TRANSLATE ARTIKEL INI KE DALAM BAHASA LAIN DENGAN MENGKLIK PILIH BAHASA DIBAWAH

Thursday, 23 September 2021

Agar Tidak Tertidur Ketika Khutbah Jumat

Tertidur Ketika Khutbah Jumat

Bisa jadi ketika khutbah Jumat, ada beberapa jamaah yang sangat mengantuk. Jika sampai tertidur ketika khutbah, tentu hal ini sangat tidak disukai oleh syariat. Seorang Ulama di kalangan tabi’in, Muhammad bin Sirin berkata,

كانوا يكرهون النوم والإمام يخطب ويقولون فيه قولا شديدا. قال ابن عون: ثم لقيني بعد ذلك فقال: تدري ما يقولون؟ قال: يقولون مثلهم كمثل سرية أخفقوا

“Mereka (para sahabat) membenci orang yang tidur ketika imam sedang berkhutbah. Mereka mencela dengan celaan yang keras.”

Ibnu Aun mengatakan, saya bertemu lagi dengan Ibnu Sirin. Beliau pun bertanya, “Apa komentar sahabat tentang mereka?” Ibn Sirin mengatakan, “Mereka (para sahabat) berkata, orang semisal mereka (yang tidur ketika mendengarkan khutbah) seperti pasukan perang yang gagal (tidak menang dan mendapatkan ghanimah).” [1]

Tips Mudah Menghalau Rasa Kantuk Saat Khutbah Jumat

Ada tips yang mudah dan insyaallah bisa segera menghilangkan rasa mengantuk ketika khutbah Jumat berlangsung, yaitu segera pindah tempat

1. Berpindah Tempat Duduk

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

إِذَا نَعَسَ أَحَدُكُمْ يَوْمَ الجُمُعَةِ فَلْيَتَحَوَّلْ مِنْ مَجْلِسِهِ ذَلِكَ

“Apabila kalian ngantuk pada hari Jumat, maka berpindahlah dari tempat duduknya.”[2]

Hikmahnya adalah perpindahan dan bergerak akan menghilanhkan rasa ngantuk dengan mudah. Syaikh Muhammad Al-Mubarakfury menjelaskan hadits ini, beliau berkata,

ﻭﺍﻟﺤﻜﻤﺔ ﻓﻲ ﺍﻷﻣﺮ ﺑﺎﻟﺘﺤﻮﻝ ﺃﻥ ﺍﻟﺤﺮﻛﺔ ﺗﺬﻫﺐ ﺍﻟﻨﻌﺎﺱ

“Hikmah perintah untuk pindah tempat adalah pergerakan pindah akan menghilangkan rasa ngantuk.”[3]

2. Mandi sebelum berangkat shalat Jumat

Karena mandi memberikan rasa segar dan menghilangkan penat.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

غُسْل يوم الجُمُعة واجبٌ على كلِّ محتل

“Mandi pada hari Jumat, wajib bagi setiap orang yang sudah baligh.”[4]

3. Berusaha fokus mendengarkan khutbah

Dengan cara menghadapkan muka ke arah khatib dam fokus memperhatikan khatib

Ibnu Mas’ud berkata,

قَالَ ابْنُ مَسْعُوْدٍ كَانَ رَسُولُ اللهِ إِذَا اسْتَوَى عَلَى الْمِنْبَرِ اسْتَقْبَلْنَاهُ بِوُجُوهِنَا

“Jika Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa salam sudah berdiri tegak di atas mimbar, maka kami langsung menghadapkan wajah kami ke arah beliau.”[5]

 

Untuk bisa fokus, perlu juga menghindari hal-hal atau perbuatan yang bisa melalaikan dari khutbah seperti memainkan ujung baju, mengelupas kuku, memainkan kunci dan lain-lain.

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

مَنْ مَسَّ الْحَصَى فَقَدْ لَغَ

“Barangsiapa yang memegang (memain-mainkan) batu kerikilberarti dia telah berbuat sia-sia.”[6]

4. Hindari duduk memeluk lutut

Karena ini adalah posisi yang bisa menyebabkan mengantuk

Muadz bin Jabal berkata,

أَن النَبيَ صَلى اللهُ عَليه وَسَلمَ نَهَى عَنْ الْحَبْوَةِ يَوْمَ الْجُمُعَةِ وَالْإِمَامُ يَخْطُبُ

“Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam melarang duduk memeluk lutut pada hari ketika imam sedang berkhutbah.”[7]

Imam Al-Khattabi menjelaskan hadits ini, beliau berkata,

نهى عنها لأنها تجلب النوم فتعرض طهارته للنقض، ويمنع من استماع الخطبة

“Perbuatan ini dilarang, karena ini bisa menyebabkan ngantuk,sehingga bisa jadi wudhunya batal (jika tertidur sangat pulas, adapun hanya tidur ringan maka tidak batal, pent), dan terhalangi mendengarkan khutbah.”[8]

