TRANSLATE ARTIKEL INI KE DALAM BAHASA LAIN DENGAN MENGKLIK PILIH BAHASA DIBAWAH

Sunday 25 December 2022

BUMI PERNAH BERPADU DENGAN LANGIT ???

Rasanya sangat tidak mungkin apabila bumi pernah berpadu dengan langit. Bukankah langit sangat luas bila dibandingkan dengan luasnya bumi? Jika keduanya pernah menyatu, ada kemungkinan bahwa bahan dasar pembentuknya sama. Pertanyaan pertama diatas akan memunculkan sekian pertanyaan berikutnya yang sulit di jawab. Satu hal yang perlu kita catat adalah tidak mungkin Al-Qur’an menyebutkan informasi tersebut jika tidak mengandung makna yang luar biasa.

Mari kita menelusuri siklus perjalanan alam semesta sejak kelahirannya. Sains modern telah menjelaskan bahwa tanda-tanda atau jejak proses kelahiran bintang-bintang dan galaksi telah terdeteksi oleh teleskop-teleskop canggih seperti Hubble pada abad ke-20. Adakah kesesuaian antara temuan sains tersebut dengan penjelasan Al-Qur’an?

Proses kelahiran alam semesta ternyata telah dimulai sejak sekitar 18 miliar tahun yang lalu, yaitu sebelum terjadinya ledakan kosmik sangat dahsyat dari sebuah titik singularitas. Ledakan itu dikenal dengan peristiwa big bang yang terjadi sekitar 13,7 miliar tahun yang lalu. Dari informasi tersebut kita dapat menganalogikan proses dari sebuah titik sampai menjadi sebuah ledakan dahsyat kosmis ternyata membutuhkan waktu kurang  lebih 4,3 miliar tahun. Masa ini hampir sama dengan umur planet bumi, yaitu, sekitar 4,56 miliar tahun.

Peristiwa Big Bang yang telah dikemukak an oleh George gemow, George Lemaitre pada tahun 1930-an, dan Stephan Hawking pada tahun 1980-an tersebut telah menjelaskan kejadian awal alam semesta. Teori tersebut menjelaskan bahwa alam semesta awalnya tersusun dari sebuah titik yang sangat rapat, padat, dan panas yang disebut titik singularitas, yaitu sebuah titik yang tidak terdefenisikan. Dari titik inilah suatu ledakan kosmik maha dahsyat yang disebut sebagai Big Bang terjadi dan membentuk atom-atom hydrogen (H), Helium (He) proton, electron, dan neutron dalam hitungan menit.

Sejak saat itu masa keemasan alam semesta terjadi. Bintang bintang, proto-proto galaksi, galaksi-galaksi dan quasar mulai terbentuk. Semuanya terkendali dalam jaring-jaring gravitasi yang sudah terbentuk sejak awal, sebelum ledakan kosmis tersebut. Selanjutnya, alam semesta mengembang dan berangsur-angsur mendingin.

Ternyata Allah SWT, telah menjelaskan kejadian tersebut di dalam QS Al-Anbiya’ ayat 30

“Dan apakah orang-orang kafir tidak mengetahui bahwa langit dan bumi itu keduanya dahulu adalah suatu yang padu, kemudian kami pisahkan antara keduanya. Dan dari air kami jadikan segala sesuatu yang hidup. Maka mengapakah mereka tiada juga beriman”??

(QS Al-Anbiya’ [21] : 30)

        Selanjutnya kita mungkin berfikir keras untuk memahami pengertian bahwa semua kehidupan itu berasal dari air. Tiga ahli kosmologi dan astronomi, yaitu George gemow, George Lemaitre dan Stephan Hawking menjelaskan bahwa atom-atom yang terbentuk sejak peristiwa Big Bang adalah atom Hidrogen (H) dan Helium (He). Bukankah air terdiri dari atom hydrogen dan oksigen (H2O)?. Artinya, sejak 1400 tahun silam Al-Qur’an telah menyebutkannya jauh sebelum tiga pakar ini mengemukakan teorinya.

