TRANSLATE ARTIKEL INI KE DALAM BAHASA LAIN DENGAN MENGKLIK PILIH BAHASA DIBAWAH

Sunday 2 December 2012

E-LEARNING



1.      Pengertian E-Learning
Banyak pakar yang menguraikan pengertian e-learning dari berbagai sudut pandang. E-learning merupakan suatu jenis belajar mengajar yang memungkinkan tersampaikannya bahan ajar ke siswa dengan menggunakan internet, intranet atau media jaringan komputer lain (Hartley, 2001). E-learning juga didefinisikan sebagai sistem pendidikan yang menggunakan aplikasi elektronik untuk mendukung belajar mengajar dengan media internet, jaringan komputer, dan lain-lain (Learn Frame.Com, 2001). Definisi lain menyimpulkan bahwa e-learning adalah semua yang mencakup pemanfaatan computer dalam menunjang peningkatan kualitas pembelajaran, termasuk di dalamnya penggunaan mobile technologies seperti PDA dan MP3 players. Penggunaan teaching materials berbasis web dan hypermedia, multimedia CD-Room atau web sites, forum diskusi, perangkat lunak kolaboratif, email, computer aided assessment, animasi pendidikan, simulasi, permainan, perangkat lunak manajemen pembelajaran, dan lain sebagainya. Juga dapat berupa kombinasi dari penggunaan media yang berbeda (Thomas Toth, 2003).
Jaya C. Koran (2002) mendefinisikan e-learning sebagai sembarang pengajaran dan pembelajaran yang menggunakan rangkaian elektronik (LAN, WAN atau internet) untuk menyampaikan isi pembelajaran, interaksi atau bimbingan. Selanjutnya Dong (dalam Kamarga, 2002) mendefinisikan elearningsebagai kegiatan belajar melalui perangkat elektronik komputer yang memperoleh bahan belajar yang sesuai dengan kebutuhannya.

2.      Teknologi Pendukung E-learning
Dalam praktiknya e-learning memerlukan bantuan teknologi. Dalam perkembangannya komputerlah yang paling populer dipakai sebagai alat Bantu pembelajaran secara elektronik. Karena itu dikenal dengan istilah computerbased learning (CBL) yaitu pembelajaran yang sepenuhnya menggunakan komputer dan computer assisted learning (CAL) atau pembelajaran yang menggunakan alat bantu utama komputer. Saat pertama kali komputer mulai diperkenalkan khususnya pada pembelajaran, maka ia akan menjadi dikenal atau populer di kalangan siswa karena berbagai variasi teknik mengajar yang bisa dibuat dengan bantuan komputer tersebut.
Adapun teknologi dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu technology based learning dan technology based web learning. Technology based learning ini pada prinsipnya terdiri dari Audio Information Technology, misalnya: radio, audio tape, voice mail telephone, dan Video Information Technologies, misalnya: video tape, video text, video messaging. Sedangkan technology based web-learning pada dasarnya adalah Data Information Technologies, missalnya: bulletin board, internet, e-mail, tele-collaboration.

3.      Cara Pembelajaran dengan E-learning
Pada dasarnya cara pemberian pembelajaran e-learning dapat digolongkan menjadi dua, yaitu one way communication (komunikasi satu arah) dan two way communication (komunikasi dua arah). Komunikasi atau interaksi antara guru dan murid memang sebaiknya melalui sistem dua arah. Dalam elearning, sistem dua arah ini juga bisa diklasifikasikan menjadi dua yaitu, dilaksanakan melalui cara langsung (synchronous) artinya pada saat guru memberikan pelajaran, siswa dapat langsung mendengarkan dan dilaksanakan melalui cara tidak langsung (a- synchronous) misalnya pesan dari guru direkam dahulu sebelum digunakan.
Adapun karakteristik e-learning antara lain yaitu: (1) memanfaatkan jasa teknologi elektronik yaitu guru dan siswa, sesama siswa atau guru dan sesame guru dapat berkomunikasi dengan relatif mudah dengan tanpa dibatasi oleh hal-hal yang protokoler; (2) memanfaatkan keunggulan komputer digital media dan computer networks; (3) menggunakan bahan ajar bersifat mandiri (self learning materials) disimpan di komputer sehingga dapat diakses oleh guru dan siswa kapan saja dan di mana saja bila yang bersangkutan memerlukannya; dan (4) memanfaatkan jadwal pembelajaran, kurikulum, hasil kemajuan belajar dan hal-hal yang berkaitan dengan administrasi pendidikan dapat dilihat setiap saat di komputer.

4.      Kelebihan dan Kekurangan E-Learning
Beberapa kelebihan e-learning dibandingan dengan pembelajaran tradisional adalah sebagai berikut:
a.       E-learning dapat mempersingkat waktu pembelajaran dan membuat biaya studi lebih ekonomis (dalam kasus tertentu).
b.      E-learning mempermudah interaksi antara peserta didik dengan bahan atau mater, peserta didik dengan guru maupun sesama peserta didik.
c.       Peserta didik dapat saling berbagi informasi dan dapat mengakses bahanbahan belajar setiap saat dan berulang-ulang, dengan kondisi yang demikian itu peserta didik dapat lebih memantapkan penguasaannya terhadap materi pembelajaran
d.      Kehadiran guru tidak mutlak diperlukan
e.       Guru akan lebih mudah melakukan alternatif bahan-bahan belajar yang mutakhir sesuai dengan tuntutan perkembangan keilmuwan, mengembangkan diri atau melakukan penelitian guna meningkatkan wawasannya, dan mengontrol kegiatan belajar peserta didik.
f.       Siswa dapat belajar atau me-review bahan ajar setiap saat dan di mana saja kalau diperlukan mengingat bahan ajar tersimpan di komputer.
g.      Berubahnya peran siswa dari yang biasanya pasif menjadi aktif. Beberapa kelemahan yang cenderung kurang menguntungkan bagi guru, di antaranya:
1)      Untuk sekolah tertentu terutama yang berada di daerah, akan memerlukan investasi yang mahal untuk membangun e-learning.
2)      Siswa yang tidak memiliki motivasi belajar yang tinggi cenderung gagal.
3)      Keterbatasan jumlah komputer yang dimiliki oleh sekolah akan menghambat pelaksanaan e-learning.
4)      Bagi siswa yang gagap teknologi, sistem ini sulit untuk diterapkan.
5)      Berubahnya peran guru dari yang semula menguasai teknik pembelajaran konvensional, kini dituntut mengetahui teknik pembelajaran yang menggunakan ICT.
6)      Kurangnya interaksi antara guru dan siswa atau bahkan antar siswa itu sendiri. Kurangnya interaksi ini bisa memperlambat terbentuknya nilai dalam proses belajar dan mengajar.

