M. AL. FURQAN
12 Jan 2021
Ambalawi, atau dahulu orang biasa
menyebutnya dengan Wera Barat. Merupakan sebuah Kecamatan yang berlokasi di
Daerah Kabupaten Bima Provinsi Nusa Tenggara Barat.
Rasanya tidak lengkap jika bertandang
ke Ambalawi tetapi belum singgah ke pantai OI FANDA BEACH.
Yaaa Oi Fanda.
Pantai Oi Fanda namanya, terletak di Desa Kalate Kecamatan Ambalawi. Letaknya tepat di pinggir jalan Jl. Linta Ambalawi-Kolo Bima.
Kata “Oi Fanda” merupakan kosa kata Bima
yang jika diartikan ke dalam Bahasa Indonesia; Oi=Air dan Fanda=Pandan. Jadi,
Air Pandan..
Saya tidak tau kenapa pantai ini diberi
nama Oi Fanda, namun menurut pendapat saya yang asal-asalan J , jika dilihat dari namanya mungkin karena
air laut di pantai ini terihat berwarna kehijau-hijauan makanya di berinama
Pantai Oi Fanda (Air Pandan). May be!
Untuk berkunjung ke Oi Fanda Beach, jika
anda dari Kota Bima tidak terlalu banyak memakan waktu tempuh seperti anda ke
Taja Ngao atau Pulau Ular di Wera jika melewati Ncai Kapenta, Karena Kecamatan
Ambalawi ini merupakan Kecamatan yang berbatasan Langsung dengan Kota Bima..
Sebenarnya Oi Fanda Beach bisa juga di
tempuh melalui Kelurahan Kolo (Kota Bima), namun karena jalanan yang rusak (tidak
beraspal) setelah melewati kelurahan kolo dan medan yang cukup sulit (jalanan
berkontur naik turun dan bebatuan), maka sangat tidak direkomendasikan melalui
jalur ini..
Dari Kota bima, cukup dengan isi bensin
motor 2 Liter saja, anda sudah bisa menikmati sepuasnya keindahan pantai Oi
Fanda ini.
OIA, pas setelah melewati Ncai Kapenta
anda akan langsung berhadapan dengan pasar tradisional Desa Kole (yang tepat
berada di kiri kanan jalan setelah turunan Ncai Kapenta), anda bisa singgah
sejenak di pasar ini sembari menikmati jajanan enak seperti pisang rebus, jagung
rebus, jagung bakar, dan makanan enak lainnya..
OK, back to Oi Fanda
Karakteristik pantai Oi Fanda ini yaitu
memiliki garis pantai yang tidak terlalu panjang, hamparan pasir putih yang
sedikit kasar, tebing yang berjejer di ujung garis pantai pasir putihnya serta
air lautnya yang terlihat berwarna kehijauan membuat panorama pantai ini sangat
indah. Selain itu jejeran pohon kelapa di pesisir pantai dengan daunnya yang
menghijau melambai-lambai tertiup angin menambah lengkapnya panorama indah di
pantai ini.
foto yang ini pas di area atas tebing pantainnya |
Selain itu bila anda berencana untuk
bersantai-santai di pantai Oi Fanda dalam waktu berjam-jam (lama) saya sarankan
untuk membawa bekal/makanan. Karena jika anda lapar sedang berada disana, sangat
susah untuk mencari makanan (warung) karena lokasinya yang jauh dari pemukiman..
Kecuali anda berkunjung tidak dalam waktu yang lama, bisa lah pas pulang (Di Jl.
Lintas Ambalawi-Bima) untuk mencari warung makan. Atau jika boleh saya sarankan,
anda bisa memacu kendaraan anda ke arah Timur lagi beberapa Kilometer untuk
melewati perbatasan Ambalawi-Wera, Yaa setelah melewati perbatasan tersebut
anda akan bertemu langsung dengan tempat makan dr. Ina Sei.,Sp.PL. yang Ketenarannya sudah menyebar ke segala
penjuru Bima yang terletak di Pantai Mantau - Kecamatan Wera. Disana anda bisa
makan berbagai macam ikan bakar (nasi + ikan bakar lengkap dengan sambal Bimanya
yang khas). Pecinta kopi juga dapat menikmati kopi di warung di pantai ini.
Juga ada kelapa muda, mie rebus dan makanan lainnya. Bangunan pondok/gazebo
yang ada di warung penjajal ikan bakar ini bisa anda gunakan untuk
beristirahat, menyantap makanan, dan merebahkan tubuh. Tiupan angin pantai yang
sejuk akan menambah kenikmatan saat berteduh sambil melihat ke arah pantai yang
memesona.
OK, back to Oi Fanda Again
Kemudian yang paling penting juga
ketika mengunjungi pantai Oi Fanda ialah “JAGALAH KEBERSIHAHNYA”
JANGAN BUANG SAMPAH SEMBARANGAN!
Kerena pantai
yang sangat indah ini, akan hilang keindahannnya jika kebersihannya tidak kita jaga,
perlu kesadaran kita semua dari para pengunjung, agar tempat menarik nan indah
seperti ini tidak rusak keindahannya..