Hampir seluruh pakar percaya bahwa system tata surya terbentuk kurang lebih sejak 5,0 – 4,56 miliar tahun lalu. System itu terbentuk dari suatu awan gas raksasa dan debu yang disebut sebagai Solar Nebula. Solar nebula berasal dari sebuah bintang yang berakhir hidupnya lalu meledak dan disebut sebagai supernova. Dari supernova inilah bintang metahari kita terbentuk, yang kemudian diikuti oleh Planet Bumi sekitar 500 juta tahun kemudian.

Berdasarkan pengamatan para ahli, alam semesta mengembang dengan laju percepatan yang  sangat mengherankan dan menakjubkan setelah proses pembentukannya. Salah satu cara untuk mengetahui konsep pengembangan alam semesta adalah dengan menggambar titik-titk, sebagai perumpamaan galaksi-galaksi, di atas sebuah balon. Ketika balon itu di tiup, setiap titik tersebut akan bergerak menjauh.

Bila seorang melihat semesta dari  sebuah galaksi, semua galaksi akan terlihat saling menjauh. Galakasi yang jauh terlihat bergerak semakin menjauh satu sama lain lebih cepat dibandingkan dengan galaksi yang lebih dekat. Itulah penjelasan Hukum Hubble

   

Beberapa ahli astronomi percaya bahwa perluasan atau pengembangan alam semesta akan terus berlanjut, sedangkan beberapa ahli lainnya meyakini pada suatu saat alam semesta akan mulai mengerut. Didalam ayat berikut Allah AWT telah memaparkan dengan sangat jelas bahwa alam semesta memang meluas atau mengembang.

 

 

“dan langit  itu Kami bangun dengan kekuasaan (Kami) dan sesungguhnya Kami benar-benar meluaskannya (mengembangkannya) (QS) Al-Dzariyat[51]:47).

Berdasarkan teori big bang yang telah di terima, alam semesta terbentuk sekitar 13,7 miliar tahun lalu dan terus mengembang sejak saat itu. Pakar-pakar astronomi mengenali empat modela grafik alam semesta yang akan datang, yaitu accaelerating expansion (pengembangan yang bertambah cepat), open universe (alam semesta terbuka), flat universe (alam semesta datar), dan closed universe (alam semesta tertutup). Model closed Universe menjelaskan bahwa suatu saat alam semesta akan mengerut.

Suatu saat nanti akan terjadi big bang crunch, yaitu tabrakan seluruh isi alam semestya yang terdiri atas kumparan galaks, galaksi, bintang, dan planet. Hal ini adalah kebalikan dari awal pembentukannya. Alam semesta perlahan menuju titik keseimbangan barunya dan akhirnya kehilangan tenaga sehingga tersedot kembali oleh gaya gravitasi awal pembentukannya.

Alhamdulillah Al Qur’an telah menjelaskannya seperti penjelasan model keempat tersebut diatas, seperti bunyi firman Allah AWT dibawah ini

 

 

(yaitu) pada hari Kami gulung langit sebagai menggulung lembaran-lembaran kertas. Sebagaimana Kami telah memulai penciptaan pertama begitulah kami akan mengulanginya. Itulah suatu janji yang pasti Kami tepati; sesungguhnya Kamilah yang akan melaksanaknnya.(QS Al-Anbiya’[21]:104)

Maka pada hari itu terjadilah hari kiamat. Dan terbelahlah langit, karena pada hari itu langit menjadilemah (QS Al-Haqqah [69] : 15-16).