5.      Faktor yang Perlu Dipertimbangkan dalam Memanfaatkan E-learning
Ahli-ahli pendidikan menyarankan beberapa hal yang perlu diperhatikan sebelum seseorang memilih internet untuk kegiatan pembelajaran (Bullen, 2001; Hartanto dan Purbo, 2002; Soekartawi et.al, 1999; Yusup Hashim dan Razmah, 2001) antara lain:
a.       Analisis Kebutuhan (Need Analysis )
Dalam tahap awal, satu hal yang perlu dipertimbangkan adalah apakah memang memerlukan e-learning. Apabila analisis ini telah dilaksanakan dan jawabannya adalah memerlukan e-learning, maka tahap berikutnya adalah membuat studi kelayakan (Soekartawi, 1995) yang komponen penilaiannya adalah:
1)      Apakah secara teknis dapat dilaksanakan (technically feasible) misalnya jaringan internet bisa dipasang, apakah infrastruktur pendukungnya seperti telepon, listrik, komputer tersedia, apakah tenaga teknis yang bisa mengoperasikannya tersedia, dan lain sebagainya.
2)      Apakah secara ekonomis menguntungkan (economically profitable) misalnya dengan adanya e-learning dapat memberikan keuntungan.
3)      Apakah secara sosial penggunaan e-learning tersebut diterima oleh masyarakat (socially acceptable)

