TRANSLATE ARTIKEL INI KE DALAM BAHASA LAIN DENGAN MENGKLIK PILIH BAHASA DIBAWAH

Thursday 19 January 2012

JANGAN SALAH DALAM MEMILIH JURUSAN

Makalah

BAB I
PENDAHULUAN

Memilih jurusan bukanlah hal yang mudah apa lagi dengan banyaknya pilihan – pilihan yang tersedia. Di Indonesia sendiri terdapat banyak Perguruan Tinggi Negeri maupun Swasta yang menyediakan berbagai jurusan. Itu juga yang membuat siswa kelas XII makin galau. Jadi, kita harus pintar – pintar memilih jurusan untuk jenjang perkuliahan. Dunia perkuliahan masih dibagi menjadi beberapa fakultas dan jurusan berbeda. Misalnya, Fakultas Tarbiyah dan Keguruan terbagi menjadi lima jurusan, yaitu Pendidikan Agama Islam, Pendidikan Fisika, Pendidikan Matematika, Pendidian Bahasa Arab, dan sebagainya.
Mungkin banyak yang tak menyadari bahwa salah satu penyebab tingginya angka 'pengangguran akademik' di Indonesia adalah ketidaksiapan lulusan perguruan tinggi dalam menghadapi tantangan dan tuntutan di dunia kerja. Nah penyebab awalnya umumnya mahasiswa salah dalam mengambil keputusan saat mereka memilih program studi yang tidak sesuai bakat dan minatnya, makanya kita harus berhati-hati dalam memilih program Studi di Perguruan Tinggi. Banyak mahasiswa yang bingung ketika lulus kuliah, umumnya mereka mengaku telah salah mengambil program studi atau jurusan, merasa tidak bermanfaat menimba ilmu dan sebagainya. Dan pada akhirnya tidak dapat pekerjaan layak sesuai disiplin ilmu yang mereka tekuni di perguruan tinggi.
Kalau salah pilih jurusan, bukan tidak mungkin nantinya Anda gagal menyelesaikan perkuliahan hingga akhirnya drop out alias DO. Akibatnya, Anda akan rugi biaya, waktu, dan semuanya sia-sia belaka. Maka dari itu kita harus benar-benar teliti dalam memilih jurusan yang akan kita pelajari sesuai dengan kemampuan (bakat dan minat) sarta kepribadian yang kita miliki.

BAB II
PEMBAHASAN

A.    Tips Memilih Jurusan
Memilih jurusan di perguruan tinggi sering diwarnai alasan-alasan pragmatis. Mudah mendapat pekerjaan, uang, dan imej merupakan alasan-alasan yang dominan. Namun ada beberapa poin penting yang harus kita ketahui sebelum menentukan jurusan yang akan diambil, agar kita tidak salah memilih atau bahkan hanya coba-coba. Kita harus memahami terlebih dahulu tentang potensi yang ada di dalam diri kita. Kita bisa melihatnya dari aspek-aspek dibawah ini, antara lain :
1.      Minat
Minat adalah ketertarikan, kesenangan kita terhadap suatu hal. Minat, erat hubungannya dengan hobi. Apabila kita suka dengan sesuatu lalu kita lakukan secara berulang – ulang dan terus menerus itu akan menjadi hobi. Misalkan seorang anak yang tertarik untuk bermain basket, ia senang dalam hal tersebut. Lalu ia bergabung dalam suatu tim basket, awalnya ia berlatih hanya 2 kali seminggu. Semakin lama ia mengetahui tentang basket semakin besar ketertarikannya, sampai akhirnya ia bermain basket setiap hari dan tiada hari baginya untuk tidak bermain basket. Dari contoh tersebut bisa dilihat anak tersebut memiliki minat pada basket. Bagaimana denganmu?
Minat sangat penting dalam memilih jurusan karena dalam perkuliahan nantinya kita hanya mempelajari hal itu – itu saja. Kalau kita tidak minat sama sekali dalam hal tersebut kita akan merasakan tekanan , hingga depresi.
2.      Bakat
Kemampuan lebih yang dimiliki seseorang tanpa mengikuti proses belajar. contohnya saja apabila seorang anak memiliki bakat dibidag musik, ia akan lebih cepat untuk belajar musik dibandingkan dengan teman – teman yang lainnya karena ia telah memiliki bakat dalam bidang musik. Bakat ibarat bahan metah, apabila ia sering dimasak ia akan menjadi matang. Namun apabila bahan mentah itu tidak pernah diproses maka ia aka tetap mentah. Maksudnya apabila seseorang memiliki bakat dan bakat itu di latih terus menerus, bakat itu akan berkembang menjadi sangat baik, namun apabila bakat itu dibiarkan saja dia tidak akan berkembang dan akan menjadi sia-sia.
Bakat juga poin yang penting dalam pemilihan jurusan. Bisa juga digunakan dalam nilai plus dalam memilih suatu jurusan.
3.      Kepribadian
Kepribadian adalah sifat atau karakter yang dimiliki oleh seseorang. Dalam memilih jurusan ini kepribadian digunakan sebagai penunjang. Misalnya saja ada seorang mahasiswa kedokteran, dia memang minat dalam dunia kedokteran dan bakatnya pun menunjang namun dia mempunyai karakter yang keras dan jiwa sosialnya kurang serta tidak sabaran. Padahal dalam dunia kedokteran seharusnya ia mempunyai sifat sosialis, dan sabar. Akhirnya jika ia ada dalam situasi itu terus menerus ia akan merasakan tekanan dan tidak akan merasa nyaman dengan apa yang ia jalani.