Mengapa  Allah SWT. Mengatakan bahwa pada waktu kiamat langit menjadi “lemah“? Menurut penjelasan sains, suatu saat energy percepatan dan mengembangnya alam semesta akan seimbang dengan gaya tariknya atau dapat dikatakan sama dengan nol. Selanjutnya, gaya tarik awalnya perlahan-lahan menarik semua benda-benda langit yang berpencar untuk disatukan kembali pada titik awalnya.; itulah awal terjadinya kehancuran alam semesta atau yang disebut sebagai kiamat kubra. Wallahu A’lam bish-shawab.

 

Ada satu hal yang seharusnya menjadi pertimbangan kita hidup di bumi ini. Bumi yang kita anggap besar ini ternyata tidak sebesar apa yang kita anggap. Kita adalah salah satu “mahluk kecil” yang diciptakan oleh Allah SWT selain tumbuhan, hewan, bebatuan, air dan sebagainya. Sehari-hari kita tinggal di sebuah tempat yang menajadi bagian kecil dari sebuah kota. Kota tempat kita berada adalah bagian kecil dari sebuah provinsi. Provinsi yang kita tinggali merupakan bagian kecil dari sebuah Negara. Negara kitapun hanya sebagian kecil dari sebuah benua, dan benua yang kita tinggali merupakan satu dari lima benua yang ada di planet bumi.

Lihat perbandingannya saat kita berada dalam kamar misalnya, ukuran tubuh kita merasa begitu besar, namun ketika berada dalam aula, tubuh kita menjadi lebih kecil. Akan lebih kecil lagi, jika berada disebuah kota, provinsi, Negara, dan benua. Keberadaan kita menjadi tiada berarti jika perbandingannya dengan planet bumi tempat kita berada saat ini.

Cerita belum usai. Ternyata, bumi hanyalah satu dari delapan planet anggota tata surya yang berputar mengelilingi matahari. Matahari pun hanaya satu dari sekitar 100 miliar bintang yang tergabung dalam galaksi Bima Sakti (Milky Way). Dari jumlah sebanyak itu, hanya sekitar  6000 bintang saja yang dapat kita amati dengan mata telanjang. Sekitar 300 diantaranya berada diatas horizon dan separuh ada dibawahnya.

Sesungguhnya, bima sakti bukan  satu-satunya galaksi yang mengisi setiap sudut langit sampai batas yang bisa dicapai oleh teleskop terbesar yang dimiliki manusia. Jumlah galaksi yang dapat dipotret dengan teleskop berdiameter 500 cm di Mt. Palomar (Amerika Serikat), mungkin sampai satu miliar galasi. Hal yang menarik, galaksi kita pun hanyalah satu dari seratus miliar galaksi lainnya yang tergabung dalam supercluster (kumpulan galaksi). Diperkirakan supercluster-superclaster membentuk gugusan-gugusan besar yang belum diketahui dimana tepinya.

Menurut para ilmuwan, diameter alam semesta mencapai 30 miliar tahun cahaya, artinya jika cahaya ingin menyeberangi alam semesta dari tepi kiri ke tepi kanan, atau sebaliknya, dibutuhkan waktu selama 30 miliar tahun cahaya. Padahal, dalam satu detik saja, kecepatan cahaya itu mencapai 300.000 km. Dengan kecepatan 300.000km/detik, dalam waktu satu tahun, cahaya akan menempuh jarak sekitar 9,5 juta km. Coba  hitung, berapa kilometer diameter alam semesta ini dan bandingkan dengan diameter bumi kita yang luasnya hanya 510,1 juta km persegi. Bandingkan pula dengan keberadaan diri kita di alam semsta ini. Pastinya, sungguh tiada berarti diri ini, padahal alam semesta yang tak terkira besarnya ini, hanya sedikit saja dari kekuasaan Allah SWT yang tiada terbatas. Masih ada alam-alam lain ciptaan Allah SWT yang jauh lebih hebat dan lebih besar.

