TRANSLATE ARTIKEL INI KE DALAM BAHASA LAIN DENGAN MENGKLIK PILIH BAHASA DIBAWAH

Wednesday, 12 December 2012

Konstanta-konstanta dalam Fisika dan Sistem Matrik Satuan


Tugas MK Fisika Zat Padat
(Dosen: Muh. Said L., S.Si., M.Pd)

Oleh Kelompok I:
A Sri Sofializa/20404109001
Abd. Rasyid Gufran/20404109002
Abdul Majid/20404109003
Agri Rukmana Floriza/20404109005
Aldin Rusman/20404109006
M. Al Furqan/20404109036


1.      Konstanta-konstanta dalam Fisika

TETAPAN
SIMBOL
NILAI
SATUAN
Bilangan Avogadro
NA
6,022045 x 1023
Mol-1
Jari- jari atom bohr
ao
5,291771x 10-11
m
Magneton bohr
µB
9,27408 x 10-24
J/T
5,78838 x 10-5
eV/T
Energy ionisasi hydrogen
Ei
13,60580
eV
Konstanta boultzman
k
1,38066 x 10-23
J/K
8,6174 x 10-5
eV/ K
Konstanta planck
h
6,62618 x 10-34
J.s
Nilai ħ
ħ
1,054589 x 10-34
J.s
Konstanta rydberg
R
1,0973732 x 107
M
13,60580
eV
Konstanta Stefan booltzman
5,6703 x 10-8
W/m2.kg2
Konstanta gravitasi
G
6,67259(85) x 10-11
N.m2/kg2
Konstanta gas umum
R
8,3144
J/mol.K
Kecepatan cahaya
C
2,99792458 x 108
m/s
Muatan electron
E
1,602189 X 10-19
C
Permiabilitas ruang hampa
µo
1,2566370614 x 10-6
T.m/A
Permitivitas ruang hampa
εo
8,854187817 x 10-12
C2/N.m2

2.      Massa atom beberapa partikel

MASSA PARTIKEL
KG
SMA
MEV/C2
Electron
9,10953 x 10-31
5,485803 x 10-4
0,511003
Proton
1,672649 x 10-27
1,00727647
938,280
Neutron
1,674955 x 10-27
1,00866501
939,573
Deuteron
3,34364 x 10-27
2,01355321
1875,628
Alfa
6,64477 x 10-27
4,00150618
3727,409

3.       Mencari sistem matrik satuan mulai dari 1024sampai 1024
AWALAN
LAMBANG
NILAI
Yotta
Zetta
Eksa
Peta
Tera
Giga
Mega
kilo
hekto
deka
deci
centi
mili
mikro
nano
piko
femto
atto
zepto
yocto
Y
Z
E
P
T
G
M
k
h
da
d
c
m
µ
n
p
f
a
z
y
1024
1021
1018
1015
1012
109
106
103
102
101
101
102
103
106
109
1012
1015
1018
1021
1024

4.      Faktor Konversi satuan

1 eV
1,602189 x 10-19 J
1 J
0,6241460901 x 1019 eV
1 sma
1,660566 x 10-27 kg
1 sma
931,502 MeV/C2
1Ã…
10-10 m
1 nm
10-9 m
1 nm
10Ã…
1 K
-272  ºC
1 tahun cahaya
3,156 x 107 detik


Inteligensi dan IQ


Menurut David Wechsler, inteligensi adalah kemampuan untuk bertindak secara terarah, berpikir secara rasional, dan menghadapi lingkungannya secara efektif. secara garis besar dapat disimpulkan bahwa inteligensi adalah suatu kemampuan mental yang melibatkan proses berpikir secara rasional. Oleh karena itu, inteligensi tidak dapat diamati secara langsung, melainkan harus disimpulkan dari berbagai tindakan nyata yang merupakan manifestasi dari proses berpikir rasional itu.
Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi inteligensi adalah :
1.      Faktor bawaan atau keturunan
Penelitian membuktikan bahwa korelasi nilai tes IQ dari satu keluarga sekitar 0,50. Sedangkan di antara 2 anak kembar, korelasi nilai tes IQnya sangat tinggi, sekitar 0,90. Bukti lainnya adalah pada anak yang diadopsi. IQ mereka berkorelasi sekitar 0,40 - 0,50 dengan ayah dan ibu yang sebenarnya, dan hanya 0,10 - 0,20 dengan ayah dan ibu angkatnya. Selanjutnya bukti pada anak kembar yang dibesarkan secara terpisah, IQ mereka tetap berkorelasi sangat tinggi, walaupun mungkin mereka tidak pernah saling kenal.

2.      Faktor lingkungan
Walaupun ada ciri-ciri yang pada dasarnya sudah dibawa sejak lahir, ternyata lingkungan sanggup menimbulkan perubahan-perubahan yang berarti. Inteligensi tentunya tidak bisa terlepas dari otak. Perkembangan otak sangat dipengaruhi oleh gizi yang dikonsumsi. Selain gizi, rangsangan-rangsangan yang bersifat kognitif emosional dari lingkungan juga memegang peranan yang amat penting.

