TRANSLATE ARTIKEL INI KE DALAM BAHASA LAIN DENGAN MENGKLIK PILIH BAHASA DIBAWAH

Friday 18 January 2013

PADA HUJAN

Hujan 
Deras membasahi bumi
Di sela dedaun yang menghijau
Mengalir air mengusap lembut

Deretan bebatuan tersusun rapi
Memberi reaksi pada hujan yang turun
Memunculkan percikan sebening embun
Menggoda mata tuk terus memandanginya

Jatuhnya membuat berisik hening malam yang ada
Ku nikmati saja suara manisnya
Bunyinya seperti nada-nada tak jelas
Ahk ku nikmati saja harmoni keunikannya 

Hujan
Tenang jiwaku sejuk ragaku
Hujan
memberiku energi pada ketenangan

Pada hujan
Aku belajar melihat kekuasaan Tuhan
Pada hujan 
Aku belajar mengenal keindahan ciptaan Tuhan

Mkssr, Jumat Malam, 08:37 pm, 18 Januari 2013.
Karya: M. Al Furqan

Thursday 17 January 2013

Teori Belajar Behaviorisme


Behaviorisme merupakan salah aliran psikologi yang memandang individu hanya dari sisi fenomena jasmaniah, dan mengabaikan aspek – aspek mental. Dengan kata lain, behaviorisme tidak mengakui adanya kecerdasan, bakat, minat dan perasaan individu dalam suatu belajar. Peristiwa belajar semata-mata melatih refleks-refleks sedemikian rupa sehingga menjadi kebiasaan yang dikuasai individu.
Beberapa hukum belajar yang dihasilkan dari pendekatan behaviorisme ini, diantaranya :

1.       Connectionism ( S-R Bond) menurut Thorndike.
Dari eksperimen yang dilakukan Thorndike terhadap kucing menghasilkan hukum-hukum belajar, diantaranya:
a.       Law of Effect; artinya bahwa jika sebuah respons menghasilkan efek yang memuaskan, maka hubungan Stimulus – Respons akan semakin kuat. Sebaliknya, semakin tidak memuaskan efek yang dicapai respons, maka semakin lemah pula hubungan yang terjadi antara Stimulus- Respons.
b.      Law of Readiness; artinya bahwa kesiapan mengacu pada asumsi bahwa kepuasan organisme itu berasal dari pemdayagunaan satuan pengantar (conduction unit), dimana unit-unit ini menimbulkan kecenderungan yang mendorong organisme untuk berbuat atau tidak berbuat sesuatu.
c.       Law of Exercise; artinya bahwa hubungan antara Stimulus dengan Respons akan semakin bertambah erat, jika sering dilatih dan akan semakin berkurang apabila jarang atau tidak dilatih.

2.       Classical Conditioning menurut Ivan Pavlov
Dari eksperimen yang dilakukan Pavlov terhadap seekor anjing menghasilkan hukum-hukum belajar, diantaranya :
a.       Law of Respondent Conditioning yakni hukum pembiasaan yang dituntut. Jika dua macam stimulus dihadirkan secara simultan (yang salah satunya berfungsi sebagai reinforcer), maka refleks dan stimulus lainnya akan meningkat.
b.      Law of Respondent Extinction yakni hukum pemusnahan yang dituntut. Jika refleks yang sudah diperkuat melalui Respondent conditioning itu didatangkan kembali tanpa menghadirkan reinforcer, maka kekuatannya akan menurun.

3.       Operant Conditioning menurut B.F. Skinner
Dari eksperimen yang dilakukan B.F. Skinner terhadap tikus dan selanjutnya terhadap burung merpati menghasilkan hukum-hukum belajar, diantaranya :
a.       Law of operant conditining yaitu jika timbulnya perilaku diiringi dengan stimulus penguat, maka kekuatan perilaku tersebut akan meningkat.
b.      Law of operant extinction yaitu jika timbulnya perilaku operant telah diperkuat melalui proses conditioning itu tidak diiringi stimulus penguat, maka kekuatan perilaku tersebut akan menurun bahkan musnah.
Reber (Muhibin Syah, 2003) menyebutkan bahwa yang dimaksud dengan operant adalah sejumlah perilaku yang membawa efek yang sama terhadap lingkungan. Respons dalam operant conditioning terjadi tanpa didahului oleh stimulus, melainkan oleh efek yang ditimbulkan oleh reinforcer. Reinforcer itu sendiri pada dasarnya adalah stimulus yang meningkatkan kemungkinan timbulnya sejumlah respons tertentu, namun tidak sengaja diadakan sebagai pasangan stimulus lainnya seperti dalam classical conditioning.

