Fisika merupakan salah satu
pelajaran yang menjadi momok bagi siswa. Ketika siswa mengetahui ada pelajaran
Fisika, maka siswa sudah takut dan jadi tidak senang terhadap pelajaran
tersebut. Bayangan siswa, Fisika selalu identik dengan rumus- rumus dan
angka-angka yang membuat pusing tujuh keliling. Dengan kondisi seperti ini maka
ketika guru masuk ke dalam kelas siswa sudah tidak bersemangat, bahkan sudah
merasa tidak bisa. Ini adalah tugas berat guru untuk membuat siswa senang dan
dapat menumbuhkan minat siswa untuk mengikuti pelajaran fisika dengan senang,
tidak terbebani, dan merasakan bahwa fisika itu mudah.
Dan salah satu
solusinya untuk mengatasi peroblem seperti itu adalah menerapkan proses
pembelajaran kepada peserta didik dengan menggunakan metode pembelajaran fisika
gasing..
Fisika
Gasing (gampang, asyik dan menyenangkan) merupakan metode pembelajaran
fisika yang dikembangkan oleh Prof. Yohanes Surya. Metode ini menggunakan
logika untuk menyelesaikan soal-soal fisika. Soal fisika yang kelihatannya
sulit dapat dikerjakan dengan gampang, asyik dan menyenangkan.
Beberapa soal yang dipecahkan di bawah ini
menggunaan metode ini.
Contoh soal:
1. Motor melaju dengan kecepatan 15 m/s. Jika jarak
tempuhnya 30 m, berapakah waktunya?
Penyelesaian
:
Menggunakan
Rumus
t = s/v =
30/15 = 2 sekon
Metode
Fisika Gasing
kecepatan 15
m/s artinya dalam 1 sekon menempuh jarak 15 meter
jika 30 meter, berapakah waktunya? tentu jawabanya 2 sekon
jika 30 meter, berapakah waktunya? tentu jawabanya 2 sekon
2. Sebuah mobil bergerak dengan kecepatan 10 m/s.
Kemudian dipercepat, sehingga dalam 5 detik kecepatannya menjadi 30 m/s.
Berapakah percepatan dan jarak yang ditempuh?
Penyelesaian:
Menggunakan rumus
·
Diketahui: v0 = 10
m/s v = 30 m/s
t = 5 detik
·
Ditanya: a (percepatan) dan s (jarak )
·
Jawab: Untuk menyelesaikan soal tersebut kita harus
tahu dulu bahwa v = v0 + a.t
·
Sehingga a = ( v – v0 )/t = ( 30 – 10
)/5 = 20/5 = 4 m/s2
·
Jarak s = v0. t + ½ a.t2
= 10 . 5 + ½. 4. 52 = 50 + 50 = 100 m
Metode Fisika Gasing
·
Mula-mula kecepatan 10 m/s, menjadi 30 m/s, dalam 5
detik.
·
5 detik bertambah ( 30-10 = 20 m/s)
·
Berarti kalau 1 detik kecepatannya bertambah
20/5 = 4 m/s
·
Maka percepatannya a = 4 m/s2
·
Untuk menghitung jarak tempuh: S = (10 x 5
+ 30 x 5 )/2 S = ( 50 + 150 )/2 = 200/2 = 100 m.
Keterangan: jarak
dihitung dengan cara kecepatan awal dikalikan waktu, ditambah kecepatan akhir
dikalikan waktunya dibagi dua.
3.
Motor dari keadaan diam dipercepat dengan percepatan 2
m/s, sehingga kecepatannya menjadi 12 m/s. Berapakah waktu yang diperlukan, dan
berapak jarak yang ditempuh?
Penyelesaian:
Menggunakan rumus:
·
Diketahui:v0 = 0
m/s
v = 12
m/s
a = 2 m/s2
·
Ditanya: t ( waktu) dan s (jarak)
·
Jawab:
·
Kita harus pilih salah satu rumus yaitu: v = v0
+ a.t
·
Sehingga t = ( v – v0)/a = (12 – 0)/2 = 6
detik.
·
Jaraknya: dari persamaan v2 = v02
+
2.a.s
- S = (v2 – v02)/2a
- S = ( 122 – 0)/(2.2)
- S = 144/4 = 36 meter.
Metode Fisika Gasing:
·
a = 2 m/s2 artinya 1 detik kecepatan
bertambah 2 m/s
·
maka agar kecepatan bertambah 12 m/s, waktunya t =
12/2 = 6 detik.
·
Untuk menghitung jarak tempuh:
S = (0 x 6 +
12 x 6 )/2
S = ( 0 + 72
)/2 = 72/2 = 36 meter.
4.
Perhatikan gambar!
Perhatikan
gambar di atas. Jika massa benda A 4 Kg dan massa benda B 6 Kg, tentukan
percepatan (a) sistem (gesekan dan massa tali diabaikan)!