B.     Jangan Salah Pilih Jurusan
Penelitian menunjukkan bahwa kebanyakan pengangguran intelek (lulusan sarjana tapi menganggur) disebabkan salah memilih jurusan ketika kuliah, akibatnya ketidaksiapan lulusan menghadapi tantangan dan tuntutan di dunia kerja.  Oleh karena itu, jangan sampai salah pilih jurusan.
Berikut yang harus dilakukan untuk menyiasati masalah tersebut :
1.      Koleksi
Cari semua informasi tentang jurusan dan perguruan tinggi baik di dalam maupun luar negeri. Tanya ke orang tua atau kakak kelas yang udah ngerasain duluan. Pernah tahu kata “lebih cepat lebih baik” bukan? Itu artinya segera kumpulkan informasi, jangan deket-deket akhir bulan Juli nanti. Bisa-bisa Anda malah telat, sembarangan, dan asal pilih jurusan.
2.      Seleksi
Setelah informasi terkumpul, segera menyeleksi. Coret jurusan yang nggak disukai atau nggak sesuai minat bakat Anda. Cermati setiap jurusan dan pikirkan prospek kerja untuk masa depan. Nggak cuma itu aja, tapi juga pikirkan apakah Anda sanggup menjalani kuliah dan segala tantangannya?
3.      Putuskan
Tahap terpenting adalah keputusan. Sekarang saatnya untuk memutuskan sendiri jurusan yang ingin dipilih. Konsultasikan dengan teman, kakak, termasuk orang tua. Mereka pasti akan memiliki pertimbangan sendiri tentang jurusan yang kamu pilih. Jika mendapat penolakan, jelaskan maksud memilih jurusan tersebut dan yakinkan kamu mampu.
Biasanya orang tua ingin anaknya juga mengikuti jejak mereka. Apapun jurusan yang dipilih, pastikan memang sesuai keinginan dan bakat kamu karena akan sangat berpengaruh ke depannya.