b.      Rancangan Instruksional
Aspek-aspek yang dipertimbangkan dalam menentukan rancangan instruksional (Soekartawi, et al, 1999; Yusup Hashim and Razmah, 2001) yaitu:
1)      Course Content and Learning Unit Analysis seperti isi pelajaran, cakupan dan topik yang relevan.
2)       Learner Analysis, seperti latar belakang pendidikan siswa, usia, seks, status pekerjaan, dan sebagainya.
3)      Learning Context Analysis, seperti kompetisi pembelajaran yaitu mengenai apa yang diinginkan hendaknya dibahas secara mendalam pada bagian ini.
4)      State Instructional Objectives. Tujuan instruksional ini dapat disusun berdasarkan hasil dari analisis instruksional.
5)      Construct Criterion Test Items. Penyusunan tes ini dapat didasarkan dari tujuan instruksional yang telah ditetapkan
6)       Select Instructional Strategy. Strategi instruksional dapat ditetapkan berdasarkan fasilitas yang ada.
c.       Tahap Pengembangan
Pengembangan e-learning dapat dilakukan mengikuti perkembangan fasilitas ICT yang tersedia. Hal ini terjadi karena kadang-kadang fasilitas ICT tidak dilengkapi dalam waktu yang bersamaan, begitu pula dengan bahan ajar dan rancangan instruksional yang akan dipergunakan hendaknya dikembangkan dan dievaluasi secara terus menerus.
d.      Tahap Pelaksanaan
Prototype yang lengkap bisa dipindahkan ke komputer (LAN) dengan menggunakan format tertentu misalnya format Hyper Text Markup Language (HTML) dan uji prototype hendaknya terus menerus dilakukan.
e.       Tahap Evaluasi
Sebelum program dimulai, ada baiknya diujicobakan dengan mengambil beberapa sampel orang yang dimintai tolong untuk ikut mengevaluasi. Proses dari kelima tahapan di atas diperlukan waktu yang relatif lama, karena prototype perlu dievaluasi secara terus menerus. Masukan dari orang lain atau dari siswa perlu diperhatikan secara serius. Proses dari tahapan satu sampai lima dapat dilakukan berulang kali, karena prosesnya terjadi terus menerus.
Masalah-masalah yang sering dihadapi dalam e-learning.
1)      Masalah akses untuk bisa melaksanakan e-learning seperti ketersediaan jaringan internet, listrik, telepon dan infrastruktur yang lain.
2)       Masalah ketersediaan software (piranti lunak). Bagaimana mengusahakan piranti lunak yang tidak mahal.
3)      Masalah dampaknya terhadap kurikulum yang ada.
4)      Masalah skill dan knowledge.
5)       Attitude (perilaku) terhadap ICT. Karena itu perlu diciptakan bagaimana semuanya mempunyai sikap yang positif terhadap ICT, bagaimana semuanya bisa mengerti potensi ICT dan dampaknya ke siswa sehingga penggunaan teknologi baru bisa mempercepat pembangunan.
6.      E-learning dan Internet dalam Pembelajaran
E-learning tidak terlepas dari jasa internet. Karena teknik pembelajaran yang tersedia di internet begitu lengkap, maka hal ini akan mempengaruhi tugas guru dalam proses pembelajaran. Dahulu, proses belajar mengajar didominasi oleh peran guru, karena itu disebut the era of teacher. Kini proses belajar dan mengajar banyak didominasi oleh peran guru dan buku (the era of teacher and book) dan pada masa mendatang proses belajar dan mengajar akan didominasi oleh peran guru, buku, dan teknologi (the era of teacher, book and technology). Dalam era globalisasi seperti sekarang ini, setuju atau tidak, mau atau tidak mau, kita harus berhubungan dengan teknologi informasi. Hal ini disebabkan karena teknologi tersebut telah mempengaruhi kehidupan kita seharihari. Karena itu, kita sebaiknya tidak gagap teknologi. Banyak hasil penelitian menunjukkan bahwa siapa yang terlambat menguasai informasi, maka terlambat pulalah memperoleh kesempatan-kesempatan untuk maju. Informasi sudah merupakan “komoditi’ sebagai layaknya barang ekonomi yang lain. Peran informasi menjadi kian besar dan nyata dalam dunia modern seperti sekarang ini. Hal ini bisa dimengerti karena masyarakat sekarang menuju era masyarakat informasi atau masyarakat ilmu pengetahuan. Contoh klasik yang bisa dipakai bahwa kebutuhan informasi sudah membudaya yaitu melalui pengalaman Bill Gates yang kita kenal sebagai sosok orang yang mempunyai perusahaan Microsoft Computer. William Henry Gates III atau yang lebih dikenal dengan sebutan Bill Gates tersebut sebenarnya kuliah di bidang ilmu hukum Harvard University. Ia ingin menjadi pengacara karena dengan keahlian sebagai pengacara tersebut, maka ia bisa mempunyai ’power’ untuk membantu masyarakat yang memerlukan jasa hokum untuk memperoleh kebenaran. Belajar ilmu hukum menurut dia, ternyata memerlukan waktu yang banyak untuk membaca di berbagai tempat seperti perpustakaan, toko buku, atau sumber informasi yang lain. Ia merasa waktunya habis untuk membaca saja. Di situlah ia lalu menemukan idenya mengapa informasi yang tersebar di mana-mana itu tidak dikemas saja dalam satu wadah (baca komputer) agar yang memerlukannya tidak harus ke sana kemari. Di benak Bill Gates saat itu ia memimpikan ‘how to create a tool for the information era that could magnify the brain power instead of just muscle power’ (bagaimana menciptakan sebuah alat untuk era informasi yang bisa memperbesar otak selain tenaga). Sejak itulah The Saga of Microsoft mulai digarap. Bill Gates akhirnya menjadiorang yang sangat produktif dan output oriented. Menurut Robert Heller yang menulis buku tentang Bill Gates menyatakan bahwa Bill Gates selalu bilang “Turn your vision into reality”. Itulah sebabnya program-program yang ada di Microsoft selalu dibuat user friendly. Berkat jasa Bill Gates inilah maka e-learning berkembang seperti sekarang ini. Pemanfaatan e-learning khususnya internet untuk kegiatan pembelajaran saat ini dikenal tidak hanya di Indonesia ataupun di Asia Tenggara, namun juga di berbagai penjuru dunia. Hal ini karena suatu kebutuhan baik dalam meningkatkan kualitas pembelajaran secara keseluruhan serta jawaban atas tantangan global sehingga penggunaan e-learning dalam hal ini tidak bias dilepaskan dengan peran internet. Internet pada dasarnya adalah kumpulan informasi yang tersedia di komputer yang bisa diakses karena adanya jaringan yang tersedia di komputer tersebut. Oleh karena itu bisa dimengerti bahwa e-learning bisa dilakukan karena internet. E-learning sering disebut pula dengan nama on-line course karena aplikasinya memanfaatkan jasa internet. Pemanfaatan internet untuk e-learning di sekolah dapat meningkat apabila fasilitas yang mendukungnya memadai, baik fasilitas yang berupa infrastruktur maupun fasilitas yang bersifat kebijakan. Karena itu demi kelancaran terapan e-learning dalam proses belajar mengajar, perlu diantisipasi hambatan-hambatan yang sering muncul seperti ketersediaan telepon dan listrik. Penggunaan internet untuk pembelajaran sering disebut e-learning. Istilah lain untuk menamakan penggunaan internet dalam pembelajaran ialah pembelajaran berbasis jejaring (web-based instruction), belajar on-line (online learning), ruang kelas virtual (classroom virtual), atau pembelajaran berbasis WWW (WWW based instruction). Semua istilah tersebut menyiratkan pengertian bahwa pembelajar terpisah dari pengajar secara jarak jauh, pembelajar menggunakan teknologi untuk mengakses bahan ajar, pembelajar menggunakan teknologi internet untuk berinteraksi dengan pengajar dan pembelajar yang lain, dan terdapat bantuan belajar yang disediakan bagi pembelajar. Anderson & Elloumi (2004) mendefinisikan e-learning sebagai penggunaan internet untuk mengakses bahan ajar, berinteraksi dengan isi bahan ajar, pengajar dan peserta ajar lainnya, dan mendapatkan bantuan belajar selama proses pembelajaran, untuk dapat memperoleh pengetahuan, mengkonstruksi pemahaman, dan bertumbuh kembang melalui pengalaman belajar.

Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) Dalam Pendidikan Dan Pembelajaran


 1.      Pengertian Teknologi
Menurut Vaza (2007: 7) teknologi adalah sebuah proses yang dilaksanakan dalam upaya mewujudkan sesuatu secara rasional. Vaza menekankan kata rasional dalam pengertian teknologi tersebut. Hal ini untuk membedakandengan pewujudan sesuatu yang diperoleh secara intuitif, seperti karya seni.
Menurut Vaza, teknologi terkait dengan jawaban terhadap pertanyaan ”HOW”, sedangkan sains terkait dengan jawaban ”WHY”. Teknologi modern didefinisikan sebagai ilmu pengetahuan yang ditransformasikan ke dalam produk, proses, jasa dan struktur organisasi. Penciptaan teknologi oleh manusia dengan menggunakan budi daya akalnya. Manusia harus memanfaatkan akal pikirannya dalam merekayasa teknologi berdasarkan nalarnya lalu membuatnya menjadi suatu produk yang kongkrit. Dengan pengertian lain bahwa teknologi adalah usaha manusia untuk memanfaatkan ilmu pengetahuan upntuk kepentingan dan kesejahteraan. Pengertian teknologi dapat dipahami dari berbagai definisi yang didasarkan pada berbagai pendekatan. Salah satu pendekatan ialah mendefinisikan teknologi sebagai suatu produk. Dalam pendekatan teknologi sebagai suatu produk, teknologi antara lain didefinisikan sebagai pengembangan dan aplikasi dari alat, mesin, material, dan proses yang menolong manusia menyelesaikan masalahnya. Sejalan dengan definisi tersebut, beberapa pakar mendefinisikan teknologi sebagai sekumpulan pengetahuan ilmiah, mesin perkakas, dan kemampuan organisasi produksi yang dikelola secara sistematis dan efektif. Kata teknologi sering dipahami oleh orang awam sebagai sesuatu yang berupa mesin atau hal-hal yang berkaitan dengan permesinan, namun sesungguhnya teknologi pendidikan memiliki makna yang lebih luas, kerena teknologi pendidikan merupakan perpaduan dari unsur manusia, mesin, ide, prosedur, dan pengelolaannya (Hoba, 1997). Lebih lanjut pengertian teknologi di definisikan sebagai penerapan dari ilmu atau pengetahuan lain yang terorganisir ke dalam tugas-tugas praktis (Galbraith, 1977). Keberadaan teknologi harus dimaknai sebagai upaya untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi. Teknologi juga tidak dapat dipisahkan dari masalah, sebab teknologi lahir dan dikembangkan untuk memecahkan permasalahan yang dihadapi oleh manusia.

2.      Pengertian Teknologi Pendidikan dan Pembelajaran
Teknologi pendidikan bisa dipandang sebagai suatu produk dan proses (Sadiman, 1993). Sebagai suatu produk, teknologi pendidikan mudah dipahami karena sifatnya lebih kongkrit seperti radio, televisi, proyektor, OHP, dan sebagainya. Sebagai sebuah proses, teknologi pendidikan bersifat abstrak. Dalam hal ini teknologi pendidikan bisa dipahami sebagai suatu proses yang kompleks dan terpadu yang melibatkan orang, prosedur, ide, peralatan, dan organisasi untuk menganalisis masalah, mencari jalan untuk mengatasi permasalahan, melaksanakan, menilai, dan mengelola pemecahan masalah tersebut yang menyangkut semua aspek belajar manusia (AECT, 1977). Sejalan dengan hal tersebut, maka lahirlah teknologi pendidikan dari adanya permasalahan dalam pendidikan. Permasalahan pendidikan yang mencuat saat ini, meliputi pemerataan kesempatan memperoleh pendidikan, peningkatan mutu atau kualitas, relevansi, dan efisiensi pendidikan. Permasalahan serius yang masih dirasakan oleh pendidikan mulai dari pendidikan dasar hingga pendidikan tinggi adalah masalah kualitas, tentu saja ini dapat dipecahkan melalui pendekatan teknologi pendidikan.
Ada tiga prinsip dasar dalam teknologi pendidikan sebagai acuan dalam pengembangan dan pemanfaatannya, yaitu pendekatan sistem, berorientasi pada siswa, dan pemanfaatan pada sumber belajar (Sadiman, 1984). Prinsip pendekatan sistem berarti bahwa penyelenggaraan pendidikan dan pembelajaran perlu didisain atau dirancang dengan menggunakan pendekatan sistem. Dalam merancang pembelajaran diperlukan langkah-langkah prosedural meliputi:
identifikasi masalah, analisis keadaan, identifikasi tujuan, pengelolaan pembelajaran, penetapan metode, penetapan media, dan evaluasi pembelajaran (IDI model, 1989). Prinsip berorientasi pada siswa berarti bahwa dalam pembelajaran hendaknya memusatkan perhatiannya pada peserta didik dengan memperhatikan karakteristik, minat, potensi dari siswa. Prinsip pemanfaatan sumber belajar berarti dalam pembelajaran, siswa hendaknya dapat memanfaatkan sumber belajar untuk mengakses pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkannya. Satu hal lagi bahwa teknologi pendidikan adalah satu bidang yang menekankan pada aspek belajar siswa. Teknologi dalam pembelajaran diartikan sebagai mekanisme untuk mendistribusikan pesan, termasuk sistem pos, siaran radio dan televisi, telepon, satelit dan jaringan komputer. Pada bahan diklat ini, pengertian teknologi didasarkanpada definisi ini. Mungkin Anda bertanya, kalau begitu apa yang disebut media? Pengertian media dalam materi diklat ini ialah diambil dari CISAER (2003). CISAER mendefinisikan media dalam pembelajaran sebagai pesan yang didistribusikan melalui teknologi, terutama teks dalam bahan ajar cetak dan dalam jaringan komputer, bunyi dalam audio-tape dan siaran radio, serta teks, suara dan/atau gambar pada telekonferensi. Penggunaan teknologi dalam pembelajaran mengarah pada penggunaan internet atau jaringan komputer. Petherbridge dan Chapmen (2007) melaporkan bahwa teknologi internet yang digunakan dalam pembelajaran tumbuh dari 4.000 satuan kredit semester pada tahun 2000 menjadi lebih dari 19.000 satuan kredit semester pada tahun 2005. Sedangkan penggunaan teknologi lainnya dalam pembelajaran, seperti siaran TV dan radio, DVD, video, relative tetap setiap tahunnya. Hal ini terjadi karena teknologi internet mampu menyampaikan pesan secara mutimedia, baik teks, suara, gambar diam, maupun gambar bergerak. Selain itu, teknologi internet memungkinkan penyampaian pesan secara langsung (synchronous) seperti siaran TV atau radio atau penyampaian pesan secara tidak langsung (asynchronous) seperti video, kaset, dan buku. Dengan fleksibilitas yang dimiliki teknologi internet, tidak mengherankan bila perkembangan penggunaan teknologi dalam pembelajaran mengarah pada penggunaan internet. Pada umumnya yang dimaksud dengan teknologi informasi dan komunikasi dalam pembelajaran ialah penggunaan intenet untuk pembelajaran. Oleh karena itu, dalam paparan ini akan lebih banyak dibahas mengenai penggunaan internet untuk pembelajaran. Keberhasilan pembelajaran yang dilakukan dalam satu kegiatan pendidikan adalah bagaimana siswa dapat belajar dengan cara mengidentifikasi, mengembangkan, mengorganisasi, serta menggunakan segala macam sumber belajar. Upaya pemecahan masalah dalam pendekatan teknologi pendidikan adalah dengan mendayagunakan sumber belajar. Hal ini sesuai dengan ditandai dengan pengubahan istilah dari teknologi pendidikan menjadi teknologi pembelajaran. Dalam definisi teknologi pembelajaran dinyatakan bahwa teknologi pendidikan adalah teori dan praktik dalam hal rancangan, pengembangan, pemanfaatan, pengelolaan, dan evaluasi terhadap sumber dan proses untuk belajar (Barbara, 1994). Teknologi dalam pembelajaran telah mengubah wajah pembelajaran yang berbeda dengan proses pembelajaran tradisional yang ditandai dengan interaksi tatap muka antara guru dan siswa baik di kelas maupun di luar kelas sehingga teknologi dalam pembelajaran diartikan sebagai media untuk mendistribusikan pesan, termasuk sistem pos, siaran radio, televisi, telepon, satelit dan jaringan komputer. Dengan demikian teknologi yang secara langsung relevan dengan pembelajaran adalah disesuaikan dengan makna pembelajaran itu sendiri. Ase Suherlan (2000: 48) mengemukakan bahwa pembelajaran teknologi pada hakikatnya merupakan komunikasi transaksional yang bersifat timbal balik, baik di antara guru dengan siswa maupun siswa dengan siswa dan lingkungan belajar dalam upaya pencapaian tujuan pembelajaran. Dari makna pembelajaran di atas terdapat makna inti bahwa pembelajaran harus mengandung unsur komunikasi dan Informasi.

