Assalamualaikum…
Tulisan ini hanya untuk belajar menulis…
Mulai dari mana yah nulisnya 😀😀😀
Tanggal 9 September 2021 ini genap setahun sudah saya bekerja di Pemerintahan, tepatnya di Pemerintahan Desa.
Awal mula sebenarnya tidak ada rencana/ keinginan/ niat/ untuk bekerja di instansi Pemerintahan Desa.
Namun karena ada penerimaan/perekrutan perangkat desa untuk posisi;
Sekretari Desa (Sekdes),
Kaur Keuangan,
Kaur Umum dan Perencanaan,
Kasi Pemerintahan Desa, dan
Kasi Kesra dan Pelayanan di Lingkup Pemerintahan Desa Satiruk..
Seiring berjalannya waktu penerimaan perangkat Desa Satiruk, khusus untuk posisi Sekdes sampai diperpanjang 2 kali pendaftaran, masih saja kosong posisi tersebut tidak ada yang mendaftar, sedangkan posisi-posisi yang lain sudah terisi bahkan ada yang lebih dari 2 orang pendaftar..
Akhirnya dengan saran dari teman-teman guru disekolah serta mendengar saran dari orangtua di kampung, kemudian saya memantapkan dan memberanikan diri untuk ikut mendaftar mengambil posisi Sekdes yang masih kosong tsb.
Hitung-hitung menambah pengalaman lain dan juga bisa menghasilkan uang jajan 😀😀😀, dan mengingat saya masih status guru honorer (tau sendirilah gaji guru honorer di negeri yang katanya kaya raya akan kekayaan alamnya ini, yang katanya orang bilang tanah kita tanah surga) serta atas saran dari teman-teman guru sesama mengajar agar ikut mendaftar, akhirnya dengan ucapan “bismillah” saya mendaftarkan diri di pengadaan /penerimaan perangkat Desa Satiruk pada posisi “Sekdes”.
Setelah menyerahkan berkas-berkas pendaftaran yang dipersyaratkan oleh Panitia
(berkas persyaratannya sangat banyak coy)….
Kemudian lolos berkas…
Kemudian lagi
Setelah melewati serangkaian tes;
tes tertulis,
tes computer, dan
tes wawancara).
Hasil akhirnya menakdirkan saya terpilih untuk menjabat sebagai Sekdes di Lingkungan Pemerintahan Desa Satiruk.
*Desa Satiruk sendiri secara administratif merupakan salah satu dari 14 (Empat Belas) desa yang berada dalam wilayah kerja Kecamatan Pulau Hanaut Kabupaten Kotawaringin Timur Provinsi Kalimantan Tengah.
Tepat hari ini satu tahun sudah saya bekerja di Pemerintahan Desa Satiruk, ada banyak pengalaman baru yang saya dapatkan, menambah khazanah wawasan, skill, pengetahuan baru, juga tantangan menarik yang telah dirasakan dan dilewati.
Sebelum bekerja di tempat yang sekarang, saya sebelumnya bekerja di sekolahan dgn berprofesi sebagai guru, guru keren yang juga lumayan ganteng di sekolah tsb 😀😀😀hahaha
Dalam perjalanan empat tahun menjadi guru di Desa Satiruk dengan pengalaman menarik mengajar anak-anak SMP dan SD, diperjalanan bekerja sebagai guru saya tidak menyangka bahwa jalan takdir menggariskan saya juga untuk menjalani profesi sebagai perangkat desa (Sekdes).
Bekerja sebagai Sekdes dengan porsi jam kerja yang lebih banyak mengharuskan saya untuk fokus/banyak berada di Kantor, namun karena SMP di Desa Satiruk masih sangat sangat sangat sangat sangat sangat sangat sangat sangat sangat sangat sangat sangat sangat sangat sangat sangat sangat sangat sangat sangat sangat sangat sangat sangat sangat sangat sangat sangat sangat sangat sangat sangat sangat sangat sangat sangat sangat sangat sangat sangat sangat sangat sangat sangat sangat sangat sangat sangaaat sangaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaat kekurangan tenaga pendidik (guru), saya akhirnya disarankan dan diminta untuk tetap mengajar di Sekolah tsb (alias rangkap jabatan J)… akan tetapi karena berbenturan dengan jam kerja di Kantor Desa yaaaa akhirnya saya memilih untuk mengurangi jumlah mapel yang saya ajar disekolah, memilih mengajar dihari sabtu saja,
namun mau tidak mau karena (sangat sangat sangat sangat sangat sangat sangat sangat itu tadi) tetap pada akhirnya saya juga harus mengajar di hari senin selasa rabu kamis jum’at sebelum masuk jam Kantor (berangkat ke Kantor)..
*Alhamdulillahnya; Sekolah, Kantor, Rumah saya, jaraknya memang dekat, 5 langkah langsung sampai 😀😀😀.