C.    Dampak Dari Salah Memilih Jurusan

1.      Problem akademis
Problem akademis yang bisa terjadi jika salah mengambil pilihan, seperti prestasi yang tidak optimum, banyak mengulang mata kuliah yang berdampak bertambahnya waktu dan biaya, kesulitan memahami materi, kesulitan memecahkan persoalan, ketidakmampuan untuk mandiri dalam belajar, dan buntutnya adalah rendahnya nilai indeks prestasi. Selain itu, salah memilih jurusan bisa mempengaruhi motivasi belajar dan tingkat kehadiran. Kalau makin sering tidak masuk kuliah, makin sulit memahami materi, makin tidak suka dengan perkuliahannya akhirnya makin sering bolos. Padahal, tingkat kehadiran mempengaruhi nilai.
Banyak orang berpandangan, pilihlah jurusan yang gampang (gampang masuk dan gampang lulus), supaya gampang dapat pekerjaan dan gajinya besar, regardless sesuai minat atau tidak. Sebenarnya pandangan ini perlu ditinjau ulang karena memilih suatu jurusan bukanlah persoalan yang mudah. Dalam memilih jurusan, siswa perlu memperhitungakan beberapa faktor seperti kemampuan, minat, bakat, kepribadian, dll. Salah memilih jurusan punya dampak yang signifikan terhadap kehidupan anak di masa mendatang.
2.      Problem psikologis
Mempelajari sesuatu yang tidak sesuai minat, bakat dan kemampuan, merupakan pekerjaan yang sangat tidak menyenangkan, apalagi kalau itu bukan kemauan / pilihan anak, tapi desakan orang tua. Belajar karena terpaksa itu akan sulit dicerna otak karena sudah ada blocking emosi. Kesal, marah, sebal, sedih, itu semua sudah memblokir efektivitas kerja otak dan menghambat motivasi. Anak kemungkinan akan berusaha setengah mati supaya hasilnya baik. Dia mengabaikan panggilan hidupnya, perasaannya, demi orangtua. Kepahitan dan kegetiran, marah, penyesalan, dan penasaran bisa jadi membayangi setiap langkah hidup anak. Akan tambah sedih lagi ketika dia melihat teman-temannya bisa berbahagia di atas kehidupan yang mereka pilih sendiri. Kalau anak yang dari keluarga berduit, bisa saja dengan mudahnya pindah kuliah, tapi buat mereka yang ekonominya pas pas-an, ini bisa menjadi dilema berat. Kalau tidak ikut saran orang tua, anak merasa bersalah karena orang tua sudah susah-susah membiayai kuliah, tapi kalau mengikuti kehendak orang tua, anak tertekan karena mengabaikan panggilan jiwa.
Memilih jurusan sesuai dengan saran teman atau trend, padahal tidak sesuai dengan minat diri juga punya dampak psikologis, yakni menurunnya daya tahan terhadap tekanan, konsentrasi dan menurunnya daya juang. Apalagi kalau pelajaran kian sulit, masalah semakin bertambah, bisa menyebabkan kuliah terancam terhenti di tengah jalan.
Menurut Rene Suhardono, seorang CareerCoach ternama, menyatakan; “kekuatan pikiran berpengaruh besar dalam mengatasi permasalahan 'terjebak' jurusan atau pekerjaan yang tidak sesuai. "Sugesti bahwa kita berada dalam jurusan atau pekerjaan yang salah justru membuat kita semakin terpuruk, bukan keluar dari masalah,"
3.      Bagaimana menyelesaikan masalah tersebut