Itu dari segi ukuran. Jika dilihat dari perspektif waktu hidup, pasti lain lagi ceritanya. Usia manusia biasanya 50-70 tahun. Sekarang, bandingkan dengan usia bumi kita yang kerangka milyaran tahun. Batuan-batuan bumi yang tertua diperkirakan terbentuk sekitar 4,6 miliar tahun. Bekas-bekas kehidupan dibumi yang tertua diperkirakan sekitar 3,8 miliar tahun. Kehidupan mahluk yang bernama manusia diperkirakan 100.000 tahun. Apalagi jika dibandingkan dengan usia alam semesta yang konon sudah berusia 15 miliar tahun. Menurut hitungan para ahli fisika, 70tahun usia manusia sebanding dengan 0,15 detik kosmik (usia alam semesta). Asal tahu saja, satu detik kosmik sama dengan 475 tahun. Bila usia 70 tahun saja sebanding dengan 0,15 detik, berapa detik orang yang berusia 20, 30, 40, dan 50 tahun???.

Karena itu kita layak merenungkan firman Allah SWT.

112.  Allah bertanya: "Berapa tahunkah lamanya kamu tinggal di bumi?"

113.  Mereka menjawab: "Kami tinggal (di bumi) sehari atau setengah hari, Maka tanyakanlah kepada orang-orang yang menghitung."

114.  Allah berfirman: "Kamu tidak tinggal (di bumi) melainkan sebentar saja, kalau kamu Sesungguhnya mengetahui[1027]"

[1027]  Maksudnya: mereka hendaknya harus mengetahui bahwa hidup di dunia itu hanyalah sebentar saja, sebab itu mereka seharusnya janganlah Hanya mencurahkan perhatian kepada urusan duniawi saja.

(QS Al-Mu’minun [23] : 112-114).

Melihat fakta ini sangat tidak mungkinlah bagi kita untuk berlaku sombong. Sungguh, manusia itu tidak ada apa-apanya. Dunia yang kita perjuangkan serta kita banggakan begitu kecil, tiada berarti dalam pandangan Allah SWT. Planet bumi-dimana uang, rumah mewah, kebun, hewan ternak, mobil mewah, perusahaan, keturunan, jabatan, teman, tanah yang luas, lautan, gunung, termasuk diri kita didalamnya hanya seserpih debu di tengah samudera bintang-bintang di alam semesta. Kita bisa mengungkap makna dari hadist,” seandainya dunia itu berharga disisi Allah, maka tak sedikit orang kafir yang akan mendapatkannya”. Saking tak berharganya, Allah SWT berkenan memberikan bagian dunia bagi orang-orang kafir. Dalam pandangan Allah SWT, dunia beserta isinya tidak lebih berharga dari pada sehelai sayap nyamuk.

Sekarang kita bisa memahami mengapa Rasulullah SAW dan para sahabat begitu mudah mendermakan harta yang dimilikinya untuk kebaikan. Dalam pandangan mereka, harta duniawi tidak ada artinya dibandingkan keridhaan  disisi Allah. Kita pun paham akan makna sebuah hadits dari Rasulullah saw bahwa, “dua rakaat shalat fajar lebih baik dari pada dunia dan seisinya.” (HR Muslim dan At-Tirmidzi) wallahu A’lam…

  = Sains Dalam Perspektif Al-Qur’an =

Rangkaian Listirk Campuran/Kombinasi (Pengertian, Rumus, Kelebihan&Kekurangan, Contoh Soal)

Secara umum rangkaian komponen-komponen listrik pada kenyataannya adalah kombinasi dari ragkaian seri dan parallel. Dalam penyelesainnya, tetap berpatokan pada kedua jenis rangkaian tersebut yaitu seri dan paralel.

Rangkaian campuran merupakan gabungan atau kombinasi rangkaian seri dan paralel. Agar lebih mudah untuk menyelesaikan hambatan total pada rangkaian seri, cara yang paling mudah adalah mengerjakan rangkaian paralel terlebih dahulu.