Bekerja di lingkup pemerintahan desa kita pasti dinilai oleh masyarakat dengan segala kebaikan dan keburukan menurut versi mereka, harapan mereka tentu saja sangat tinggi, baik atau buruknya kinerja kita selama bekerja akan tetap membekas dengan nyata, hal ini bisa menjadi sebuah pelecut dan penambah semangat untuk lebih baik dalam bekerja, namun itu juga menjadi sebuah beban, kesalahan sekecil apapun harus selalu kita coba hindari.
Bekerja di kampung orang, jauh dengan keluarga, perlu waktu untuk beradaptasi, adalah sekelumit dari suka dukanya merangkai pengalaman hidup ini dinegeri orang. Bekerja di pemerintahan desa ini dimana saya harus bisa dengan baik menyesuaikan diri dengan lingkungan dan masyarakat disini dengan segala kelebihan dan kekurangannya. Maklum bekerja di pemerintahan desa otomatis kita akan banyak berhadapan langsung dengan warga masyarakat yang semestinya kita harus memiliki rasa kepekaan yang tinggi terhadap keluh kesah, keinginan, masukkan, atau aspirasi mereka.
Menjadi staf desa itu berarti harus selalu siap bekerja 24 jam, memang jam kantor yang sebenarnya sudah jelas, namun terkadang bisa saja ada permasalahan penting dan genting yang harus dikerjakan diluar jam kantor, bahkan dihari libur sekalipun, itulah resikonya mengabdi dan bersentuhan langsung dengan masyarakat.
Namun semua itu tidaklah masalah bagi saya, selama kita niatnya ibadah, membahagiakan orangtua, membahagiakan diri sendiri, membantu sesame, maka semua pekerjaan akan mudah dan have fun kita lalui dan kerjakan..
Jalan setahun bekerja sebagai Sekdes, sudah banyak sekali moment berharga yang saya dapat. Saya belajar bagaimana berkomitmen, bekerjasama dalam tim, menyusun –Perdes –Perkades –Kepkades –RPKDes –APBDes -dll, ikut serta dalam berbagai pertemuan, rapat/ mewakili Kades jika beliau berhalangan hadir, ikut acara di hotel mewah, ditraktir makan enak, dan masih banyak lagi yang lainnyaaaaaaaaaaa.
Meskipun waktu saya menjabat sebagai Sekdes bertepatan dengan masa pandemi Covid-19, hal tersebut sama sekali tidak menyurutkan semangat saya. Bersama teman perangkat desa lainnya, saya merasa telah berkembang menjadi pribadi yang lebih berbeda.
Last but not least, saya ingin mengucap syukur kepada Allah SWT, mengucap terima kasih kepada kedua orangtua yang selalu mendoakan yang terbaik untuk anaknya, LAWERA family (grup perantau Nunggi di tanah Pulau Hanaut ini) yang selalu support jg lucu-lucu 😀😀😀, masyarakat Desa Satiruk yang bagitu ramah dan hangat menerima saya bekerja di kampung mereka, mengajarkan saya bermasyarakat yang harmoni, mempertemukan saya dengan momen yang menarik dan orang-orang baik, dan mempertemukan saya dengan Rumah Burung Walet, Kepiting Nikmat, Udang Segar, Kerang Manis, Ikan Segala Macam, serta Kelapa Muda yang tak pernah habis-habis biar diambil 3 x Sehari 😀😀😀
dan masih banyak lagi isi kekayaan Huttan, Suungai, Keebun, Saawah, serta isi Laautannya yang melimpahh………..
Semoga dalam menjalankan tugas yang Allah amanah kan kepada saya ini, saya bisa memberikan kesan yang baik untuk masyarakat semua, memberikan teladan yang baik untuk pesertadidik semua…. *di desa satiruk.
Untuk siapapun yang membaca tulisan ini saya ucapkan maaf karena lumayan “Panjang” dan terima kasih karena sudah mau membaca, walaupun Panjang 😀😀😀
Di luar itu semua, saya pikir apa yang saya kerjakan disini, tinggal disini, ada disini, sampai disini, saat ini, hanyalah sekedar…………..
suatu saat tetap saya harus mengobati rindu, harus riil berbakti (bukan dengan cara LDR seperti ini)…… sebab jauh dari orangtua sedari kecil adalah kesepian
adalah kesepian hidup yang sesungguhnyaaaa…
*sungguh paragraf penutup yang membingungkan 😀😀😀
Writer: M. AL. FURQAN
DOK PELANTIKAN
pengambilan sumpah jabatan |
penandatangan BA pelantikan/sumpah jabatan |
mewakili perangkat desa terpilih menyampaikan sepatah dua patah kata 😎 |
foto bersama bpk camat, polsek dan kades |
kades bersama 5 perangkat desa terpilih 9 Sept 2020 |