Mengoptimalkan peran sekolah, guru dan guru Bimbingan Konseling. Dukungan bagi anak selain dari orang tua, juga di peroleh dari guru di sekolah, baik guru kelas, guru mata pelajaran maupun guru bimbingan konseling. Ada beberapa hal yang dapat dilakukan oleh pihak guru untuk membantu mengarahkan anak didik mereka kelak dalam menentukan pilihan bidang studi / jurusan :Mengamati dan mencermati perkembangan kemampuan intelektual murid. Kemampuan intelektual sangat penting di  masa kuliah, agar mudah menangkap materi dan meminimalisir hambatan yang berat. Kemampuan intelektual ini biasanya dapat dilihat dari prestasi belajarnya selama di sekolah mulai dari catur wulan awal. Guru kelas bekerja sama dengan guru bimbingan konseling memonitor perkembangan anak didik agar masalah yang terjadi di tengah jalan dapat di tangani sebelum menjadi masalah yang berat. Memberikan tes minat bakat menjadi salah satu cara untuk mengeksplorasi minat dan bakat anak.
Motivasi dan alasan, akan lebih menguntungkan karena anak akan mencoba menerapkan cara berpikir analitis yang serupa ketika memilih dan memilah jurusan yang lain. Ajak anak untuk mencari contoh kongkrit (orang yang sudah lebih dahulu kuliah dan atau kerja) dari dampak salah memilih karena sebab-sebab tertentu, misalnya : pengaruh teman, suruhan orang tua, asumsi yang keliru.Alangkah baiknya jika orang tua bisa membantu anak mencari informasi mengenai sekolah-sekolah yang berkualitas dan membiarkan anak melihat plus minusnya secara kongkrit. Diskusikan secara terbuka factor apa saja yang jadi potensi kendala dan bagaimana strategi solusinya. Dengan demikian, akan tercipta komunikasi yang terbuka dan positif, anak merasakan dukungan dan komitmen orang tua, sehingga anak pun diharapkan tergugah untuk menjaga komitmen dan keseriusannya terhadap pilihan studinya.
D.   Pindah Jurusan
Saat kamu memutuskan untuk keluar dari jurusan dan memilih sesuatu yang sesuai dengan kemampuanmu, menjadi tanggungjawab besar bagimu untuk menunjukkan kepada keluarga dan oarang-orang terdekat bahwa apa yang kamu pilih dapat berhasil.
Beberapa hal yang harus kita pastikan ketika kita akan memutuskan untuk  memilih pindah jurusan:
1.      Punya motivasi kuat
Memastikan alasanmu buat pindah jurusan bukan karena ngrasa bosen/pacar ngajak kamu pindah ke jurusannya! Alasanmu harus dateng dari dirimu sendiri coz yang bakal ngejalaninnya juga kamu sendiri!
2.      Yang ke-2 lebih baik
Memastikan jurusan/kampus yang kamu pilih sesuai dengan yang kamu inginkan. Kalo misal dulu kamu pilih jurusan yang pertama karena 'ikut-ikutan temen', jurusanmu yang ke-2 harus bener-bener pilihan terbaik kamu.
3.      Bikin 'riset'
Cari info sebanyak mungkin tentang teknis kepindahanmu, baik di jurusan atau kampus yang bakal kamu tinggalin dan  di tempat baru yang kamu incar. Misalnya, masalah  administratif kayak surat permohonan ke pihak kampus, kebijakan 'pindah atau transfer nilai' sampai masalah biaya.
4.      Tidak bakal terulang
Pindah jurusan berarti kamu harus pertimbangin waktu dan biaya kuliah. Makanya kalau sudah berhasil pindah, coba bertanggungjawab dan jalani perkuliahan dengan sungguh-sungguh. Kalau kamu merasa tidak cocok dan pengen pindah lagi, coba deh pikirin walau orang tuamu rela buat biayain, kamu bakal kehilangan waktu karena terpaksa lulus lebih lama.
Kamu juga bakal ketinggalan peluang kerja dibanding temen-temen seangkatanmu. Rugi banget dong!


