TRANSLATE ARTIKEL INI KE DALAM BAHASA LAIN DENGAN MENGKLIK PILIH BAHASA DIBAWAH

Sunday, 15 January 2023

Penciptaan Alam Semesta; Big Bang & Tanda-tanda AL QUR'AN

Selain menjelaskan alam semesta, model Big Bang mempunyai implikasi penting lain. Seperti yang ditunjukkan dalam kutipan dari Anthony Flew, ilmu alam telah membuktikan pandangan yang selama ini hanya didukung oleh sumber-sumber agama.

Kebenaran yang dipertahankan oleh sumber-sumber agama adalah realitas penciptaan dari ketiadaan. Ini telah dinyatakan dalam kitab-kitab suci yang telah berfungsi sebagai penunjuk jalan bagi manusia selama ribuan tahun. Dalam semua kitab suci seperti Perjanjian Lama, Perjanjian Baru, dan Al Quran, dinyatakan bahwa alam semesta dan segala isinya diciptakan dari ketiadaan oleh Allah.

Dalam satu-satunya kitab Allah yang keutuhannya bertahan, Al Quran, terdapat pernyataan tentang penciptaan alam semesta dari ketiadaan, di samping bagaimana kemunculannya, yang sesuai dengan ilmu pengetahuan abad ke-20, meskipun diungkapkan 14 abad yang lalu.

Pertama, penciptaan alam semesta dari ketiadaan diungkapkan dalam Al Quran sebagai berikut: 

 

 


 

 

 

"Dia Pencipta langit dan bumi. Bagaimana Dia mempunyai anak padahal Dia tidak mempunyai istri. Dia menciptakan segala sesuatu; dan Dia mengetahui segala sesuatu." (QS. Al An'aam, 6: 101) 

 

Aspek penting lain yang diungkapkan dalam Al Quran empat belas abad sebelum penemuan modern Big Bang dan temuan yang berkaitan dengannya adalah bahwa ketika diciptakan, alam semesta menempati volume yang sangat kecil:

 

 


 

 

 

"Dan apakah orang-orang yang kafir tidak mengetahui bahwasanya langit dan bumi itu keduannya dahulu adalah suatu yang padu, kemudian kami pisahkan antara keduanya. Dan dari air kami jadikan segala sesuatu yang hidup. Maka mengapakah mereka tiada juga beriman?" (QS. Al Anbiyaa', 22: 30) 

 

Terjemahan ayat di atas mengandung pemilihan kata yang sangat penting dalam bahasa aslinya, bahasa Arab. Kata ratk diterjemahkan "suatu yang padu" yang berarti "bercampur, bersatu" dalam kamus bahasa Arab. Kata itu digunakan untuk merujuk dua zat berbeda yang menjadi satu. Frase "Kami pisahkan" diterjemahkan dari kata kerja bahasa Arab, fatk yang mengandung makna bahwa sesuatu terjadi dengan memisahkan atau menghancurkan struktur ratk. Tumbuhnya biji dari tanah adalah salah satu tindakan yang menggunakan kata kerja ini.

Mari kita tinjau lagi ayat tersebut dengan pengetahuan ini di benak kita. Dalam ayat itu, langit dan bumi pada mulanya berstatus ratk. Mereka dipisahkan (fatk) dengan satu muncul dari yang lainnya. Menariknya, para ahli kosmologi berbicara tentang "telur kosmik" yang mengandung semua materi di alam semesta sebelum Big Bang. Dengan kata lain, semua langit dan bumi terkandung dalam telur ini dalam kondisi ratk. Telur kosmik ini meledak dengan dahsyat menyebabkan materinya menjadi fatk dan dalam proses itu terciptalah struktur keseluruhan alam semesta.

Kebenaran lain yang terungkap dalam Al Quran adalah pengembangan jagat raya yang ditemukan pada akhir tahun 1920-an. Penemuan Hubble tentang geser merah dalam spektrum cahaya bintang diungkapkan dalam Al Quran sebagai berikut:

 

 


 

"Dan langit itu Kami bangun dengan kekuasaan (Kami) dan sesungguhnya Kami benar-benar meluaskannya." (QS. Adz-Dzaariyat, 51: 47) 

 

Singkatnya, temuan-temuan ilmu alam modern mengarah pada kebenaran yang dinyatakan dalam Al Quran dan tidak mendukung dogma materialis. Materialis boleh saja menyatakan bahwa semua itu "kebetulan" namun fakta yang jelas adalah bahwa alam semesta terjadi sebagai hasil penciptaan Allah dan satu-satunya pengetahuan yang benar tentang asal mula alam semesta ditemukan dalam sabda Allah yang diturunkan kepada kita.