3.      Teknologi Informasi dan Komunikasi dalam Pembelajaran
Saat ini perkembangan teknologi informasi (TI) telah memberikan pengaruh terhadap dunia pendidikan khususnya dalam proses pembelajaran. Menurut Rosenberg (2001), dengan berkembangnya penggunaan TI ada lima pergeseran dalam proses pembelajaran yaitu: (1) dari pelatihan ke penampilan, (2) dari ruang kelas ke di mana dan kapan saja, (3) dari kertas ke “on line” atau saluran, (4) fasilitas fisik ke fasilitas jaringan kerja, dan (5) dari waktu siklus ke waktu nyata. Teknologi informasi dan komunikasi di sekolah memadukan kedua unsure teknologi informasi dan teknologi komunikasi menjadi teknologi informasi dan komunikasi dengan tujuan siswa memiliki kompetensi untuk memanfaatkan teknologi informasi sebagai perangkat keras dan perangkat lunak untuk mengolah, menganalisis dan mentransmisikan data dengan memperhatikan dan memanfaatkan teknologi komunikasi untuk memperlancar komunikasi dan produk teknologi informasi yang dihasilkan bermanfaat sebagai alat dan bahan komunikasi yang baik. Salah satu contoh teknologi informasi dan komunikasi berbasis e- learning adalah penggunaan media internet. Teknologi informasi menekankan pada pelaksanaan dan pemprosesan data seperti menangkap, mentransmisikan, menyimpan, mengambil, memanipulasi atau menampilkan data dengan menggunakan perangkat-perangkat teknologi elektronik terutama komputer. Makna teknologi informasi tersebut belum menggambarkan secara langsung kaitannya dengan sistem komunikasi, namun lebih pada pengolahan data dan informasi. Teknologi komunikasi menekankan pada penggunaan perangkat teknologi elektronika yang lebih menekankan pada aspek ketercapaian tujuan dalam proses komunikasi sehingga data dan informasi yang diolah dengan teknologi informasi harus memenuhi kriteria komunikasi yang efektif. Guru dapat memberikan layanan tanpa harus berhadapan langsung dengan siswa. Demikian pula siswa akan memperoleh informasi dalam lingkup yang luas dari berbagai sumber melalui cyber space atau ruang maya dengan menggunakan komputer atau internet. Model yang sangat populer di abad ini adalah e-learning. E-learning adalah model pembelajaran melalui penggunaan teknologi internet.