BAB III
PENUTUP

A.   Kesimpulan

Berikut ada beberapa hal yang perlu dilakukan untuk meminimalisir agar tidak salah dalam memilih jurusan:
1.      Sesuaikan dengan minat
Sesuaikan dengan minatmu, bukan minat orangtuamu. Penting sekali menyelaraskan jurusan dengan kegemaran kita. Jangan takut memasuki jurusan yang dianggap “rendah” oleh masyarakat awam. Cuma demi gengsi, kamu memasuki jurusan yang dianggap keren, tapi kalau itu bukan minatmu, kamu mungkin perlu bekerja ekstra keras untuk keluar sebagai sarjana dari jurusan tersebut, dan selama tahun-tahun tersebut merasa tertekan dan menderita.
2.      Perhatikan bakat yang dimilki
Bakat berbeda dengan minat. Kalau minat berkaitan dengan yang kamu suka, kamu tertarik terhadap hal tersebut. Sedangkan bakat adalah sesuatu yang dapat kamu kuasai dengan mudah tanpa perlu kerja terlalu keras. Jika ingin memperdalam yang kamu minati meskipun dengan susah payah? Jika siap, kamu pasti bisa! Jika tidak siap, mengapa tidak mengikuti bakatmu saja? Orang yang berbakat akan lebih menonjol daripada yang tidak, apalagi jika bakat tersebut diasah dengan rutin.
3.      Sesuaikan dengan kondisi keuangan
Kalau kondisi keuangan memprihatinkan, jangan incar jurusan yang jelas-jelas bermodal besar! Seperti kedokteran, desain komunikasi, dll, yang pasti membutuhkan praktek dan peralatan yang menelan biaya lumayan. Akan tetapi, jika kamu sangat yakin dengan kemampuan yang kamu miliki, apalagi kalau kamu memiliki segudang prestasi, masalah keuangan ini bisa diatasi kok, solusinya adalah dengan mencari beasiswa, kuliah sambil kerja jika memungkinkan,  dan lain sebagainya.
4.      Observasi tempat, datangi langsung jurusan yang akan dipilih
Hal ini dapat memperkuat visimu untuk masuk ke jurusan tersebut. Bayangkan suatu saat kamu akan menjadi bagian di sana. Kalau ternyata tempatnya tidak seperti bayanganmu, apakah kamu yakin ingin belajar di tempat seperti itu? Jangan sampai ada perasaan tidak sreg tapi kamu tekan-tekan, kamu bisa kok melihat jurusan yang sama di universitas lainnya, barangkali lebih memadai sarana dan prasarananya, juga lebih kondusif keadaan mahasiswanya, sehingga lebih menarik minatmu.
5.      Bertanya dengan mahasiswa atau lulusan dari jurusan tersebut
Observasi penting, wawancara juga penting agar kamu siap lahir batin kuliah di jurusan yang akan kamu pilih. Tanyakan saja kesan mereka masuk di jurusan tersebut, bagaimana kondisi pergaulan di jurusan itu, sifat-sifat dosennya, apa saja yang dipelajari, prospek ke depannya bagaimana, kiat-kiat supaya bisa sukses bagaimana. Semakin banyak yang kamu ketahui, akan semakin terbayang apakah kamu akan cocok masuk jurusan tersebut.
6.      Pilih jurusan yang cepat menghasilkan uang
Kalau anda ingin cepat-cepat bantu perekonomian orangtua, pilihlah jurusan-jurusan yang bersifat terapan! Jurusan yang tidak bisa langsung bekerja sebelum punya titel seperti Keguruan, Ekonomi, Hukum, Kedokteran, Psikologi, dll, mungkin tetap dapat menghasilkan dengan cara mengajar. Jurusan yang bersifat praktek seperti komputer, IT, bahasa, desain, bisa langsung diterapkan untuk cari penghasilan. Misalnya dengan cara bantu teman perbaiki komputer, menjadi lay-outer atau ilustrator freelance di penerbitan, menjadi penerjemah komik-komik bahasa asing, atau menjadi interpreter.
7.      Jika jurusan yang akan dipilih bertentangan dengan keinginan orangtua
Jangan panik! Komunikasikan dengan kepala dingin, jangan dengan marah-marah! Bilang pada orang tua kita bahwa kamu-lah yang akan bertanggungjawab terhadap hidupmu, maka percayakan kamu menentukan pilihan. Konsekuensinya, kamu harus buktikan bahwa pilihanmu tepat! Jangan sampai orang tuamu makin tidak percaya pada keputusanmu gara-gara kamu mengeluh tiap malam gara-gara tugas kuliah segunung. Kalaupun kamu tidak berani menetapkan pilihan sendiri, jangan pernah menyalahkan ortu ketika pilihan yang diperintahkan mereka untuk kamu ambil ternyata tidak sesuai dengan minatmu! Sadari bahwa hidupmu adalah tanggungjawabmu sendiri, jangan salahkan siapapun.
B.   Saran
  1. Bila anda ingin kuliah, pilihlah jurusan yang sesuai dengan bakat anda agar tidak banyak waktu yang tersita atau terbuang percuma di kemudian hari. Ini akan menjadi bekal untuk memilih pekerjaan sesuai dengan bakat. Hindarilah memilih jurusan karena alasan uang atau mudah-mendapat-kerja.
  2. Bila anda telah mengambil jurusan yang salah, pertimbangkanlah untuk mengganti jurusan. Bila anda terlanjur salah mengambil jurusan, sudah selesai kuliah, sudah bekerja dan anda merasa tidak begitu menonjol pada pekerjaan Anda, pertimbangkanlah untuk mengganti pekerjaan. Ambillah langkah-langkah untuk memilih pekerjaan sesuai bakat anda.
  3. Harus banyak latihan dan berbagai pengalaman untuk dapat membuatmu ahli dalam suatu bidang.
  4. Jangan pernah untuk mencoba – coba dalam menentukan jurusan yang akan anda pilih, karena mulai ditahap inilah yang akan membawa bagaimana masadepan kita kedepannya.
 

DAFTAR PUSTAKA

http://aditoy.tumblr.com/post/2011/09/17/dampak-dari-salah-memilih-jurusan
http://cute.freetzi.com/2011/09/17/salahpilihjurusan.htm
http://temankampus.com/2011/09/17/Salah Pilih Jurusan, Runyam Masa Depan/
http://www.waspada.co.id/2011/09/17/Jangan salah pilih jurusan
http://yunipuspita.blogdetik.com/2011/09/17/tips-memilih-jurusan/


No comments:

Post a Comment

Tulis komentar Anda disini

ANDA PENGUNJUNG KE :

CARI ARTIKEL LAIN DI BLOG INI DENGAN MEMASUKKAN KATA PADA KOLOM SEARCH DIBAWAH