Berkali-kali saya dihadapkan pada problem yang sama, "Anak saya pacaran dengan yang non-Muslim, dan sekarang mereka ingin menikah, bagaimana ya ustadz sebaiknya?"
Banyak orang yang tidak paham, bahwa masalah itu tidak pernah datang secara instan, maka tidak mungkin pula selesai secara instan, semua ada prosesnya
Bila sudah akut, baru datang ke ustadz atau ulama, berharap ulama dan ustadznya bisa menyelesaikan dalam sekejap, bak sulap, padahal tidak begitu sebetulnya
Tiap maksiat anak yang beranjak dewasa, biasanya karena kesalahan didik sewaktu kecil, saat orangtua masih memiliki anak itu 100%, dibawah pengasuhannya
Saat kecil aqidahnya tidak ditanamkan, tidak diajarkan untuk mencintai Allah, Rasul dan Al-Quran serta As-Sunnah, tidak pernah dibimbing untuk mengenali agamanya
Sebaliknya, orangtua dengan bangga menyekolahkan anaknya di kurikulum amerika, gaya inggris atau minimal cara singapura, lengkap dengan gaya hidupnya di sekolah
Saat ingin dikenalkan dengan agama, orangtuanya bilang "Nanti saja kalau sudah gede, masih kecil kasihan", sementara dia tidak kasihan kecil-kecil dikenalkan budaya asing
Maka sudah dewasa, wajar bila ia berpikir bukan dengan cara Islam, tidak menganggap penting agama, yang penting cinta, yang penting aku senang, suka sama suka
Mudahnya, bila sejak kecil seorang Muslimah tidak dikenalkan bahwa hijab adalah pakaiannya, dan kewajibannya, setelah dewasa dia lebih sulit menyesuaikan diri
Bila dia tak berhijab, tentu yang menyukai bukan yang salih, begitu pula dengan pergaulannya. See, kita membentuk anak kita dari kecil, bukan setelah dewasa
Ingin memanen mangga? Tanamlah biji mangga. Jangan harap bisa memanen durian padahal menanam biji kedelai. Dan hidup bukan swalayan yang semua bisa dibeli
Ajarkan anak taat dari dini, tak ada kata terlalu cepat untuk taat, sebagaimana tak ada terlambat untuk berhenti maksiat. Kenalkan Islam sejak awal, agar kita selamat.
Source: fp Ust Felix Siauw