4.      Fungsi Teknologi Informasi dan Komunikasi dalam Pembelajaran
Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) memiliki dua fungsi utama yang digunakan dalam kegiatan pembelajaran yaitu meliputi:
a.       Teknologi berfungsi sebagai alat (tool), yaitu alat bantu bagi pengguna (user) atau siswa untuk membantu pembelajaran, misalnya dalam mengolah kata, mengolah angka, membuat unsur grafis, membuat data base, membuat program administratif untuk siswa, guru, dan staf, data kepegawaian, keuangan, dan sebagainya.
b.      Teknologi berfungsi sebagai ilmu pengetahuan (science). Dalam hal ini teknologi sebagai bagian dari disiplin ilmu yang harus dikuasai oleh siswa, misalnya dalam pembelajaran di sekolah sesuai kurikulum 2006 terdapat mata pelajaran TIK sebagai ilmu pengetahuan yang harus dikuasai siswa semua kompetensinya.

Konsep Dasar TIK Dan Pemanfaatan Komputer Dalam Proses Pembelajaran



   Konsep dasar teknologi informasi dan komunikasi yang meliputi: pengertian informasi, ciri-ciri informasi, komponen-komponen informasi, hakikat teknologi informasi, sejarah komunikasi, revolusi perkembangan komunikasi, pengertian teknologi komunikasi, karakteristik teknologi komunikasi, dan pemanfaatan TIK dalam pendidikan adalah Perkembangan dan Pemanfaatan Komputer yang dimulai dari munculnya ide-ide untuk menciptakan perangkat teknologi terapan yang memungkinkan seseorang melakukan proses belajar secara individual dengan menerapkan prinsip-prinsip didaktik-metodik seperti halnya penemuan Sydney L. Pressey (1970) yang menciptakan mesin mengajar atau teaching machine bisa dicatat sebagai pelopor dalam pemanfaatan teknologi dalam pembelajaran, sampai munculnya multimedia interaktif berbasis komputer baik itu berupa CAI, CBI, dan Pembelajaran berbasis web (E-learning/LMS).

Konsep Dasar Teknologi Informasi dan Komunikasi
  Kita ketahui bahwa pengertain informasi adalah fakta atau apapun yang dapat digunakan sebagai input dalam menghasilkan informasi. Sedangkan data adalah sebagai bahan mentah, data merupakan input yang setelah diolah berubah bentuknya menjadi output yang disebut informasi. Informasi merupakan hasil dari Pengolahan Data.
            Hakekat Teknologi Informasi yaitu cara di mana kita menggunakan ilmu pengetahuan untuk memecahkan masalah praktis. Teknologi Informasi diartikan sebagai teknologi pengadaan, pengolahan, penyimpanan, dan penyebaran berbagai jenis informasi dengan memanfaatkan komputer dan telekomunikasi yang lahir karena adanya dorongan-dorongan kuat untuk menciptakan teknologi baru yang dapat mengatasi kelambatan manusia mengolah informasi. (Hariyadi, 1998)
Teknologi Informasi mencakup sistem-sistem komunikasi seperti satelit siaran langsung, kabel interaktif dua arah, penyiaran bertenaga rendah (low-power broad-casting), komputer (termasuk PC dan komputer genggam), dan televisi, termasuk video disk dan video tape cassette. (Ely, 1982). Teknologi Informasi adalah serangkaian tahapan penanganan informasi, yang meliputi penciptaan sumber-sumber informasi, pemeliharaan saluran informasi, seleksi dan transmisi informasi, penerimaan informasi secara selektif, penyimpanan & penelusuran informasi, dan penggunaan informasi.
Komunikasi berasal dari bahasa Latin, yaitu ”Communicare” artinya ”memberitahukan”; atau ”menjadi milik bersama”. Komunikasi merupakan suatu proses pemindahan dan penerimaan lambang-lambang yang mengandung makna. Proses Komunikasi dibedakan menjadi dua macam yaitu: proses primer dan proses sekunder. Komponen-komponen informasi meliputi: Absolute Information, Subtitutional Information, Philosophic Information, Subjective Information, Objective Information, dan Cultural Information
Sejarah Teknologi Informasi, Perkembangan peradaban manusia diiringi dengan perkembangan cara penyampaian informasi (yang selanjutnya dikenal dengan istilah Teknologi Informasi). Mulai dari gambar-gambar yang tak bermakna di dinding-dinding gua, peletakkan tonggak sejarah dalam bentuk prasasti sampai diperkenalkannya dunia arus informasi yang kemudian dikenal dengan nama INTERNET. Ada 3 masa berkenaan dengan sejarah TIK ini yaitu: Masa Pra-Sejarah (...s/d 3000 SM), Masa Sejarah (3000 SM s/d 1400-an M), dan Masa Modern (1400-an M s/d sekarang).
Revolusi Perkembangan Komunikasi meliputi: dalam hal berbicara, ditemukannya tulisan, penemuan percetakan, dan hubungan jarak jauh. (Bell, 1992) Saudara mahasiswa, Teknologi Komunikasi merupakan wujud hasil ciptaan dan temuan manusia dalam upaya memenuhi kebutuhan untuk berhubungan satu sama lain dengan cepat, jelas, dan menjangkau. (Indonesia Memiliki satelit Komunikasi Palapa tahun 1976)
Sementara itu menurut Rogers, Teknologi Komunikasi adalah Peralatan perangkat keras dalam sebuah struktur organisasi yang mengandung nilai-nilai sosial, yang memungkinkan setiap individu mengumpulkan, mengolah, dan saling bertukar informasi dengan individu lain.  Saudara mahasiswa, karakteristik Teknnologi Komunikasi meliputi:
a.       Jaringan pengolahan data yang memungkinkan orang berbelanja cukup dengan menekan tombol-tombol komputer di rumah masing-masing. Pesanan akan dikirimkan langsung ke rumah pemesan oleh toko tempat berbelanja.
b.      Bank informasi dan sistem penelusuran, yang memungkinkan pemakainya menelusuri informasi yang diperlukan serta memperoleh kopi cetakannya dalam sekejap mata.
c.       Sistem teleks, yang menyediakan informasi mengenai segala rupa kebutuhan. Seperti berita, cuaca, gerhana, informasi finansial, iklan terklasifikasi, katalog segala macam produk dan sebagainya, lewat layar televisi di rumah masing-masing.
d.      Sistem faksimili, yang memungkinkan pengirimam dokumen secara elektronik.
e.       Jaringan komputer interaktif, yang memungkinkan pihak-pihak berkomunikasi mendiskusikan informasi melalui komputer. (Bell, 1982).
f.       Tersedianya keluwesan dan kesempatan memilih di antara berbagai metode dan alat untuk melayani kebutuhan manusia dalam komunikasi. Bila pada masa lalu hanya ada alat peralatan ”berat” yang mahal, maka kini tersedia bermacam-macam sarana yang ”ringan”, metode yang hanya memerlukan keterampilan minimal, serta murah. Dengan kata lain, kini kita dapat memilih sendiri tingkat teknologi yang kita perlukan.
g.      Kemungkinan mengkombinasikan teknologi, metode, dan sistem-sistem yang berbeda dan terpisah selama ini. Berbagai bentuk baru transfer komunikasi dan informasi telah dimungkinkan dengan pengkombinasian tersebut.
h.      Kecenderungan ke arah desentralisasi, individualisasi dalam konsep dan pola pemakaian teknologi komunikasi. (Ploman, 1999).
Pemanfaatan TIK dalam Pendidikan yaitu Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi yang sangat pesat, sejak lama telah dimanfaatkan dalam dunia pendidikan. Seperti penemuan kertas, mesin cetak, radio, video taperecorder, film, televisi, overhead projector (OHP), dan computer baik dalam bentuk computer assisted instruction (CAI), computer based instruction (CBI) maupun E-learning telah dimanfaatkan dalam proses pendidikan. Pada hakikatnya alat-alat tersebut tidak dibuat khusus untuk keperluan pendidikan, akan tetapi alat-alat tersebut ternyata dapat dimanfaatkan dalam proses pendidikan, bahkan dapat meningkatkan efektivitas, efisiensi dan kualitas hasil pembelajaran..