4.      Social Learning menurut Albert Bandura
Teori belajar sosial atau disebut juga teori observational learning adalah sebuah teori belajar yang relatif masih baru dibandingkan dengan teori-teori belajar lainnya. Berbeda dengan penganut Behaviorisme lainnya, Bandura memandang Perilaku individu tidak semata-mata refleks otomatis atas stimulus (S-R Bond), melainkan juga akibat reaksi yang timbul sebagai hasil interaksi antara lingkungan dengan skema kognitif individu itu sendiri. Prinsip dasar belajar menurut teori ini, bahwa yang dipelajari individu terutama dalam belajar sosial dan moral terjadi melalui peniruan (imitation) dan penyajian contoh perilaku (modeling). Teori ini juga masih memandang pentingnya conditioning. Melalui pemberian reward dan punishment, seorang individu akan berfikir dan memutuskan perilaku sosial mana yang perlu dilakukan.
Sebetulnya masih banyak tokoh-tokoh lain yang mengembangkan teori belajar behavioristik ini, seperti : Watson yang menghasilkan prinsip kekerapan dan prinsip kebaruan, Guthrie dengan teorinya yang disebut Contiguity Theory yang menghasilkan Metode Ambang (the treshold method), metode meletihkan (The Fatigue Method) dan Metode rangsangan tak serasi (The Incompatible Response Method), Miller dan Dollard dengan teori pengurangan dorongan.

Wednesday 16 January 2013

Curhat Mahasiswa Fisika Tingkat Akhir


Assalamualaikum....

Selamat malam teman !!!
Hello,, Curhat dikit yah..

Maaf gambar tak seusai topik :) :)  topiknya nyusun skripsi, gambarnya nginstal laptop :) :) Maklum karena sy orangnya serba bisa (hahah) jadi banyak teman2 yang minta tolong ini itu, termasuk nginstal ulang windows yang error terkena virus dan sebagainnya.

Di waktu luang saya lebih suka menghabiskan waktu di hadapan my laptop, yah dari pada jalan-jalan nggak karuan ke sana kemari keliling kota makassar yang banyak menghabiskan biaya, 
mending di kos-an aja.. dengan mencari kesibukan-kesibukan lain... membaca, menulis, nonton, dll..........

Alhamdulillah… Sekarang bisa dibilang saya sudah sampai pada tahap akhir menyelesaikan kuliah S1.. Nggak kebayang bisa sampai sejauh ini, biarpun sebenarnya saya terlambat dari kebanyakan teman-teman angkatan saya. Karena mereka kebanyakan telah melakukan seminar draft skripsi dan bahkan ada juga yang udah mau ujian meja (finish)..

Well, kenapa saya terlambat?
Hmmm...Karena sifat malas yang selalu saja datang menghampiri,
yang sebenarnya dari awal semester 7 judul skripsi yang saya ajukan langsung acc dan diterima oleh Bapak Drs. M. Yusuf Hidayat, M.Pd. selaku ketua Jurusan Pendidikan Fisika UIN Mkssr..
Namun dalam perjalanannya
proses penyusunan draft skripsi saya tak berjalan lancar karena ada berbagai macam hal yang membuat saya menunda-nunda menyelesaikan draft skripsi tsb..
Di samping sifat malas itu tadi
hal-hal lain juga yang mengganggu konsentrasi saya adalah karena masih adanya mata kuliah di semester 7 yang membuat saya tak fokus pada penyusunan draft skripsi..
Hingga sampai sekarang (akhir semester 7) baru sebagian my draft skripsi yang telah jadi alias belum rampung semuanya..

..Kesimpulannya
Saya adalah mahasiswa tingkat akhir
Yang lagi sibuk nyusun skripsi :) 
Sambil sibuk juga melawan rasa malas :) :)

Rabu 16 Januari 2013 Mkssr
By:  Furqan Keren


ANDA PENGUNJUNG KE :

CARI ARTIKEL LAIN DI BLOG INI DENGAN MEMASUKKAN KATA PADA KOLOM SEARCH DIBAWAH