 

A.  Pengertian

Rangkaian campuran adalah rangkaian listrik yang disusun dari gabungan dua jenis rangkaian listrik yaitu seri dan paralel.

Kombinasi dari dua jenis rangkaian listrik ini, memiliki beberapa keunggulan dan kekurangan yang harus kamu ketahui sebelum menggunakan rangkaian jenis ini.

Contoh gambar rangkaian listrik campuran diberikan seperti berikut.


Persamaan arus listrik (I) dan hambatan (R) pada rangkaian campuran di atas sesuai dengan persamaan di bawah.

Ø  I = I1+ I2

Ø  1/Rp = 1/R2 + 1/R3

Rtotal = R1 + Rp

 

B. Rumus Rangkaian Campuran

Apakah kita bisa membuat rangkaian seri sekaligus paralel? Tentu saja bisa. Instalasi listrik seperti itu disebut juga sebagai rangkaian campuran.

Jadi, rangkaian listrik campuran adalah jenis rangkaian yang memadukan antara rangkaian seri dan paralel. Dengan begitu, total hambatannya dapat dihitung dengan memakai rumus rangkaian campuran seperti berikut.

 


Keterangan :

Rtotal = hambatan total (ohm)

Rs = hambatan pada rangkaian seri (ohm)

Rp = hambatan pada rangkaian paralel (ohm)

 

C. Kelebihan dan Kekurangan Rangkaian Listrik Campuran

Pada umumnya rangkaian listrik campuran sering digunakan pada berbagai keperluan. Diantaranya digunakan untuk instalasi skala kecil seperti pemakaian rumah tangga, atau bahkan skala besar seperti keperluan produksi di industri.

 

1.  Kelebihan Rangkaian Listrik Campuran

Beberapa keunggulan yang dimiliki oleh rangkaian campuran diantaranya adalah seperti berikut :

 

  1. Karena merupakan perpaduan antara instalasi seri dan paralel, rangkaian campuran memiliki keunggulan yang dimiliki oleh kedua komponen penyusunnya tersebut.
  2. Ketika menggunakan rangkaian campuran, maka Anda dapat menghindari rangkaian listrik yang kompleks. Hal ini berlaku baik dari segi desain maupun penghitungan arus, tegangan dan juga hambatannya.
  3. Pada rangkaian campuran, apabila terjadi kesalahan instalasi maka nantinya akan dapat dengan mudah diketahui dan ditangani sedini mungkin.

 

2.  Kekurangan Rangkaian Campuran

Adapun kekurangan yang dimiliki oleh rangkaian listrik campuran adalah sebagai berikut:

 

  1. Proses instalasi lumayan ribet karena ada kombinasi dari rangkaian listrik seri dan campuran.
  2. Butuh biaya yang lumayan banyak.
  3. Memakan energi yang boros.

 

D. Cara Menghitung Rangkaian Listrik Campuran

Sebenarnya cara menghitung rangkaian listrik campuran ini tidak bergitu rumit. Anda perlu melihat nilai dari tahanan dan besar hambatannya. Intinya, Anda dapat menggunakan hukum-hukum yang ada pada kedua jenis pembentuk rangkaian listrik campuran yaitu seri dan paralel.

 

Untuk mengetahui lebih jauh, mari kita lihat contoh soal rangkaian listrik campuran yang berikut ini:

 

1.  Sebuah instalasi listrik dihubungkan dengan jenis rangkaian paralel. Dimana rangkaian tersebut memiliki tahanan sebesar 56 Ω dan juga 33 Ω. Lalu terdapat juga sebuah tahanan yang dihubungkan secara seri dengan besar hambatan 47 Ω. Lalu berapa jumlah hambatan totalnya?

Diketahui :

R¹ = 56 Ω

R² = 33 Ω

R seri = 47 Ω

R total :….?