Perkembangan dan Pemanfaatan Komputer.
1.    Perkembangan Komputer.
Perkembangan komputer dalam bidang pendidikan, khususnya dalam pembelajaran sebenarnya merupakan mata rantai dari sejarah teknologi pembelajaran. Sejarah teknologi pembelajaran ini sendiri merupakan kreasi berbagai ahli dalam bidang terkait, yang pada dasarnya ingin berupaya dalam mewujudkan ide-ide praktis dalam menerapkan prinsip didaktik, yaitu pembelajaran yang menekankan perbedaan individual baik dalam kemampuan maupun dalam kecepatan. Teori-teori psikologi persekolahan yang terkait dengan belajar tuntas (mastery learning) dengan tokoh-tokohnya seperti John B. Carrol, Jerome S. Bruner dan Benjamin S. Bloom juga sangat berpengaruh terhadap perkembangan teknologi pembelajaran. Selain itu kerangka acuan yang terkait dengan perancangan atau desain pembelajaran juga turut menyemarakkan perkembangan teknologi pembelajaran yang selanjutnya digunakan juga sebagai acuan dalam penyusunan bingkai kerja dalam mengembangkan pembelajaran berdasarkan komputer. Perspektif historis pembelajaran berasaskan komputer dimulai dari munculnya ide-ide untuk menciptakan perangkat teknologi terapan yang memungkinkan seseorang melakukan proses belajar secara individual dengan menerapkan prinsip-prinsip didaktik tersebut. Dalam sejarah teknologi pembelajaran kita menemukan bahwa karya Sydney L. Pressey (1960) untuk menciptakan mesin mengajar atau teaching machine bisa dicatat sebagai pelopor dalam pemanfaatan teknologi dalam pembelajaran. Pressey memandang bahwa mesin tes ini bisa digunakan pula dalam mengajar dan dengan sedikit mengubah tujuan, dari tujuan menguji menjadi tujuan mengajar akhirnya alat itu diguankan juga sebagai mesin mengajar. Pada tahun 1964, seorang ahli psikologi dari aliran behaviorisme yang ternama. B.F. Skiner menciptakan pembelajaran terprogram (berprograma) atau programmed instruction. Sistem pembelajaran terprogram memungkinkan interaksi siswa dengan siswa dan interaksi siswa dengan guru yang dilakukan secara langsung, tetapi melalui program yang bisa berbentuk tulisan, rekaman radio, film, mesin mengajar dan sebagainya. Prinsip yang digunakan sejalan dengan prinsip belajar yang dikembangkannya, yaitu conditioning operan, adalah siswa belajar melalui serangkaian stimulus-respon dan dalam programa itu respon dari suatu stimulus (pertanyaan) ditemukan sendiri oleh siswa. Dalam program ini diberikan “kunci jawaban” yang bisa diperiksa siswa setelah merespon, sehingga siswa mengetahui apakah responnya benar atau salah. Program yang dikembangkan oleh Skinner itu di kenal dengan Program Linier. Program linier ini dapat pula bercabang (branching). Model-model pembelajarn terprogram, baik program linier maupun branching inilah yang sangat mewarnai pengembangan perangkat lunak dalam sistem pembelajaran berasaskan komputer.