3.      Inteligensi dan IQ
Orang seringkali menyamakan arti inteligensi dengan IQ, padahal kedua istilah ini mempunyai perbedaan arti yang sangat mendasar. Arti inteligensi sudah dijelaskan di depan, sedangkan IQ atau tingkatan dari Intelligence Quotient, adalah skor yang diperoleh dari sebuah alat tes kecerdasan. Dengan demikian, IQ hanya memberikan sedikit indikasi mengenai taraf kecerdasan seseorang dan tidak menggambarkan kecerdasan seseorang secara keseluruhan.
Skor IQ mula-mula diperhitungkan dengan membandingkan umur mental (Mental Age) dengan umur kronologik (Chronological Age). Bila kemampuan individu dalam memecahkan persoalan-persoalan yang disajikan dalam tes kecerdasan (umur mental) tersebut sama dengan kemampuan yang seharusnya ada pada individu seumur dia pada saat itu (umur kronologis), maka akan diperoleh skor 1. Skor ini kemudian dikalikan 100 dan dipakai sebagai dasar perhitungan IQ. Tetapi kemudian timbul masalah karena setelah otak mencapai kemasakan, tidak terjadi perkembangan lagi, bahkan pada titik tertentu akan terjadi penurunan kemampuan.
4.      Pengukuran Inteligensi
Pada tahun 1904, Alfred Binet dan Theodor Simon, 2 orang psikolog asal Perancis merancang suatu alat evaluasi yang dapat dipakai untuk mengidentifikasi siswa-siswa yang memerlukan kelas-kelas khusus (anak-anak yang kurang pandai). Alat tes itu dinamakan Tes Binet-Simon. Tes ini kemudian direvisi pada tahun 1911.
Tahun 1916, Lewis Terman, seorang psikolog dari Amerika mengadakan banyak perbaikan dari tes Binet-Simon. Sumbangan utamanya adalah menetapkan indeks numerik yang menyatakan kecerdasan sebagai rasio (perbandingan) antara mental age dan chronological age. Hasil perbaikan ini disebut Tes Stanford_Binet. Indeks seperti ini sebetulnya telah diperkenalkan oleh seorang psikolog Jerman yang bernama William Stern, yang kemudian dikenal dengan Intelligence Quotient atau IQ. Tes Stanford-Binet ini banyak digunakan untuk mengukur kecerdasan anak-anak sampai usia 13 tahun.
Salah satu reaksi atas tes Binet-Simon atau tes Stanford-Binet adalah bahwa tes itu terlalu umum. Seorang tokoh dalam bidang ini, Charles Sperrman mengemukakan bahwa inteligensi tidak hanya terdiri dari satu faktor yang umum saja (general factor), tetapi juga terdiri dari faktor-faktor yang lebih spesifik. Teori ini disebut Teori Faktor (Factor Theory of Intelligence). Alat tes yang dikembangkan menurut teori faktor ini adalah WAIS (Wechsler Adult Intelligence Scale) untuk orang dewasa, dan WISC (Wechsler Intelligence Scale for Children) untuk anak-anak.
Di samping alat-alat tes di atas, banyak dikembangkan alat tes dengan tujuan yang lebih spesifik, sesuai dengan tujuan dan kultur di mana alat tes tersebut dibuat.
5.      Inteligensi dan Bakat
Inteligensi merupakan suatu konsep mengenai kemampuan umum individu dalam menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Dalam kemampuan yang umum ini, terdapat kemampuan-kemampuan yang amat spesifik. Kemampuan-kemampuan yang spesifik ini memberikan pada individu suatu kondisi yang memungkinkan tercapainya pengetahuan, kecakapan, atau ketrampilan tertentu setelah melalui suatu latihan. Inilah yang disebut Bakat atau Aptitude. Karena suatu tes inteligensi tidak dirancang untuk menyingkap kemampuan-kemampuan khusus ini, maka bakat tidak dapat segera diketahui lewat tes inteligensi.
Alat yang digunakan untuk menyingkap kemampuan khusus ini disebut tes bakat atau aptitude test. Tes bakat yang dirancang untuk mengungkap prestasi belajar pada bidang tertentu dinamakan Scholastic Aptitude Testdan yang dipakai di bidang pekerjaan adalah Vocational Aptitude Test dan Interest Inventory. Contoh dari Scholastic Aptitude Test adalah tes Potensi Akademik (TPA) dan Graduate Record Examination (GRE). Sedangkan contoh dari Vocational Aptitude Test atau Interest Inventory adalah Differential Aptitude Test (DAT) dan Kuder Occupational Interest Survey.
6.      Inteligensi dan Kreativitas
Kreativitas merupakan salah satu ciri dari perilaku yang inteligen karena kreativitas juga merupakan manifestasi dari suatu proses kognitif. Meskipun demikian, hubungan antara kreativitas dan inteligensi tidak selalu menunjukkan bukti-bukti yang memuaskan. Walau ada anggapan bahwa kreativitas mempunyai hubungan yang bersifat kurva linear dengan inteligensi, tapi bukti-bukti yang diperoleh dari berbagai penelitian tidak mendukung hal itu. Skor IQ yang rendah memang diikuti oleh tingkat kreativitas yang rendah pula. Namun semakin tinggi skor IQ, tidak selalu diikuti tingkat kreativitas yang tinggi pula. Sampai pada skor IQ tertentu, masih terdapat korelasi yang cukup berarti. Tetapi lebih tinggi lagi, ternyata tidak ditemukan adanya hubungan antara IQ dengan tingkat kreativitas.
Para ahli telah berusaha mencari tahu mengapa ini terjadi. J. P. Guilford menjelaskan bahwa kreativitas adalah suatu proses berpikir yang bersifat divergen, yaitu kemampuan untuk memberikan berbagai alternatif jawaban berdasarkan informasi yang diberikan. Sebaliknya, tes inteligensi hanya dirancang untuk mengukur proses berpikir yang bersifat konvergen, yaitu kemampuan untuk memberikan satu jawaban atau kesimpulan yang logis berdasarkan informasi yang diberikan. Ini merupakan akibat dari pola pendidikan tradisional yang memang kurang memperhatikan pengembangan proses berpikir divergen walau kemampuan ini terbukti sangat berperan dalam berbagai kemajuan yang dicapai oleh ilmu pengetahuan.

