyebutnya.
eeeeeH
salah salah salah 😁
Pulau ULAR, demikian orang Bima menyebutnya.
Pulau yang kira-kira luasnya
500 m2 terletak di tengah laut perairan Wera ini merupakan
habitat bagi populasi ular dengan keunikan kulitnya yang berwarna putih bersih
dengan kombinasi hitam mengkilap. Memiliki ciri ekor yang pipih dan hidup di
dalam air menandakan bahwa jenis ini termasuk ular laut. Mayoritas kita tahu
yang namanya ular laut pasti merupakan jenis ular yang sangat berbisa/beracun.
Namun yang membuat ular di pulau ini UNIK ialah ular-ular yang kenyataannya
sangat beracun ini faktanya ialah sangat bersahabat dan jinak terhadap
orang-orang yang datang/berkunjung ke pulau kecil ini.
Tuh Pulau Ularnya diBelakang! Nih Biar Lebih jeLasnya: |
Berdasarkan
pengalaman saya kemarin waktu mengunjungi pulau ini, memang habitat ular-ular
yang ada di pulau ini sangatlah bersahabat, enjoy, santuy, relax, dengan para
pengunjung. Bagaimana tidak, ularnya kita tarik-tarik keluar dari celah-celah
bebatuan/tebing mereka santuy-santuy aja tanpa bereaksi
melawan/mematok/menggigit dan sebagainya terhadap saya dan para pengunjung.
Hmmm ini ular apa TALI tarik tambang.. hahah
Kenapa
ularnya kita tarik paksa keluar dari celah-celah bebatuan/tebing??? Karena
waktu berkunjung kemarin pas air lautnya sedang pasang, jadi untuk bertemu
langsung dengan ular dalam jumlah banyak, lumayan susah.. Beda kalo pas air
laut sedang surut, kita tinggal mungut aja himpunan ular yang sedang berlarian
di atas pasir/bebatuan..
Kata
babang tamvan,, eeeeeeH salah lagi 😀😀😀
Kata
babang yang punya Sampan Motor yang kami naiki, gak usah takut, pegang aja, wong
selama ini nggak pernah ada pengunjung/wisatawan yang terluka karena ular-ular
di pulau ini kok. Ujarnya!
Pulau
Ular, merupakan destinasi wisata yang sangat UNIK dan menarik juga menantang
bagi para wisatawan. Bayangkan saja, di pulau ini terdapat ratusan ular berbisa
yang hidup lepas bebas enjoy santuy dengan keUNIKannya yang tidak
mengganggu/menggigit/mematok para pelancong/wisatawan yang datang berkunjung.
Destinasi wisata pulau ular ini bisa jadi pilihan untuk liburan yang menarik,
menyenangkan juga menyeramkan.
Meskipun
awalnya menyeramkan kini banyak wisatawan yang melancong ke pulau UNIK ini,
dimana pada saat musim liburan banyak wisatawan lokal maupun asing yang
berkunjung ke pulau ini. Bercengkerama dengan ular rasanya akan menjadi suatu
pengalaman yang tak terlupakan. Tanpa pawang, tanpa dilatih, kita akan bisa
merasakan bagaimana bermain-main dengan binatang berbisa yang terkenal
mematikan ini. Hanya butuh keberanian melawan perasaan takut untuk memegang
ular-ular di pulau ini.
Anda
penasaran dengan ular yang hidup di alam bebas tetapi jinak-jinak, bisa bebas
kita pegang-pegang, dikalung-kalungin, dicium-cium, dan sama sekali tidak
bereaksi (mematok/menggigit/dll). Ayooo segera ke Pulau Ular, yang letaknya
tidak terlalu jauh dari bibir pantai Desa Pai (dari pinggir pantai untuk
sampai ke pulau ular kurang lebih waktu tempuhnya 5 menitan menggunakan sampan
motor dengan biaya Rp 10000 sampai 20000 per Orang). Pulau Ular tepatnya
terletak di agak tengah laut Desa Pai Kecamatan Wera Kabupaten Bima Provinsi
Nusa Tenggara Barat. Pulau ular dapat dijangkau dengan waktu tempuh
sekitar 30 menit perjalanan dari Tawali (Ibukota Kecamatan Wera) atau 40 menit
perjalanan dari Kecamatan Sape menggunakan transportasi darat. Jika Anda dari
Kota Bima kurang lebih 3-4 jam Perjalanan. Pemda sudah semestinya menyentuh
Destinasi Wisata ini secara menyeluruh antara lain dengan menata tempat
wisata ini agar semakin menarik, memperbaiki jalan yang rusak parah agar akses
menuju pulau ular ini semakin mudah, membangun fasilitas semacam gazebo-gazebo
di pinggir pantainya untuk disewakan, penyiapan Sampan Motor yang memadai dan
akan menjadi sumber PAD bagi Daerah/Desa.