Untuk menghitung tahanan total untuk hubungan paralel adalah sebagai berikut :

1/Rt = 1/R1 + 1/R2 + 1/R3 + · · · · · · + 1/Rn

1/Rt = 1/56 + 1/33

1/Rt = 89/1848

89 Rt = 1848

Rt = 1848/89

Rt = 20, 8 Ω

Untuk hambatan total penggabungan antara rangkaian seri dan paralel adalah sebagai berikut :

Rt = R1 + R2 + R3 · · · · · · + Rn

Rt =20, 8 + 47 Ω

Rt = 67, 8 Ω

Jadi, bisa disimpulkan nilai besarnya  tahanan ekivalen pada rangkaian listrik sederhana di atas yaitu 67, 8 Ω.

 

2.  Perhatikan gambar berikut ini!


Soal:

a.   Tentukan hambatan total pada rangkaian paralelnya (Rp)!

b.  Berapa kuat arus listrik (I) pada rangkaian tersebut?

c.   Apabila ketiga hambatan disusun secara seri, berapa besar hambatan totalnya?

Penyelesaian :

Diketahui : R1 = 12 ohm; R2 = 6 ohm; R3 = 4 ohm; r = 1 ohm; V = 1,5 V

Ditanya :

a.   Rp total =…?

Jawab :



b.  Itotal =…?

Pertama, kita perlu mencari nilai hambatan total, caranya adalah sebagai berikut.

Kemudian memasukkan nilai Rtotal ke rumus Itotal.

 

c.   Rs apabila hambatan disusun seri =…?

Rs = R1 + R2 + R3

Rs = 12 + 6 + 4 = 22 ohm

 

3.  Empat buah lampu disusun seperti gambar berikut.

Urutan lampu yang menyala paling terang sampai ke yang paling redup adalah ….

Jawaban + Pembahasan:

Terang atau redupnya sebuah lampu dipengaruhi oleh daya yang bekerja pada lampu. Persamaan untuk mendapatkan nilai daya (P) sama dengan kuadrat arus listrik yang mengalir (I) dikali hambatan (R). Dari hubungan tersebut dapat diperoleh kesimpulan bahwa semakin besar nilai hambatan pada rangkaian paralel maka semakin kecil arus yang mengalir.

Besar kecil arus mempengaruhi nyala lampu, di mana arus yang semakin besar akan membuat nyata lampu semakin terang. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa Urutan lampu yang paling terang ke yang paling redup sama dengan lampu dengan hambatan paling kecil ke hambatan paling besar.

Pada rangkaian paralel, nilai arus listrik berbanding terbalik dengan nilai hambatan. Semakin besar hambatan akan membuat besar arus listrik semakin kecil. Artinya, arus paling besar akan terdapat pada hambatan paling kecil di dalam sebuah rangkaian paralel.

Diketahui pada rangkaian paralel, nilai hampatan pada L1 = 12 Ω, L2 = 3 Ω, dan L3 = 4 Ω. Sehingga, urutan nyala lampu yang paling terang ke paling redup sama dengan urutan lampu dengan hambaran kecil ke besar. Urutan nyala lampu paling terang ke redup pada rangkaian paralel adalah L2 (3 Ω), L3 (4 Ω), dan L1 (12 Ω).

Lampu L4 akan menyala paling terang dari ketiganya karena lampu memiliki besar arus listrik pada rangkaian percabangan.

Jadi, urutan lampu yang menyala paling terang sampai ke yang paling redup untuk seluruh lampu pada rangkaian listrik yang diberikan adalah L4, L2, L3, L1.

 

Sekian...

Semoga Bermanfaat....

Monday 19 December 2022

Georg Simon Ohm (sebuah persamaan yang simple, menjelaskan bagaimana hubungan antara tegangan, arus, dan hambatan yang saling berhubungan)

Pada dasarnya sebuah rangkaian listrik terjadi ketika sebuah penghantar mampu dialiri electron bebas secara terus menerus. Aliran yang terus-menerus ini yang disebut dengan arus, dan sering juga disebut dengan aliran, sama halnya dengan air yang mengalir pada sebuah pipa.