2.    Pemanfaatan Komputer dalam Proses Pembelajaran
Komputer adalah hasil karya manusia yang mampu membawa perubahan besar dalam berbagai bidang pekerjaan manusia, termasuk dalam bidang pendidikan. Dalam bidang pendidikan, komputer sebagai hasil teknologi modern sangat membuka kemungkinan-kemungkinan yang besar untuk menjadi alat pendidikan. Khususnya dalam pembelajaran, komputer dapat digunakan sebagai alat untuk menyampaikan informasi atau ide-ide yang terkandung dalam pembelajaran kepada peserta didik. Selain itu, komputer dapat juga digunakan sebagai media yang memungkinkan peserta didik belajar secara mandiri dalam memahami suatu konsep. Hal ini sangat memungkinkan, karena komputer mempunyai kemampuan mengkombinasikan teks, suara, warna, gambar, gerak, dan video, serta memuat suatu kepintaran yang sanggup menyajikan proses interaktif.
Pada umumnya dalam bidang pendidikan, penggunaan teknologi berbasis komputer merupakan cara untuk menghasilkan atau menyampaikan materi dengan menggunakan sumber-sumber yang berbasis mikro prosesor, di mana informasi atau materi yang disampaikan disimpan dalam bentuk digital, bukan dalam bentuk cetakan. Berbagai jenis aplikasi teknologi komputer dalam pendidikan umumnya dikenal dengan istilah ”Computer Asissted Instruction (CAI)” atau Pembelajaran
Berbantuan Komputer (PBK)”. Dalam pembelajaran berbantuan komputer, peserta didik berhadapan dan berinteraksi secara langsung dengan komputer. Interaksi antara komputer dengan peserta didik ini terjadi secara individual, sehingga apa yang dialami oleh seorang peserta didik akan berbeda dengan apa yang dialami oleh peserta didik yang lainnya.
Pembelajaran dengan berbantuan komputer”Computer Assisted Instruction” (CAI) telah dikembangkan akhir-akhir ini dan telah membuktikan manfaatnya untuk membantu guru dalam mengajar dan membantu peserta didik dalam belajar. Komputer dapat sekaligus membantu puluhan peserta didik dan di masa yang akan datang, diharapkan dapat membantu ribuan peserta didik sekaligus. Criswell (Munir, 2001) mendefinisikan CAI (Computer Assisted Instruction) sebagai penggunaan komputer dalam menyampaikan bahan pengajaran dengan melibatkan peserta didik secara aktif serta membolehkan umpan balik.
Disamping sebagai CAI pemanfaatan komputer dapat berupa CBI (Computer Based Computer) yaitu Pembelajaran Berbasis Komputer. Dalam pemanfaatan komputer sebagai CBI ini terdapat 4 model yaitu: drill and practice, tutorial, simulasi dan games instruction. Pembelajaran Berbasis Komputer bersifat individual learning (pembelajaran individual), dan mastery learning (belajar tuntas). Pembelajaran Berbasis Komputer dilaksanakan pada laboratorium komputer yang ada di sekolah.
Selanjutnya, silakan Anda kerjakanlah soal-soal berikut:
a.       Berkenaan dengan Teknologi Informasi dan Kominikasi. Coba Anda jelaskan:
1)   Apa yang dimaksud dengan teknologi informasi dan komukasi lalu bagaimana pemanfaatan TIK dalam dunia pendidikan.
2)   Sejarah perkembangan Teknologi Informasi dan Kominikasi
b.      Berkenaan dengan software dan hardware komputer:
1)   Kemukakan jenis-jenis software dan hardware yang anda ketahui secara lengkap.
2)   Jelaskan perkembangan teknologi software dan hardware komputer yang Anda ketahui
c.       Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi berjalan sangat cepat, salah satunya   adalah munculnya internet.
1)   Coba Anda jelaskan apa yang dimaksud dengan internet dan E-learning.
2)   Apakah internet dapat dapat digunakan untuk penyampaikan informasi   pembelajaran? Coba berikan argumen anda dan berikan contohnya.
d.      Berkenaan dengan Perkembangan dan Pemanfaatan Komputer, coba Anda jelaskan perkembangan komputer, sejak awal mula adanya komputer sampai sekarang, lalu bagaimana pemanfaatan komputer untuk pendidikan.

Pendidikan tidak berjalan dalam ruang hampa. Maksudnya terdapat saling pengaruh antara pendidikan dengan perkembangan sosial-budaya, termasuk ilmu pengetahuan dan teknologi yang terjadi di lingkungannya. Sistem pendidikan dipengaruhi oleh perubahan yang terjadi di masyarakat, sebaliknya pendidikan juga mempengaruhi dan bahkan diharapkan dapat mengarahkan perubahan yang terjadi ke arah yang positif. Salah satu perubahan besar yang terjadi dalam beberapa dasa warsa terakhir ini, adalah kemajuan teknologi informasi dan komunikasi (TIK), yang didukung oleh penggunaan komputer. Dengan kemajuan TIK, maka terjadilah era globalisasi yang merambah aspek sosial budaya, politik, ekonomi, termasuk pendidikan. Masuknya TIK telah mengubah pola-pola komunikasi dan distribusi informasi tanpa batas wilayah, negara atau waktu. Dalam kaitannya dengan proses pembelajaran, TIK khususnya internet dapat dimanfaatkan oleh guru maupun siswa, antara lain: dalam pencarian informasi atau bahan pelajaran, mendekatkan jarak ruang dan waktu dalam interaksi guru-murid, efisiensi pembelajaran serta penyimpanan berbagai data dan informasi yang diperlukan. Pemanfaatan TIK dalam pembelajaran tentu tergantung pada kemampuan dan kreativitas guru dalam mengoperasikan. Tulisan ini dimaksudkan untuk membekali pengawas dalam membantu guru memanfaatkan.

ANDA PENGUNJUNG KE :

CARI ARTIKEL LAIN DI BLOG INI DENGAN MEMASUKKAN KATA PADA KOLOM SEARCH DIBAWAH