Pengertian dan Macam-macam Variabel Penelitian (Soal-Jawab)


Tugas MK Metodologi Penelitian
(Dosen: M. Yusuf H. M.pd)

Oleh:
Nama   : M. Al Furqan
Nim     : 20404109036
Kelas   : Fisika 2

1.      Jelaskan pengertian Variabel Penelitian.
Jawab:
Variabel penelitian adalah Segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang di tetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya.
2.      Jelaskan yang dimaksud dengan Variable independent.
Jawab:
Variable independent adalah variable yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahan atau timbulnya variable terikat (dependen).
3.      Jelaskan yang dimaksud denganVariabel dependen.
Jawab:
Variabel dependen adalah variable yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena adanya variable bebas.
4.      Jelaskan yang dimaksud denganVariable moderator.
Jawab:
Variable moderator adalah variable yang mempengaruhi (memperkuat atau memperlemah) hubungan antara variable dependen dan variable independent.
5.      Jelaskan yang dimaksud denganVariable intervening.
Jawab:
Variable intervening adalah variable yang secara teoritis mempengaruhi hub. Antara variable dependen dan variable independent menjadi hub. Yang tidak langsung dan tidak dapat diamati dan diukur.
6.      Jelaskan yang dimaksud denganVariable control.
Jawab:
Variable control adalak variable yang dikendalikan atau dibuat konstan sehingga pengaruh variable independent terhadap dependen tidak dipengaruhi oleh factor luar yang tidak diteliti.
7.      Apa yang dimaksud dengan Variabel Kualitatif dan Variabel Kuantitatif ?
Jawab:
Qualitative Variable, adalah variabel yang datanya berupa data kualitatif (skala nominal atau ordinal). Sedangkan Quantitative Variable, adalah variabel yang datanya berupa angka (skala ordinal, interval, atau rasio).



8.       Jelaskan apa yang dimaksud dengan komponen variabel
Jawab:
Component Variable, adalah bagian dari suatu variabel yang apabila diperlakukan sebagai variabel tersendiri akan dapat memberikan hasil penelitian yang lebih baik.
9.      Jelaskan apa yang dimaksud dengan Distractor Variable
Jawab:
Distractor Variable  yaitu variabel yang dapat mengungkapkan bahwa kesimpulan yang benar dari suatu analisis adalah kebalikan dari apa yang disimpulkan pada desain sebelumnya.
10.  Jelaskan apa yang dimaksud dengan Supressor Variable
Jawab:
Supressor Variable yaitu variabel yang menekan pengaruh suatu variabel terhadap variabel yang lain.
11.   Jelaskan apa yang dimaksud dengan variabel Eksogen dan Endogen
Exogeneous Variable, adalah variabel yang dianggap memiliki pengaruh terhadap variabel yang lain, namun tidak dipengaruhi oleh variabel lain dalam model. Sedangkan Endogeneous Variable, adalah variabel yang dianggap dipengaruhi oleh variabel lain dalam model.
12.   Jelaskan apa yang dimaksud dengan Variabel Teramati dan Laten
Observed Variable, adalah variabel yang dapat ”diamati” secara langsung.Sedangkan Latent Variable, adalah variabel yang tidak dapat ”diamati” secara langsung namun harus dikonstruk sedemikian rupa dari berbagai indikator.
Catatan: Indikator yang digunakan untuk mengukur VL adalah Variabel Teramati (VTm) atau Observed Variable/Manifest Variable.

ANDA PENGUNJUNG KE :

CARI ARTIKEL LAIN DI BLOG INI DENGAN MEMASUKKAN KATA PADA KOLOM SEARCH DIBAWAH