 

Tenaga (the force) yang mendorong electron agar bisa mengalir dalam sebauh rangkaian dinamakan tegangan. Tegangan sebenarnya adalah nilai dari potensial energi antara dua titik. Ketika kita berbicara mengenai jumlah tegangan pada sebuah rangkaian, maka kita akan ditujukan pada berapa besar energi potensial yang ada untuk menggerakkan electron pada titik satu dengan titik yang lainnya. Tanpa kedua titik tersebut istilah dari tegangan tersebut tidak ada artinya.

 

Elektron bebas cenderung bergerak melewati konduktor dengan beberapa derajat pergesekan, atau bergerak berlawanan. Gerak berlawanan ini yang biasanya disebut dengan hambatan. Besarnya arus didalam rangkaian adalah jumlah dari energi yang ada untuk mendorong electron, dan juga jumlah dari hambatan dalam sebuah rangkaian untuk menghambat lajunya arus. Sama halnya dengan tegangan hambatan ada jumlah relative antara dua titik. Dalam hal ini, banyaknya tegangan dan hambatan sering digunakan untuk menyatakan antara atau melewati titik pada suatu titik dalam rangkaian.

 

Untuk menemukan arti dari ketetapan dari persamaan dalam rangkaian ini, kita perlu menentukan sebuah nilai layaknya kita menentukan nilai massa, isi, panjang dan bentuk lain dari persamaan fisika. Standard yang digunakan pada persamaan tersebut adalah arus listrik, tegangan, dan hambatan.

 

Symbol yang digunakan adalah standar alphabet yang digunakan pada persamaan aljabar. Standar ini digunakan pada disiplin ilmu fisika dan teknik, dan dikenali secara internasional. Setiap unit ukuran ini dinamakan berdasarkan nama penemu listrik. Amp dari orang Perancis Andre M. Ampere, volt dari seorang Italia Alessandro Volta, dan ohm dari orang Jerman Georg Simon ohm.

 

Simbol matematika dari setiap satuan sebagai berikut:

“R” untuk resistance (Hambatan),

V untuk voltage (tegangan), dan

I untuk intensity (arus),

Standard symbol yang lain dari tegangan adalah;

E atau Electromotive force.

Simbol V dan E dapat dipertukarkan untuk beberapa hal, walaupun beberapa tulisan menggunakan E untuk menandakan sebuah tegangan yang mengalir pada sebuah sumber (seperti baterai dan generator) dan V bersifat lebih umum.

 

Salah satu dasar dalam perhitungan elektro, yang sering dibahas mengenai satuan couloumb, dimana ini adalah besarnya energi yang setara dengan electron pada keadaan tidak stabil. Satu couloumb setara dengan 6.250.000.000.000.000.000. electron. Symbolnya ditandai dengan Q dengan satuan couloumb. Ini yang menyebabkan electron mengalir, satu ampere sama dengan 1 couloumb dari electron melewati satu titik pada satu detik. Pada kasus ini, besarnya energi listrik yang bergerak melewati conductor (penghantar).

 

Sebelum kita mendefinisikan apa itu volt, kita harus mengetahui bagaimana mengukur sebuah satuan yang kita ketahui sebagai energi potensial. Satuan energi secara umum adalah joule dimana sama dengan besarnya work (usaha) yang ditimbulkan dari gaya sebesar 1 newton yang digunakan untuk bergerak sejauh 1 meter (dalam satu arah). Dalam british unit, ini sama halnya dengan kurang dari ¾ pound dari gaya yang dikeluarkan sejauh 1 foot. Masukkan ini dalam suatu persamaan, sama halnya dengan I joule energi yang digunakan untuk mengangkat berat ¾ pound setinggi 1 kaki dari tanah, atau menjatuhkan sesuatu dengan jarak 1 kaki menggunakan parallel pulling dengan ¾ pound. Maka kesimpulannya, 1 volt sama dengan 1 joule energi potensial per 1 couloumb. Maka 9 volt baterai akan melepaskan energi sebesar 9 joule dalam setiap couloum dari electron yang bergerak pada sebuah rangkian.