ALLAH MENCIPTAKAN ALAM SEMESTA DARI KETIADAAN

 

Dengan banyaknya bukti yang ditemukan sains, pendapat yang berhubungan dengan "alam semesta tak terbatas" disingkirkan ke tumpukan sampah sejarah gagasan ilmiah. Namun, pertanyaan-pertanyaan yang lebih penting bermunculan: Apa yang ada sebelum sebelum Big Bang? Kekuatan apa kiranya yang dapat menyebabkan ledakan raksasa yang menghasilkan alam semesta yang sebelumnya tidak ada?

Ada satu jawaban yang dapat diberikan untuk pertanyaan apa yang ada sebelum Big Bang: Allah, Yang Mahakuasa, yang menciptakan bumi dan langit dalam keteraturan sempurna. Banyak ilmuwan, terlepas dari mereka beriman atau tidak, terpaksa mengakui kebenaran ini. Walaupun mereka mungkin menolak untuk mengakui kenyataan ini dalam media ilmiah, pengakuan mereka secara tersirat membongkar rahasia mereka. Anthony Flews, seorang filosof ateis terkenal, berkata:

Jelas sekali, pengakuan itu baik bagi jiwa. Oleh karena itu, saya akan mulai dengan mengakui bahwa penganut ateis Stratonis harus merasa malu dengan konsensus kosmologis dewasa ini. Karena tampaknya para ahli kosmologi menyediakan bukti ilmiah untuk apa yang dianggap St. Thomas tidak terbukti secara filosofis; yaitu, bahwa alam semesta mempunyai permulaan. Selama alam semesta dapat dengan mudah dianggap tidak hanya tanpa akhir, namun juga tanpa permulaan, akan tetap mudah untuk mendesak bahwa keberadaannya yang tiba-tiba, dan apa pun yang ditemukan menjadi ciri-cirinya yang paling mendasar, harus diterima sebagai penjelasan akhir. Meskipun saya mempercayai bahwa teori itu (alam semesta tanpa batas) masih benar, tentu saja tidak mudah atau nyaman untuk mempertahankan posisi ini di hadapan kisah Ledakan Besar.

 

Sebagian ilmuwan seperti H. P. Lipson, fisikawan Inggris yang materialis, mengakui bahwa mereka terpaksa menerima teori Big Bang: Jika benda hidup bukan disebabkan oleh interaksi atom-atom, gaya-gaya alam, dan radiasi, bagaimana dia muncul? … Namun saya rasa, kita harus … mengakui bahwa satu-satunya penjelasan yang paling masuk akal adalah penciptaan. Saya tahu ini aib bagi para fisikawan, termasuk saya, tapi kita tidak boleh menolak apa yang tidak kita sukai bila bukti-bukti eksperimental mendukungnya.

Kesimpulannya, sains menunjuk pada suatu realita tunggal apakah para ilmuwan materialis menyukainya atau tidak. Benda dan waktu diciptakan oleh Pencipta, Yang Mahakuasa, dan yang menciptakan langit, bumi dan segala sesuatu yang berada di antaranya: Mahakuasa Allah. 

 


 

 

 

 

 

"Allah-lah yang menciptakan tujuh langit dan seperti itu pula bumi. Perintah Allah berlaku padanya, agar kamu mengetahui bahwasanya Allah Mahakuasa atas segala sesuatu, dan sesungguhnya Allah, ilmu-Nya benar-benar meliputi segala sesuatu." (QS. Ath-Thalaaq, 65: 12)

Sunday, 1 January 2023

OI MORO BEACH, Spot Wisata Pantai Dengan Bebatuan Sepanjang Bibir Pantai

 

Bagi kalian yang ingin datang ke Wera menikmati spot pantai dgn hamparan bebatuan, jangan lupa masukkan Pantai Oi Moro ini dalam list perjalanan kalian. Pantai yang terletak sebelah kiri dari Jln Lintas Wera-Sape ini berada tepat di dusun Radu WBT ( wera bagian timur J )

 

Dibandingkan pantai lain di Wera yang memiliki pasir, di pantai ini lebih banyak  terdapat bebatuan bulat berukuran kecil dan sedang yang terhampar sepanjang garis pantai sejauh mata memandang.

 



Pada bagian kiri pantai Oi Moro terdapat tebing setinggi kurang lebih 2 meter yang unik dijadikan spot untuk berfoto.

 


Jangan lupa siapkan bekal yang cukup untuk datang ke salah satu pantai yang ada di Kecamatan Wera ini karena lokasinya cukup jauh dari Ibukota Kecamatan. Akan lebih berkesan jika bekal yang anda bawa dimasak langsung di lokasi pantai, seperti memanggang ayam ataupun ikan. (seperti video diatas)




 

ANDA PENGUNJUNG KE :

CARI ARTIKEL LAIN DI BLOG INI DENGAN MEMASUKKAN KATA PADA KOLOM SEARCH DIBAWAH