Seperti pada
kunjungan saya 2 tahun lalu, sangat disayangkan banyak terlihat sampah sisa
makanan di sekitar pantai yang merusak pemandangan di pantai ini. Padahal di
sekitar area pantai sudah dibuatkan imbauan untuk menjaga kebersihan pantai.
Noh, tepat "dibelakangku" sisa sampah yang agak sedikit merusak pemandangan indah Oi Fanda Beach |
Sekali lagi,
perlu kesadaran kita semua untuk selalu menjaga kebersihan lingkungan. “jangan buang sampah sembarangan”
Sekian.......
Writer: M. AL.
FURQAN – Jan 2021
source: desainart.net |
Puasa Senin Kamis
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
تُعْرَضُ الأَعْمَالُ يَوْمَ الاِثْنَيْنِ وَالْخَمِيسِ فَأُحِبُّ أَنْ يُعْرَضَ عَمَلِى وَأَنَا صَائِمٌ
“Berbagai amalan dihadapkan (pada Allah) pada hari Senin dan Kamis, maka aku suka jika amalanku dihadapkan sedangkan aku sedang berpuasa.” (HR. Tirmidzi no. 747. Shahih dilihat dari jalur lainnya).
Puasa Tiga Hari Setiap Bulan Hijriyah (ayyaumil biidh)
Mu’adzah bertanya pada ‘Aisyah,
أَكَانَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- يَصُومُ ثَلاَثَةَ أَيَّامٍ مِنْ كُلِّ شَهْرٍ قَالَتْ نَعَمْ. قُلْتُ مِنْ أَيِّهِ كَانَ يَصُومُ قَالَتْ كَانَ لاَ يُبَالِى مِنْ أَيِّهِ صَامَ. قَالَ أَبُو عِيسَى هَذَا حَدِيثٌ حَسَنٌ صَحِيحٌ
“Apakah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam berpuasa tiga hari setiap bulannya?” ‘Aisyah menjawab, “Iya.” Mu’adzah lalu bertanya, “Pada hari apa beliau melakukan puasa tersebut?” ‘Aisyah menjawab, “Beliau tidak peduli pada hari apa beliau puasa (artinya semau beliau).” (HR. Tirmidzi no. 763 dan Ibnu Majah no. 1709. Shahih)
Namun, hari yang utama untuk berpuasa adalah pada hari ke-13, 14, dan 15 dari bulan Hijriyah yang dikenal dengan ayyamul biidh.
Dari Abu Dzar, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda padanya,
يَا أَبَا ذَرٍّ إِذَا صُمْتَ مِنَ الشَّهْرِ ثَلاَثَةَ أَيَّامٍ فَصُمْ ثَلاَثَ عَشْرَةَ وَأَرْبَعَ عَشْرَةَ وَخَمْسَ عَشْرَةَ
“Jika engkau ingin berpuasa tiga hari setiap bulannya, maka berpuasalah pada tanggal 13, 14, dan 15 (dari bulan Hijriyah).” (HR. Tirmidzi no. 761 dan An Nasai no. 2424. Hasan)
Puasa ‘Arofah
Puasa ‘Arofah ini dilaksanakan pada tanggal 9 Dzulhijjah. Abu Qotadah Al Anshoriy berkata,
صِيَامُ يَوْمِ عَرَفَةَ أَحْتَسِبُ عَلَى اللَّهِ أَنْ يُكَفِّرَ السَّنَةَ الَّتِى قَبْلَهُ وَالسَّنَةَ الَّتِى بَعْدَهُ وَصِيَامُ يَوْمِ عَاشُورَاءَ أَحْتَسِبُ عَلَى اللَّهِ أَنْ يُكَفِّرَ السَّنَةَ الَّتِى قَبْلَهُ
“Nabi shallallahu ’alaihi wa sallam ditanya mengenai keutamaan puasa ‘Arofah? Beliau menjawab, ”Puasa ‘Arofah akan menghapus dosa setahun yang lalu dan setahun yang akan datang.” Beliau juga ditanya mengenai keistimewaan puasa ’Asyura? Beliau menjawab, ”Puasa ’Asyura akan menghapus dosa setahun yang lalu” (HR. Muslim no. 1162).
Puasa ‘Asyura
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
أَفْضَلُ الصِّيَامِ بَعْدَ رَمَضَانَ شَهْرُ اللَّهِ الْمُحَرَّمُ وَأَفْضَلُ الصَّلاَةِ بَعْدَ الْفَرِيضَةِ صَلاَةُ اللَّيْلِ
“Puasa yang paling utama setelah (puasa) Ramadhan adalah puasa pada bulan Allah – Muharram. Sementara shalat yang paling utama setelah shalat wajib adalah shalat malam.” (HR. Muslim no. 1163). An Nawawi -rahimahullah- menjelaskan, “Hadits ini merupakan penegasan bahwa sebaik-baik bulan untuk berpuasa adalah pada bulan Muharram.”