 

Satuan dan symbol dari satuan elektro ini menjadi sangat penting diketahui ketika kita mengeksplorasi hubungan antara mereka dalam sebuah rangkaian. Yang pertama dan mungkin yang sangat penting hubungan antara tegangan, arus dan hambatan ini disebut hukum ohm. Ditemukan oleh Georg Simon Ohm dan dipublikasikannya pada sebuah paper pada tahun 1827, The Galvanic Circuit Investigated Mathematically. Prinsip ohm ini adalah besarnya arus listrik yang mengalir melalui sebuah penghantar metal pada rangkaian, ohm menemukan sebuah persamaan yang simple, menjelaskan bagaimana hubungan antara tegangan, arus, dan hambatan yang saling berhubungan.

 

RUMUS HUKUM OHM

E = I R

I = E / R

R = I / E

Keterangan :

Tegangan dinyatakan dengan nilai volts disimbolkan dengan E atau V.

Arus dinyatakan dengan amps, dan diberi symbol I

Hambatan dinyatakan dengan ohms diberi symbol R

 

Besarnya daya pada suatu rangkaian dapat di hitung dengan :

P = V . I atau P = I2 . R atau P = V2/ R

 

Dimana :

P : daya, dalam satuan watt

V : tegangan dalam satuan volt

I : arus dalam satuan ampere

 


Berikut uraian beberapa istilah seperti tegangan, arus, hambatan, dan daya dalam fisika :


1. Arus listrik adalah gerakan atau muatan arus listrik. Arus listrik merupakan banyaknya muatan listrik yang mengalir tiap satuan waktu. Besar kuat arus adalah
:

I = Q/T

Dimana

I adalah kuat arus,

Q adalah muatan listrik, dan

T adalah waktu.

Satuan kuat arus adalah ampere.


2. Tegangan listrik (kadang disebut sebagai Voltase) adalah perbedaan potensi listrik antara dua titik dalam rangkaian listrik, dinyatakan dalam satuan volt. Besar tegangan suatu listrik :

V= I.R

Di mana :

V = tegangan listrik (volt)

I = kuat arus (ampere)

R = hambatan (ohm) atau (Ω)

 

3. Hambatan listrik adalah perbandingan antara tegangan listrik dari suatu komponen elektronik (misalnya resistor) dengan arus listrik yang melewatinya. Hambatan listrik dapat dirumuskan sebagai berikut:

R = V/I

di mana :

V adalah tegangan dan

I adalah arus.

Satuan SI untuk Hambatan adalah Ohm (R).

 

4. Daya listrik adalah jumlah energi yang diserap atau dihasilkan dalam sebuah rangkaian elektronika. Satuan untuk daya listrik adalah Watt

 

Keempat hal diatas saling berhubungan dan dapat dihitung secara matematis menggunakan rumus dibawah ini :




5. Untuk mengukur kuat arus kita dapat menggunakan am
meter yang dihubungkan secara seri pada rangkaian. Untuk mengukur tegangan/beda potensial kita dapat menngunakan voltmeter yang duhubungkan secara parallel pada rangkaian. Dan untuk mengukur hambata kita dapat menggunakan ohmmeter serta rangkaian tertututup yang terdiri dari voltmeter dan ammeter.

 

6. Bunyi Hukum Ohm : Bunyi, Pengertian, Rumus, Penerapan, Contoh, dll

 

ANDA PENGUNJUNG KE :

CARI ARTIKEL LAIN DI BLOG INI DENGAN MEMASUKKAN KATA PADA KOLOM SEARCH DIBAWAH