Penyelesaian:
Jika benda B
tidak ada maka benda A tidak bergerak. Sistem (kedua benda) bergerak karena
benda B dihubungkan dengan benda A (lihat gambar). Berat benda B yang
menyebabkan sistem bergerak. Berat benda B tersebut = 6 Kgx 10 m/s2 = 60 N.
Percepatan dapat kita hitung melalui persamaan Hukum II Newton (a= F / m). Maka
percepatan sistem a = 60 / 10 = 6 m/s2..
Dari contoh-contoh soal diatas dapat kita bandingkan
bahwa untuk cara yang penggunaan rumus, siswa sebelum mengerjakan soal harus
tahu terlebih dahulu mana rumus yang digunakan, dan siswa juga harus mahir
memindah variable, sesuai apa yang ditanyakan. Disinilah siswa akan merasakan kesulitan
dan kebingungan untuk menentukan rumus yang digunakan, sesuai dengan apa yang
diketahui didalam soal.
Pada metode Fisika Gasing, siswa tidak perlu sama
sekali menghafalkan rumus yang digunakan. Siswa hanya diajarkan perkalian,
pembagian, penjumlahan dan pengurangan. Dengan cara seperti itu, maka pemahaman
siswa akan lebih mudah, dan siswa tidak terbebani dengan rumus-rumus fisika
yang menakutkan. Dengan metode ini siswa akan merasa enak, dan senang belajar
fisika, karena tidak perlu lagi menghafalkan rumus yang banyak.
Hasil
Penelitian Prof. Yohanes Surya
Selama 13 tahun sambil membina Tim Olimpiade Fisika
Indonesia, Prof. Yohanes Surya melakukan penelitian dalam menemukan
suatu pembelajaran fisika yang mudah diterima oleh siswa, mudah diajarkan
oleh guru serta membuat peserta ajar merasa asyik dan menyenangkan.
Menurut hasil penelitian yang dilakukan oleh Prof.
Yohanes Surya, untuk membuat fisika itu gampang, asyik dan menyenangkan
(Gasing) beberapa hal perlu diperhatikan (sebenarnya ini tidak semuanya
baru) :
1. Hindari matematika yang sulit, kalau
perlu cari alternatif solusi yang menggunakan matematika lebih sederhana
Contoh: Sebuah benda diletakan pada jarak 30 dari sebuah lensa
positif dengan fokus 10 cm. Jika tinggi
benda 2 cm, hitung tinggi bayangan.
Jawab: Konsep fisika dalam penyelesaian soal ini adalah pembiasan cahaya. Gambar
diatas diperoleh dengan menggunakan konsep pembiasan cahaya.
Untuk mendapatkan tinggi bayangan kita tidak perlu menggunakan rumus baku 1/f = 1/s
+ 1/s’ tetapi cukup menggunakan geometri
(karena ini adalah optika geometri ) yaitu melihat dua segitiga yang diarsir di atas. Dari gambar terlihat bahwa a:2 =10:20 atau a = 1 cm.
2. Manfaatkan pengertian konsep
fisika yang benar dan lebih menekankan pada logika dibandingkan dengan
menggunakan rumus-rumus turunan.
Contoh: Dua sepeda bergerak saling berhadapan masing-masing dengan laju
5 m/detik. Jarak kedua sepeda mula-mula 50 meter. Setelah berapa detik
kedua sepeda akan saling berpapasan?
3.
Gunakan
angka-angka yang mudah dan bulat seperti 1 , 2 , atau 10 ketika
sedang mengajarkan konsep melalui berbagai contoh soal. Hindari
angka-angka koma atau pecahan agar konsentrasi siswa tidak disimpangkan
dari solusi fisika ke solusi matematika.
Contoh: dalam mempelajari konsep gravitasi, gunakan percepatan
gravitasi 10 m/det2 bukan 9,8 m/det2. Setelah mereka
faham konsepnya dan tahu cara menyelesaikan soal, baru kita gunakan angka yang
sebenarnya.
4. Perbanyak
dialog langsung dengan siswa terutama tentang konsep-konsep fisika yang baru
diajarkan. Minta mereka mengeluarkan pendapatnya untuk menyelesaikan soal-soal
yang berhubungan dengan konsep yang diberikan.
5.
Perbanyak
eksperimen dan demonstrasi fisika sehingga tiap murid menikmati asyiknya fisika
dan mereka bisa merasakan bahwa fisika itu sungguh menyenangkan.
Hasil
penelitian yang dilakukan oleh Prof. Yohanes Surya kini sedang disebarluaskan
melalui gerakan cinta Fisika. Melalui gerakan sosial ini diharapkan bukan hanya
para guru tetapi masyarakat luas akan senang belajar fisika. Di beberapa
daerah sudah berlangsung dan hasilnya sangat menggembirakan. Hampir semua yang pernah
dilatih melihat betapa asyiknya dan mudahnya belajar fisika itu.
[berbagai sumber]