Demikian semoga bermanfaat

@Yogyakarta Tercinta

Penyusun: dr. Raehanul Bahraen
Artikel Muslim.or.id

Catatan kaki:

[1] Tafsir al-Qurthubi 18/117, Darul Kutub Al-Mishriyah, Koiro, cet.II, syamilah
[2] HR. Abu Daud, Tirmidzi dan dishahihkan Al-Albani
[3] Lihat Tuhfatul Al-Ahwadzi karya Al-Mubarakfury
[4] HR. Bukhari dan Muslim
[5] HR. At-Tirmidzi no. 509 dishahih oleh Al-Albani di Shahih At-Tirmidzi
[6] HR. Muslim
[7] HR. Abu Daud, Tirmidzi dan dihasankan al-Albani
[8] Al-Majmu’ 4/592, syamilah

Sumber: https://muslim.or.id/29913-agar-tidak-tertidur-ketika-khutbah-jumat.html

Doa Memohon Perhiasan Keimanan dan Petunjuk

Doa Memohon Perhiasan Keimanan dan Petunjuk

‎اَللَّهُمَّ زَيِّنَّا بِزِيْنَةِ اْلإِيْمَانِ وَاجْعَلْنَا هُدَاةً مُهْتَدِيْنَ

“Allaahumma zayyinnaa biziinatiil iimaani waj’alnaa hudaatan muhtadiin”

"Ya Allah, hiasilah (diri) kami dengan perhiasan (keindahan) iman, serta jadikanlah kami sebagai orang-orang yang (selalu) mendapat petunjuk (dari-Mu) dan memberi petunjuk (kepada orang lain)." (HR. An-Nasai: 3/54-55 dishahihkan Syaikh Al-Albani dalam Shahih An-Nasai: 1/281)

📩
Facebook, Instagram, YouTube, Telegram, SoundCloud, Spotify:
@muhammadnuzuldzikri
www.muhammadnuzuldzikri.com

L.U.P.A.

L.U.P.A.

Ya Allah, ampuni kami yang sering lupa pada tujuan Engkau ciptakan kami ke dunia. Umur yang demikian terbatas, sering berlalu sia-sia. Habis tanpa terasa. Sibuk pada sesuatu yang seringkali tak ada manfaatnya.

Padahal, perjalanan akhirat begitu panjangnya. Banyak bekal yang mestinya kami siapkan untuk kelak dibawa. Sementara, banyak peluang yang telah Engkau sediakan, kami lewatkan begitu saja.

Entah di mana kami letakkan ingatan akan nasihat Rasul yang mulia. Beliau shallallahu 'alaihi wa sallam pernah bersabda,  "Siapa membaca satu huruf dari kitab Allah Ta'ala, maka baginya satu kebaikan, dan sepuluh kebaikan semisalnya. Aku tidak katakan alif lam mim satu huruf. Akan tetapi, alif satu huruf, lam satu huruf, dan mim satu huruf." (HR. Tirmidzi) Sungguh, ini peluang kebaikan yang luar biasa....

Ya Allah, telah Engkau sampaikan pada kami semua bahwa, "... keutamaan firman Allah dibanding seluruh ucapan bagaikan keutamaan Allah dibanding makhluk-Nya." (HR. Tirmidzi) Tapi, hawa nafsu yang meraja membuat kami lebih suka bertekun-tekun di sosial media membacai celoteh hamba-Mu yang seringkali tak ada faidahnya.

Jika membaca Al-Qur'an saja lupa, apatah lagi memahami makna dan mengamalkan isinya. Pantas saja, kami sering dirundung beban hidup yang terasa demikian beratnya. Sebab, petunjuk dari-Mu yang Maha Tahu ternyata kalah menarik dibanding pernak pernik remeh dunia. 

Ya Allah, dengan luasnya kasih sayang-Mu, tautkanlah hati kami pada petunjuk-Mu. Mudahkan kami untuk membangkit rindu dan memenuhi qalbu dengan hasrat menggebu untuk menghiasi hidup dengan kemuliaan firman-Mu....
_______
Bacaan:
At-Tibyan Fii Adab Hamalah Al-Qur'an, Imam Nawawi, Dar As-Salam, hal. 23-26
Majalis Syahri Ramadhan Al-Mubarak, Dr. Shalih Fauzan, Dar Al-'Ashimah, hal. 30-33
.
.
.
IG: @abun_nada
#mawasdiri

ANDA PENGUNJUNG KE :

CARI ARTIKEL LAIN DI BLOG INI DENGAN MEMASUKKAN KATA PADA KOLOM SEARCH DIBAWAH