Terakhir,
sebelum tulisan ini saya THE END
kan, ini sekedar pesan aja, mungkin bermanfaat bagi kita semua:
Ular-ular
di pulau tersebut karena kita tahu tidak mematok/menggigit dan sebagainnya
bukan berarti kita berjalan, duduk, ataupun berenang di sekitaran pulau
tersebut dengan sembarangan... Karena bisa saja kalau kita tidak berhati-hati
misalnya; melangkahkan kaki terus tidak sengaja menginjak bagian tubuh ular tsb
atau tidak sengaja menduduki ular di padang ilalang di atas bukitnya atau lagi
pas tapakan tangan kita ketika berenang mengenai bagian tubuh ular tersebut,
dimana jika terinjak/terduduki/tertampar mustahil mereka (ular-ular tsb) tidak
bereaksi, namanya juga ular kalau bereaksi yaa otomatis dengan gerakan
refleksnya mematok yang mematikan itu.. Ingat, setiap yang merasa
sakit/tersekiti pasti akan bereaksi. Jangankan hewan, manusia aja kalau merasa
tersakiti akan refleks bereaksi. Cuman bedanya kita masih punya akal, jadi
kalau orang bilang nggak sengaja nggak sengaja kita masih bisa kontrol
perasaan/emosi.. Laah ular, kalo keinjak, kita teriak nggak sengaja
nggak sengaja, bisa/racunnya udah keburu ngalir di dalam tubuh kita. 😀😀😀 So,
kita jangan sampai nggak hati-hati meskipun ular-ularnya jinak-jinak
merpati 😀😀😀
Byeee.... See you next time Snake Island Wera |
By M. AL. FURQAN – Jan 2021
Sunday, 3 January 2021
Jangan menyerah teman
Jangan menyerah teman
Saturday, 2 January 2021
Susahnya Transportasi di Satiruk (My Work Story)
Kecamatan Pulau Hanaut merupakan satu dari dua kecamatan di Kotawaringin Timur yang masih terisolasi jalan darat karena letaknya di kawasan seberang, terpisah oleh Sungai Mentaya. Jalan penghubung antardesa masih sangat terbatas hanya untuk kendaraan roda dua sehingga masyarakat lebih mengandalkan transportasi sungai. Di wilayah pulau hanaut terdapat desa Satiruk yang letaknya paling ujung selatan dari wilayah kecamatan, saking ujungnya desa Satiruk wilayahnya selatannya berhadapan langsung dengan laut lepas.
Untuk mencapai Desa Satiruk, perjalanan darat sekitar satu jam dari Kota Sampit menuju dermaga Pasar Samuda Kecamatan Mentaya Hilir Selatan, kemudian dilanjutkan perjalanan menggunakan perahu motor sekitar satu jam hingga sampai ke Desa Satiruk. Atau bisa juga dari Kota Sampit langsung menuju dermaga Palingkau Desa Sei Ijum Raya, jika hendak ke Desa Satiruk menggunakan kendaraan roda dua (motor).
Dulu (2015) waktu awal-awal menginjakkan kaki di Desa Satiruk ini, untuk kelaur masuk desa hanya bisa di tempuh melalui jalur sungai saja menggunakan kelotok (perahu motor) baik itu untuk ke desa tetangga atau Ibukota Kecamatan (Bapinang).
Dan Alhamdulillah setelah 2 tahun saya bermukim di desa satiruk (untuk kerja) akhirnya jalan darat sudah dibangun sehingga ke kota sudah bisa melewati jalur darat (meskipun hanya bisa di lalui kendaraan roda dua). Dan tidak lama setelah jalan tembus akhirnya listrik juga sampai ke desa satiruk... jadi selama kurang lebih 2 tahun tersebut hanya mesin genset dan lampu minyak tanah yang menemani hari-hari selama di satiruk :)
Mengingat kembali perjuangan waktu mengajar di daerah ini memang sangat luar biasa, bagaimana rasanya susah mau ke desa tetangga/ ke kecamatan/ ke kota karena sulitnya transportasi, karena memang tidak ada taxi air (kendaraan umum) yang melayani Satiruk-Bapinang/Samuda/Sampit, jadi kalau saya mau ke luar dari desa satiruk harus pagi-pagi/ subuh sudah ada di demaga/pelabuhan desa untuk mencari/menunggu warga yang ke kecamatan/kota untuk saya tumpangi, itupun kadang-kadang sudah menunggu sampai siang ternyata tidak ada warga yang ke kota maka saya pulang kembali ke rumah. Berharap besok, besok dan besoknya lagi ada warga yang hendak ke kota menggunakan kelotoknya. Hmmm istilahnya kita turun pagi-pagi/ subuh ke dermaga itu untung-untungan, karena kita tidak tau ada atau tidak warga yang ke kota pada hari tersebut.
Upaya untuk membuka trayek perahu klotok yang rutin melayani Satiruk-Samuda sejatinya pernah dicoba. Namun demikian, layanan tersebut kurang laku karena masyarakat lebih memilih menumpang kepada perahu milik warga setempat yang hendak ke Samuda. Umumnya, setiap hari terdapat kapal milik warga yang melaju menuju Samuda. Namun demikian, perjalanan tersebut dilakukan untuk memenuhi hajat tertentu dan bukan untuk komersil.
Jika kita dalam keadaan mendesak atau penting banget maka bisa mencater kelotok warga, jasa sewa kapal klotok dari Satiruk ke Palingkau dihargai sekitar Rp400.000 per perjalanan atau Rp800.000 pulang pergi.
Saat ini pemerintah daerah sedang membangun jalan dari jembatan di Desa Cempaka Mulia Timur Kecamatan Cempaga melintasi Kecamatan Seranau dan Pulau Hanaut. Jalan yang berujung di perbatasan Kabupaten Katingan itu akan membuka keterisolasian yang selama ini dialami masyarakat di dua kecamatan tersebut. Semoga Pembangunan Jalan Poros tersebut cepat terselesaikan tanpa hambatan. aamiin
By M. AL. FURQAN - sunday night 2 Jan 2021